Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu dirahmati dan Istiqomah.
Pengertian Iman kepada Malaikat
Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan.
Kata malaikat berasal dari bahasa Arab yaitu malā’ikah (ملَئِكَةٌ) yang merupakan bentuk jamak dari kata malak (مَلَكَ) yang terambil dari kata la’aka (لَأَكَ) yang berarti “menyampaikan sesuatu”.
Jadi, malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah Subhanahu wata'ala. Menurut istilah, mailakat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wata'ala dari cahaya, sebagai utusan Allah Subhanahu wata'ala yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang terhadap perintahperintah-Nya.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Subhanahu wata'ala menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksakan segala perintah-Nya.
Orang yang mengimaninya akan senantiasa menggunakan seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dari dalam berkata-kata dan berbuat.
Hukum Beriman kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat hukumnya adalah far«u ‘ain. Ia merupakan salah satu rukun iman selain iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber dari al-Qur’ān dan hadis sebagai berikut:
Q.S. al-Baqarah/2:285
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ
Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qurān) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membedabedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
Q.S. an-Nisā’/4:136
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya (Muhammad saw.) dan kepada Kitab (al-Qurān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh”
Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَوْمًا بَارِزًا لِلنَّاسِ إِذْ أَتَاهُ رَجُلٌ يَمْشِي فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَلِقَائِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ الْآخِرِ
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam muncul di tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, ‘Wahai Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam, apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu harus percaya kepada Allah Subhanahu wata'ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kebangkitan di akhirat nanti...” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Tentang Penciptaan Malaikat
Mengingat sedikitnya pengetahuan yang dimiliki manusia terutama berkaitan dengan hal-hal yang gaib termasuk malaikat, sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malaikat adalah dengan berpedoman kepada al-Qur’ān dan hadis-hadis Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
Artinya: “Dari Aisyah berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim)
Keterangan lain tentang malaikat sebagaimana dijelaskan dalam Q.S.Fātir/35:1 disebutkan bahwa malaikat mempunyai sayap. Allah Swt. berfirman:
اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ جَاعِلِ الۡمَلٰٓئِکَۃِ رُسُلًا اُولِیۡۤ اَجۡنِحَۃٍ مَّثۡنٰی وَ ثُلٰثَ وَ رُبٰعَ ؕ یَزِیۡدُ فِی الۡخَلۡقِ مَا یَشَآءُ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ
Artinya: “Segala puji bagi Allah Subhanahu wata'ala pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Subhanahu wata'ala menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Subhanahu wata'ala Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S.Fātir/35:1)
Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa malaikat adalah makhluk Allah Subhanahu wata'ala yang diciptakan dari nur atau cahaya dan memiliki sayap, sehingga jika ada keterangan lain yang menyatakan bahwa malaikat memiliki ciri-ciri yang tidak sesuai dengan keterangan dari al-Qur’ān dan hadis, patutlah kita meragukannya.
Perbedaan Malaikat dengan Manusia dan Jin
Dari segi asal kejadian, malaikat berbeda dengan manusia dan jin, yaitu bahwa malaikat diciptakan dari nur atau cahaya sementara manusia dan jin masing-masing diciptakan dari tanah dan api. Dari sifat dan ciri-cirinya, perbedaan malaikat, manusia, dan jin dapat dilihat dalam tabel berikut.
Malaikat |
Manusia |
Jin/Setan/Iblis |
Tidak memiliki nafsu |
Memiliki nafsu |
Memiliki nafsu |
Selalu taat kepada Allah Subhanahu wata'ala. |
Ada yang taat dan ada yang durhaka |
Selalu durhaka kepada Allah Subhanahu wata'ala. |
Tidak berjenis kelamin |
Berjenis kelamin |
Berjenis kelamin |
Tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak kawin |
Makan, minum, tidur, dan kawin
|
Makan, minum, tidur, dan kawin |
Memiliki akal pikiran yang bersifat statis |
Memiliki akal pikiran yang bersifat dinamis |
Memiliki akal pikiran |
Gaib |
Nyata |
Nyata |
Jumlah Malaikat
Karena sifatnya gaib, berapa jumlah malaikat secara terinci sebagaimana
manusia, hanya Allah Subhanahu wata'la dan Rasul-Nya yang tahu.
Namun demikian,
keterangan hadis berikut dapat memberikan penjelasan tentang banyaknya
jumlah malaikat. Hadis berikut menggambarkan banyaknya jumlah malaikat.
Perhatikan hadis dari Ali ra:
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَتَى أَخَاهُ الْمُسْلِمَ عَائِدًا مَشَى فِي خَرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ
Artinya: Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah).
Banyaknya jumlah malaikat tersebut menggambarkan betapa Mahakuasa Allah Subhanahu wata'ala karena dengan jumlah malaikat yang demikian banyak, sangat mudah bagi Allah Subhanahu wata'ala untuk mengetahui gerak-gerik serta tingkah laku manusia.
Namun demikian, umat Islam diperintahkan untuk mengetahui dan mengimani sepuluh nama malaikat yang diberikut tugas secara langsung kepada manusia.
Nama-nama malaikat tersebut diabadikan oleh Allah Subhanahu wata'ala dalam al-Qur’ān serta hadis Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam.
Kesepuluh nama malaikat yang wajib kita ketahui dengan tugas-tugasnya masing-masing dijelaskan pada bagian di bawah ini.
Nama Malaikat dan Tugasnya Masing-masing
Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki tugas. Bedanya, tugas yang diberikan Allah Subhanahu wata'ala kepada manusia seringkali diabaikan bahkan dipertentangkan untuk dilaksanakannya.
Namun para malaikat, yang diberikan tugas oleh Allah Subhanahu wata'ala kepadanya, tidak pernah menunda apalagi melalaikan dan membangkang untuk mengerjakannya.
Bahkan, dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wata'ala. dan dia tidak mendurhakai-Nya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah Subhanahu wata'ala terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. at-Tahrim/66:6)
Di antara tugas-tugas malaikat itu antara lain:
- Beribadah kepada Allah Subhanahu wata'ala dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa rasa bosan atau terpaksa;
- Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul;
- Memohon ampunan bagi orang-orang beriman;
- Meniup sangkakala;
- Mencatat amal perbuatan;
- Mencabut nyawa;
- Memberi salam kepada ahli surga;
- Menyiksa ahli neraka;
- Memikul ‘arsy;
- Memberi kabar gembira dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin; dan
- Mengerjakan pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas.
Penjelasan tentang nama-nama malaikat dan tugasnya masing-masing adalah sebagai berikut.
Malaikat Jibril dikenal juga sebagai penghulu para malaikat. Ia adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam al-Qur’ān.
Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam al-Qur’ān yaitu pada Q.S. al-Baqarah/2:97-98 dan Q.S. at-Tahrim/66:4.
Malaikat Jibril memiliki beberapa nama lain atau julukan, di antaranya adalah Rµh al-Amin dan Rµh al-Qudus.
Adapun tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu dari Allah Subhanahu wata'ala kepada para nabi
dan rasul-Nya.
Malaikat Jibril pula yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa alaihi sallam kepada ibunya Maryam dan menyampaikan al-Qur’ān kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassallam.
Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam untuk terus naik menghadap Allah Subhanahu wata'ala.
Ia berkata, “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah Subhanahu wata'ala. Perlu waktu enam puluh ribu tahun lagi aku harus terbang untuk dapat aku capai.
Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh”. Mahasuci Allah Subhanahu wata'ala, ternyata Malaikat Jibril as. saja tidak sampai kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Malaikat Mikail adalah malaikat yang diberi tugas untuk mengatur urusan makhluk Allah Subhanahu wata'ala sekaligus mengatur rezeki terutama kepada manusia.
Ia bertugas mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lainlain di muka bumi ini.
Malaikat Mikail termasuk salah satu malaikat yang menjadi pembesar seluruh malaikat selain Malaikat Jibril.
Di samping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Di antara tugas yang pernah dilakukan bersama Malaikat Jibril adalah sebagai berikut:
- Ketika Malaikat Jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassallam untuk dicuci hatinya karena akan diisi dengan iman, islam, yakin dan sifat hilim ia mengambil peran sebagai pengambil air al-Kau¡ar (air zam.zam) untuk dijadikan sebagai pencuci hati Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassallam.
- Ketika Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassallam. mendapat kepercayaan untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj, Malaikat Mikail besama Jibril ikut mendampingi selama perjalanan.
- Malaikat Mikail juga bertugas untuk menyampaikan lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan nyawa bagi orang yang dimaksud.
Malaikat Izrail diberi tugas mencabut nyawa semua makhluk termasuk dirinya sendiri. Ia dikenal juga dengan sebutan Malaikat Maut.
Ia merupakan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril dan Mikail, dan Israfil. Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Subhanahu wata'ala, hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya.
Seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan.
Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat, yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab.
Untuk mengetahui di mana seseorang akan menemui ajalnya, adalah tugas dari Malaikat Arham.
Malaikat Israfil diberi tugas meniup sangkakala. Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, menunggu perintah dari Allah Subhanahu wata'ala untuk meniupnya pada hari kiamat.
Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/bukit suci di Jerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan orangorang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.
Di dalam kitab Tanbihul Gāfilin Jilid 1 halaman 60 ada sebuah hadis panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam bersabda, “Ketika Allah Subhanahu wata'ala telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah Subhanahu wata'ala menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada Malaikat Israfil.
Kemudian ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. Saya bertanya: “Ya Rasulullah saw. apakah sangkakala itu?”
Jawab Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam. “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya; “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam.;
“Sangat besar bulatannya, demi Allah Subhanahu wata'ala yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali.
Pertama: Nafkhatul fazā’ (untuk menakutkan). Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’aq (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadis di atas, disebutkan bahwa sangkakala atau terompet Malaikat Israfil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuknya laksana tanduk
mengingatkan kita pada terompet orang-orang zaman dahulu yang terbuat dari tanduk.
Malaikat Munkar diberi tugas untuk bertanya kepada orang yang sudah mati di alam kubur bersama Malaikat Nakir
Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir adalah dua malaikat yang bertugas menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur.
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jamaah pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan.
Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir menanyakan tiga pertanyaan: “Siapa Tuhanmu? Siapa nabimu? Apa agamamu? Apa kitabmu? Di mana kiblatmu? Siapa saudaramu?”.
Seorang mukmin yang saleh akan merespons dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Allah Subhanahu wata'ala, Muhammad adalah nabi mereka, agama mereka adalah Islam, alQur’ān adalah kitab mereka, Ka’bah adalah kiblat mereka, dan muslimin dan muslimat adalah saudara mereka.
Jika jawaban benar, waktu yang dihabiskan untuk menunggu hari kebangkitan adalah menyenangkan.
Mereka yang tidak menjawab seperti yang dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.
Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusia. Ia bersama Malaikat ‘Atid yang mencatat amal buruk berjalan beriringan. Q.S. Qāf/50:18).
Dari Anas ra., dari Nabi Muhammad shalallahu 'aaihi wassallam., Sabdanya: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala telah menugaskan dua malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati, Tuhan perintahkan kedua malaikat itu dengan firman-Nya, “Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (H.R. Abu al-Syeikh dan Tabrani)
Malaikat ‘Atid adalah bertugas mencatat segala amal keburukan manusia. Kedua malaikat ini (Raqib dan ‘Atid) sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah Swt. Mereka mencatat dengan penuh ketelitian, sehingga tidak ada satu pun keburukan dan kebaikan yang luput dari catatan keduanya. Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi menjatuhkan vonis. Mereka hanya menyetor data, semua keputusan ada pada Maha kasih-sayang Allah Swt
Malaikat Malik adalah pemimpin malaikat yang bertugas di neraka. Malaikat Malik disebut dalam Q.S. Az-Zukhruf/43 :77:
Artinya : “Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhan-mu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Q.S. az-Zukhruf/43:77 )
Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa Malaikat Malik adalah pemimpin malaikat yang bertugas di neraka. Hal ini dipertegas oleh firman Allah Subhanahu wata'ala yang artinya, “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”. (Q.S. al-Mudda¡¡ir/74:30)
Malaikat Ridwan diberi tugas menjaga dan mengawasi surga serta menyambut semua hamba Allah Swt. yang akan masuk ke dalamnya. Ia sangat ramah menyambut dan mempersilahkan orang-orang yang akan masuk ke dalam surga.
Hikmah Beriman kepada Malaikat
Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil pelajaran dari apa yang diimani. Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat AllahSubhanahu wata'ala, pelajaran yang dapat dipetik antara lain seperti berikut:
1. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wata'ala.
2. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Subhanahu wata'ala.
3. Menambah kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh
pancaindra.
4. Menambah rasya syukur kepada Allah Subhanahu wata'ala karena melalui malaikat-malaikatNya, manusia memperoleh banyak karunia.
5. Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain ketika melakukannya.
6. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
7. Semakin giat dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat Allah Subhanahu wata'ala tanpa usaha dan kerja keras.
Dengan senantiasa menghadirkan dan meneladani sifat-sifat malaikat dalam kehidupan, maka kita akan, bertindak seperti berikut:
1. Berkata dan berbuat jujur karena di mana dan ke mana pun malaikat pasti mengawasi kita.
2. Patuh dan taat terhadap hukum-hukum Allah Swt. dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
3. Melaksanakan tugas yang diembankan kepada kita dengan penuh tanggung jawab keikhlasan.
4. Bertindak hati-hati serta penuh perhitungan dalam perkataan dan perbuatan.
5. Memiliki rasa empati dengan memberikan bantuan kepada orang yang sedang membutuhkan bantuan (kepedulian sosial).
6. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri teladan bagi lingkungannya.
7. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu.
8. Berusaha sekuat tenaga untuk menghindari berbagai perbuatan buruk.
9. Tidak bersikap sombong (riya’) dalam berbuat kebaikan.
Hadirkanlah malaikat dalam kehidupanmu, yakinkan pada dirimu bahwa semua perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat Allah Subhanahu wata'ala dan kelak akan mendapat balasannya. Kamu pasti akan hidup bahagia di dunia dan akhirat.
0 Response to "Memahami Makna Iman kepada Malaikat dan Tugas-tugasnya"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak