Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan sallam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu istiqomah
Pengertian Pendidikan Islam
Secara umum konsep pendidikan Islam mengacu pada makna dan asal kata yang membentuk kata pendidikan itu sendiri dalam hubungannya dengan ajaran Islam.
Dalam konteks ini akan dirunut hakikat pendidikan Islam yang sekaligus menggambarkan apa yang dimaksud dengan pendidikan bila dikaitkan dengan ajaran Islam, dengan menempatkan hakikat dari setiap komponen dari sistem pendidikan Islam.
Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam yaitu:
1. al-Tarbiyah,
2. al-Ta’lim dan
3. al-Ta’dib.
Ketiga-tiganya merujuk kepada Allah.
Tarbiyah yang ditengarahi sebagai kata bentukan dari kata Robb atau رب Robba mengacu kepada Allah sebagai Robb al-Amin.
Sedangkan Ta’lim اّرب yang berasal dari kata Alama juga merujuk kepada Allah sebagai dzat yang maha ‘Alim.
Selanjutnya ta’dib seperti termuat pada pernyataan Rasul shalallahu 'alaihi wassallam. Addabany Rabby Faahsana ta’diby memperjelas bahwa sumber utama pendidikan adalah Allah.
Kemudian dari kosa kata Robb tersebut dijadikan salah satru rujukan dalam menyusun konsep pendidikan Islam oleh para ahli didik.
1. Istilah al-Tarbiyah
Penggunaan istilah al-tarbiyah bersal dari kata Robb walaupun kata ini memiliki banyak arti akan tetapi pengertian dasarnya merujuk pada kata اّربّ - يربّ – رب yang artinya mengasuh, memimpin, dan ربت –ربتا – يربت dengan arti mendidik.
Dalam penjelasan lain, kata al-Tarbiyah seperti yang diuraikan oleh Abdurrahman an-Nahlawi Menurutnya kata tersebut berasal dari tiga kata yaitu:
Pertama يربو – ربى yang berarti bertambah dan tumbuh, kedua – ربى يربى yang berarti menjadi besar, ketiga ّيربّ – رب yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
Begitu juga kata Rabb sebagaimana yang terdapat dalam QS. surat Al-Fatihah/1:2 (al hamdulillahi robbil al-‘amin) mempunyai kandungan makna yang berkonotasi dengan istilah al-Tarbiyah.
Sebab kata Rabb (Tuhan) dan Murrabi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini maka Allah adalah pendidik yang agung bagi seluruh alam semesta.
Uraian diatas secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya termasuk manusia.
Dalam konteks yang luas pengertian pendidikan Islam yang terkandung dalam al-Tarbiyah terdiri atas empat unsur pendidikan, yaitu:
1. Menjaga dan memelihara penjelang baligh.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.
3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi ini menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya.
4. Proses ini dilaksanakan secara bertahap. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengembangan seuruh potensi anak-anak secara bertahap menurut agama Islam.
Penggunaan al-Tarbiyah untuk menunjukkan makna pendidikan Islam dapat dipahami dengan merujuk firman Allah ;
ربّ ارحمهما آما ربّينى صغيرا . الاسرأ: ٢٤
Artinya: “…Wahai Tuhanku kasihanilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik waktu kecil”. (QS. Al-Isra’:24)
قال الم نربّك فينا وليدا ولبثت فينا من عمرك سنين . الشعرا: ١٨
Artinya: “Fir’aun menjawab, kami telah mengasuhmu diantara keluarga kami waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu”. (QS. Asy-Syura’:18).
Dari kedua ayat diatas, dapat diambil pengertian bahwa at-Tarbiyah adalah proses pengasuhan pada fase permulaan pertumbuhan manusia.
Ayat 2 surat al-Isra’ menunjukkan bahwa pendidikan pada fase ini menjadi tanggung jawab keluarga, ketika anak masih dalam usia kebergantungan.
Sedangkan dalam ayat 18 surat Asy-Syu’ara di atas dijelaskan tentang kelalaian Fir’aun kepada Musa As-Sunnah. bahwa Islam telah mendidiknya pada masa kecil Musa As-Sunnah. dan tidak memasukkannya pada golongan anak-anak yang dibunuh ketika itu.
Musa telah dianggap anggota keluarga selama beberapa tahun; jelaslah bahwa, kedua ayat ini memberikan penegasan tentang pengertian “At-Tarbiyah”.
2. Istilah al-Ta’lim
Kata ini berasal dari kata “allama ” , yang berarti mengajar. ( علم ) Kata ini terdapat dalam firman Allah:
وَعَلَّمَ اَدَمَ اْلاَسْمَاءَ آلّها ثُمَّ عَرضهمَعَلىَ اْلمَلاَئِكَةِ (البقراه :٣١
Artinya: “Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakan kepada para malaikat”. (QS. al-Baqarah / 2:31)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
فَاعْلَمُ اَنّهُ لاَلِهَ اِلاَّ االله (محمّد : ١٩
Artinya: “Maka, ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah”. (QS. Muhammad : 19).
Kata allama pada kedua ayat tersebut mengandung pengertian ( علم ) sekedar memberitahu atau memberi pengetahuan, tidak berarti membina kepribadian.
Secara etimologi, ta’lim konotasi pembelajaran, yaitu proses tranfer ilmu pengetahuan. Dalam kaitan ini ta’lim cenderung dipahami sebagai proses bimbingan yang dititikberatkan pada aspek peningkatan intelektualitas peserta didik.
Hal ini juga diperkuat oleh pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan dalam arti ta’lim menunjukkan proses pemberian informasi kepada obyek didik itu adalah mahluk berakal.
Melalui proses ta’lim ini, manusia sebagai peserta didik dengan akal yang ada pada dirinya dan sekaligus sebagai khalifahnya dapat mencapai pengetahuan dengan baik.
Dengan demikian potensi akal manusia itu tidak terbatas untuk menerima informasi belaka, namun juga dimaksudkan untuk memberdayakan potensi akal itu untuk tujuan diutusnya manusia menjadi khalifah Tuhan di bumi persada ini.
3. Istilah at-Ta’dib
Pengertian pendidikan, selain termuat dalam tarbiyah juga digunakan konsep ta’dib. Konsep ini didasarkan pada hadits Nabi:
عن ابى مسعود رضي االله عنه قال ׃ قال رسول االله صلعم ׃ ادبنى ربّى فاحسن تأديبى( رواه البخارى ومسلم
Artinya: “Tuhan telah mendidikku, maka Ia sempurnakan pendidikanku”. (H.R. Al-Jari dan Muslim)
Kata addaba dalam hadits di atas dimaknai Al-Attas sebagai “mendidik” selanjutnya ia mengemukakan bahwa hadits tersebut bisa dimaknai kepada “Tuhanku telah membuatku mengenal dan mengakui dengan adab yang dilakukan secara beransur-ansur ditanamkan-Nya ke dalam diriku, tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu didalam penciptaan.
Sehingga hal itu membimbingku ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-Nya yang tepat didalam tatanan wujud dan kepribadian serta sebagai akibatnya ia telah membuat pendidikanku yang lebih baik.
Berdasarkan batasan tersebut, maka al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara begransur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan.
Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tenpat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya. Dalam konteks ini, terlihat hubungan antara konsep tarbiyah, ta’dib dan ta’lim.
Ketiganya menggambarkan konsep pendidikan Islam secara hakiki ketiga konsep ini menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan telelogis (tujuan) dalam pendidikan Islam.
Hubungan teologis ditampilkan pada keterikatan masyarakat sebagai obyek dann subyek pendidikan
kepada nilai ”illahiyah”.
Adapun hubungan teologis digambarkan oleh tujuan pendidikan Islam, yaitu membentuk akhlak, sosok insan kamil sebagai pengabdi Allah tanpa pamrih (istislan) keduanya menyatu pada tujuan yang sama, yaitu pengabdi kepada Allah.
Terlepas dari perdebatan makna dari ketiga term di atas, secara terminologi, para ahli pendidikan Islam telah mencoba memformulasikan pengertian pendidikan Islam.
Diantara batasan yang sangat variatif tersebut adalah:
1. Al-Syaibany; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
2. Muhammad Fadhil al-Jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.
Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
3. Ahmad D. Marimba: mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani atau rohani, peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil).
4. Ahmad Tafsir: mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.
Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.
Sedang menurut pandangan Barat, pendidikan diambil dari kata “education” Coser at all, mengungkapkan : “Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values from one person to another.
Sementara itu dalam Webster disebutkan : Education is the process of training and developing the knowledge, skill, mind, character etc. especially by formal schooling.
Menurut pandangan ini, pendidikan berarti usaha yang disengaja, pemindahan pengetahuan secara formal, ketrampilan dan pemindahan nilai dari seseorang ke orang lain.
Sedang menurut Webster menyebutkan pendidikan adalah proses latihan dan usaha pengembangan pengetahuan, ketrampilan, berpikir, pengembangan karakter dan lain sebagainya terutama dalam pendidikan formal.
Kaidah-kaidah tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan ada pendidik yag berfungsi sebagai pelatih, pengembang, pemberi atau pewaris.
Kemudian terdapat bahan yang dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yakni pengetahuan, ketrampilan, berfikir karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid yang menerima latihan, pengembangan, pembicaraan, dan pewarisan pengetahuan, ketrampilan pikiran dan karakter.
Dari berbagai pengertian yang telah penulis ketengahkan dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah “usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa dalam membantu dan membimbing anak didik agar mereka dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya, baik yang tampak dalam cara berfikir, bersikap maupun dalam bentuk tingkah laku atau dengan istilah menuju terbentuknya kepribadian utama (insan
kamil).
Jadi pendidikan Islam yang memberi seperangkat ketrampilan pengajaran agama Islam dan ilmu penunjang lain itu, tujuannya tidak semata-mata memperkaya pikiran anak didik dengan teks-teks dan
pengajaran Islam saja, tetapi juga untuk meningkatkan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap tingkah laku yang jujur dan bermoral tinggi.
0 Response to "Pendidikan Islam"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak