Warisan Budaya Noken Papua
Kali ini pada halaman utama mesin pencari Google tanggal 4/12/2020 menampilkan gambar Doodle warisan budaya Noken Papua.
Apakah ada yang tahu apa itu Noken Papua?
Noken adalah tas yang unik tradisional khas dari Masyarakat Papua yang terbuat dari bahan kulit kayu.
Tas tersebut fungsiya sama seperti tas pada umumya yang digunakan untuk membawa kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat Papua meggunakan tas ini biasanya untuk membawa hasil dari pertaianya yaitu seperti sayuran, dll dan juga digunakan untuk membawa barang dagangan kepasar.
Walaupun tas ini sama pada ummnya. Namun yang berbeda dan unik adalah mereka tidak menempatkan Noken pada bahu seperti kebanyakan tas, tapi dibawa dengan kepala.
Memang tidak ada penjelasan yang khusus mengapa tas ini dilekatkan di kening, hanya saja ada penelasan dari salah seorang pengrajin kayu asal Papua mengatakan, hal tersebut sudah menjadi kebiasaan masarakat Papua.
Dengan keunikan dari kerajinan ini Akhirnya warisan budaya Papua ini di daftarkan dan diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tnggal 4 Desember 2012, Noken khas Papua ini ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda UNESCO.
Noken mengajarkan kita tentang berbagi, demokrasi, dan kebenaran, kata Ketua Yayasan Noken Indonesia, Titus Christoforus Pekei dalam dialog tentang Papua, di Jakarta, 18 November 2019.
Di lain kesempatan, Titai juga menyebut noken seperti rahim seorang ibu. Darinya, ada kehidupan dan eksistensi untuk terus hidup dan lestari.
Tak berhenti di situ, noken juga menyimpan makna menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Hal ini bisa dilihat dari bahan dan proses pembuatan yang dilakukan, semua bersahabat dengan lingkungan.
Ia menyebut, awalnya noken banyak diremehkan oleh orang-orang, karena mereka tidak mengetahui makna penting noken bagi masyarakat Papua.
Noken dibuat dari serat-serat kayu, daun, akar beringin, atau batang anggrek dengan cara dianyam atau dirajut.
Perempuan yang sudah bisa merajut noken, maka oleh masyarakat Papua dianggap sudah mencapai titik kedewasaan.
Serat kayu yang digunakan untuk membuat noken harus dipisah-pisahkan agar berbentuk seperti benang.
Tidak sembarangan kayu bisa digunakan, harus digunakan kayu yang memiliki batang lembut, agar proses pemisahan itu mudah dilakukan.
Awalnya, kulit kayu diambil dari batang, kemudian dipisahkan antara kulit dan seratnya. Setelah terpisah, serat kayu ditumbuk dan diremas-remas.
Hasil tumbukan dan remasan itu kemudian dijemur kering dan dijadikan berbentuk seperti helaian benang, tipis-tipis. Jika sudah siap, maka proses rajut bisa dimulai.
Dibutuhkan waktu yang beragam, mulai hitungan hari-bulan, untuk bisa menyelesaikan sebuah noken, tergantung dari ukuran dan tingkat kerumitannya.
Sebenarnya, ada juga bahan benang yang digunakan untuk membuat sebuah noken. Namun, ini biasanya hanya untuk variasi dan mempercantik warna noken. Untuk kekuatan, bahan serat kayu tetap jauh lebih baik.
Masyarakat Papua, ada lebih dari 250 suku dan masing-masing suku memiliki gaya tersendiri dalam merajut noken. Bayangkan betapa kayanya budaya tanah Papua, baru dilihat dari satu benda.
Demikian Warisan dari hasil karya Khas Masyarakat Papua yaitu Noken. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita. terimakash atas kunjungannya
0 Response to "Warisan Budaya Noken Papua"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak