Bahaya Adu Domba Dalam Islam
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas junjungan kita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.
Adu domba atau namimah merupakan sebuah perbuatan yang sangat tercela karena tujuan daripada adu domba itu ialah menyebarluaskan berita yang tidak benar (fitnah) agar antar individu atau masyarakat muslim tidak saling menyukai satu sama lain dan akhirnya terjadi pertikaian dan peperangan.
Dengan kata lain, adu domba merupakan suatu perbuatan rekayasa yang sengaja dilakukan untuk merusak, memfitnah, atau menghancurkan orang lain serta merupakan pemicu terjadinya permusuhan.
Hal ini sangat bertentangan dengan syari’at Islam, dimana tujuan bermasyarakt di dalam Islam ialah membangun individu dan masyarakat yang berlandaskan iman dan taqwa serta pribadi yang shahih yang tersambung dalam jalinan cinta dan kasih sayang serta keramahan antara sesama.
Di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wata,ala berfirman;
َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุกَุงู َُููุง ุฅِู ุฌَุขุกَُูู ْ َูุงุณُُِู ุจَِูุจَุฅٍ َูุชَุจََُّูููุง ุฃَู ุชُุตِูุจُูุง َْููู ًุง ุจِุฌََูุงَูุฉٍ َูุชُุตْุจِุญُูุง ุนََูู ู َุงَูุนَْูุชُู ْ َูุงุฏِู َِูู
Hukum Mengadu Domba/Namimah
Mengadu domba adalah perbuatan yang paling buruk di antara perbuatan-perbuatan buruk, namun paling banyak terjadi di antara sesama manusia hingga tidak ada orang bisa terhindar dari perbuatan itu kecuali sedikit sekali.
Kaum muslimin telah bersepakat menyatakan bahwa mengadu domba itu adalah perbuatan yang diharamkan, karena banyak dalil-dalil dari Al-Qur’an dan An-Sunnah yang secara tegas menyatakan bahwa perbuatan itu adalah haram.
Umat ini telah sepakat mengharamkan namimah, dan juga menyatakan bahwa namimah adalah termasuk diantara dosa yang paling besar di sisi Allah Subhaanahu Wata’aala.
Namimah diharamkan karena dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kaum Muslimin.
Salah satu dalillnya ialah firman Allah Subhanahu wata'ala:
ََููุง ุชُุทِุนْ َُّูู ุญََّูุงٍู ู ٍَِّْูููۙ:ูกู َูู َّุงุฒٍ ู َّุดَّุงุٓกٍۭ ุจَِูู ِูู ٍ:ูกูก
”Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam : 10-11).
Oleh karena itu, siapa saja yang melakukan adu domba, berarti ia telah melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah Subhanahu wata,ala dan telah berbuat dosa, maka nerakalah baginya sebagai balasan.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam :
ูุงَ َูุฏْุฎُُู ุงْูุฌََّูุฉَ َูุชَّุงุชٌ
“Tidak akan masuk surga bagi Al Qattat (tukang adu domba).” (H. R. Al Bukhari).
Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar pembicaraan), tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada yang lain dengan tujuan mengadu domba.)
Dengan kata lain, apa yang kemudian disampaikan kepada masyarakat bisa saja sama seperti apa yang dibicarakan tetapi ditambah-tambahi dengan sesuatu yang menjelekkan atau berbeda sama sekali hingga benar-benar menjadi sebuah fitnah yang sangat merugikan.
Oleh sebab itu, adu domba juga merupakan pemicu hilangnya rasa kepercayaan terutama pada korbannya.
Untuk lebih jelasnya, yang dimaksud dengan perilaku adu domba ialah sebagai berikut:
Orang yang sedang mengadu domba pasti memiliki niat atau maksud dan tujuan yang tidak baik terhadap korbannya (orang yang diadu), misalnya agar orang lain dibenci atau dipecat dari pekerjaannya.
Seorang pengadu domba ialah mereka yang senang sekali menyebabkan pertikaian atau menjadi provokatornya.
Hal paling mendasar dan yang paling sering menjadi penyebabnya ialah perasaan iri terhadap seseorang sampai muncul keinginan untuk membuat buruk atau menghancurkan orang tersebut.
Cara paling mudah ialah dengan menyebarkan berita palsu atau memfitnah sehingga orang lain juga turut membenci orang yang ia benci.
Orang yang suka mengadu domba biasanya juga merupakan orang yang munafik atau bermuka dua, sehingga dihadapan orang yang ia adu domba ia akan tetap terlihat baik padahal dibelakangnya tanpa sepengetahuan orang itu, ia bersikap jahat dengan menjelek-jelekkan orang yang ia adu domba.
Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Adu Domba
Sesungguhnya di antara faktor-faktor yang mendorong seseorang mengadu domba antar sesamanya adalah beberapa hal yang tersembunyi, antara lain:
Sebagian orang tidak tahu bahwa mengadu domba adalah perbuatan yang diharamkan bahkan termasuk di antara yang berdosa besar yang dapat menimbulkan permusuhan, memutuskan tali persaudaraan, menghancurkan keharmonisan rumah tangga dan menebarkan kebencian di antara sesama kaum Muslimin.
Melampiaskan apa yang ada di dalam hati yang berupa iri dan dengki, yaitu dengan mengadu domba di antara orang yang saling mencintai dan berusaha untuk merendahkan orang yang dibenci itu di hadapan orang lain.
Mencari simpati dari rekan-rekan sepergaulan dan berusaha untuk mengadakan pendekatan kepada mereka dengan memberikan berita baru atau sesuatu hingga mereka memperhatikan kepadanya.
Adanya keinginan untuk menimbulkan keburukan terhadap orang yang diceritakan, misalnya dengan mengutip omongan orang yang dimaksud kepada seseorang yang berkuasa, atau karena adanya keinginan untuk mendatangkan marabahaya terhadap orang yang dibencinya dengan berbagai macam cara.
Menampakkan kecintaan dan berusaha mengadakan pendekatan kepada orang yang diajak bicara dengan berusaha seakan-akan ia adalah salah satu di antara orang-orang yang mencintainya sehingga tidak ridha dengan perkataan orang lain tentangnya, untuk itu disampaikan kepadanya semua ucapan tentangnya, bahkan mungkin dengan menambah-nambahinya agar ia lebih dicintai oleh orang yang diajak bicaranya itu.
Sekedar main-main dan bergurau, karena pada kenyataannya banyak perkumpulan yang diselenggarakan sekadar untuk mengundang tawa, senda gurau dan mengutip omongan yang beredar di antara mereka.
Adanya keinginan untuk mengada-ada dan mengetahui rahasia orang lain serta menimbulkan surprise di kalangan manusia, sehingga untuk maksud itu ia mengutip ucapan seseorang untuk membuka rahasia orang lain.
Bahaya Namimah (Adu Domba)
Bahaya adu domba dalam islam sangat besar. Bukan tidak ada alasan mengapa Islam mengharamkan perbuatan namimah atau ado domba.
Selain merupakan perbuatan tercela yang berujung dosa, adu domba juga memiliki berbagai bahaya jika perbuatan itu tidak dihentikan. Adapun bahaya adu domba dalam Islam ialah sebagai berikut:
Adu domba merupakan perbuatan dosa yang mana surga diharamkan baginya, dengan kata lain neraka adalah balasan daripadanya.
Bahaya utama daripada adu domba ialah dapat menyebabkan terjadinya kebencian dan permusuhan dan sesama muslim.
Adu domba merupakan pemicu terputusnya tali silaturrahmi dan tali persaudaraan.
Terjadi keresahan dan mengganggu ketentraman kehidupan bermasyarakat karena tidak jarang adu domba berujung pada terjadinya pertingkaian fisik seperti perkelahian yang memberikan kerugian baik fisik maupun materi.
Akibat daripada perkahian itu bisa menghancurkan berbagai fasilitas atau sarana prasaran serta menyakiti fisik mereka sendiri. Bahkan bisa sampai menyebabkan seseorang kehilangan nyawa.
Kehilangan kepercayaan karena setelah perbuatan adu domba itu terbongkar orang lain justru akan berbalik menjadi tidak menyukai si pelaku penyebar adu domba tersebut.
Sehingga sebenarnya adu domba itu sendiri tidak hanya menyebabkan kerugian bagi mereka yang menjadi korban adu domba tetapi juga paling buruk adalah kerugian bagi pelakunya sendiri.
Lantas, bagaimana kita sebagai muslim untuk menghindari perilaku adu domba tersebut? Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari perbuatan tercela namimah, yakni;
1. Meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu wata'ala
Mulai dari diri sendiri untuk menyadari bahwa adu domba merupakan perbuatan tercela yang berakibat dosa serta dampak yang disebabkannya tidaklah main-main sehingga harus dijauhi.
2. Menghindar daripada hal-hal yang bisa menyebabkan adu domba seperti begosip.
3. Menjalin silaturrahmi yang baik terhadapa sesama muslim.
4. Biasakan diri bersikap ramah dan jujur.
5. Selalu meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wata'ala agar terhindar daripada pebuatan keji dan munkar.
Kemudian, apabila suatu ketika kita mendapati seorang yang memberikan berita fitnah atau berniat menyebar luaskan adu domba kepada kita, maka seperti yang disampaikan oleh Imam An-Nawawi;
“Dan setiap orang yang disampaikan kepadanya perkataan namimah (adu domba), dikatakan kepadanya: “Fulan telah berkata tentangmu begini begini. Atau melakukan ini dan ini terhadapmu,” maka lakukanlah perkara berikut ini;
6. Jangan pernah membenarkan perkataan daripada mereka yang berniat untuk mengadu domba.
7. Berikan nasihat agar ia tersadar bahwa perbuatan adu domba yang ia lakukan adalah salah.
Orang yang melakukan adu domba adalah orang yang dibenci Allah Subhanahu wata'ala jadi sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa kita juga membenci orang yang berbuat dosa tersebut (ialah membenci karena Allah Subhanahu wata'ala).
8. Jangan berprasangka buruk pada orang yang menjadi korban adu domba.
9. Jangan mencurigai, memata-matai, maupun mencari-cari aib daripada orang yang menjadi korban adu domba.
10. Jangan ikut-ikutan melakukan adu domba.
Bagaimana Menyikapi Orang yang Suka Mengadu Domba?
Setiap orang yang menerima berita tentang dirinya bahwa “Fulan berkata tentangmu begini dan begitu“, atau “Fulan telah memperlakukan terhadap hakmu dengan begini dan begitu”, atau “Fulan telah merencanakan sesuatu untuk merusak urusanmu atau untuk menjelekkanmu”, atau ungkapan-ungkapan serupa lainnya, maka untuk mengatasi hal semacam itu hendaklah ia melakukan enam hal berikut:
Tidak percaya kepadanya, karena orang yang suka mengadu domba adalah seorang yang fasik dan kesaksiannya tidak dapat diterima, Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุฅِْู ุฌَุงุกَُูู ْ َูุงุณٌِู ุจَِูุจَุฅٍ َูุชَุจََُّูููุง ุฃَْู ุชُุตِูุจُูุง َْููู ًุง ุจِุฌََูุงَูุฉ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya.” (Al-Hujurat: 6).
Melarangnya melakukan hal itu, menasihatinya dan mengatakan kepadanya bahwa perbuatannya itu adalah perbuatan buruk. Allah berfirman:
َูุฃْู ُุฑْ ุจِุงْูู َุนْุฑُِูู َูุงَْูู ุนَِู ุงْูู َُْููุฑ
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.” (Luqman: 17).
Hendaklah ia marah kepada orang tersebut karena Allah, sebab orang yang berbuat demikian adalah orang yang dimurkai di sisi Allah, maka wajib marah kepada siapa yang dimurkai Allah.
Jangan berburuk sangka kepada sesama Muslim yang tidak ada di hadapan anda, berdasarkan firman Allah:
ุงุฌْุชَِูุจُูุง َูุซِูุฑًุง ู َِู ุงูุธَِّّู ุฅَِّู ุจَุนْุถَ ุงูุธَِّّู ุฅِุซْู
“Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (Al-Hujurat: 12).
Jangan sampai khabar yang anda terima itu mendorong anda untuk mencari-cari dan memastikan kesalahan orang lain, hal ini berdasarkan firman Allah:
َููุง ุชَุฌَุณَّุณُูุง
“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat: 12).
Janganlah anda merasa puas diri karena anda berhasil mencegah seseorang untuk mengadu domba, dan jangan sekali-kali anda menceritakan itu kepada orang lain dengan mengatakan, bahwa “Fulan berkata kepadaku begini dan begitu”
Jika hal itu anda lakukan maka anda telah berbuat namimah dan menggunjing orang lain, yang berarti anda melakukan sesuatu yang anda sendiri telah melarangnya.Al-Hasan berkata: “Barangsiapa yang mengadu kepadamu berarti ia telah mengadu domba kamu”.
Hal ini merupakan suatu isyarat bahwa orang yang mengadu domba patut untuk dibenci, tidak dipercaya kata-katanya dan patut pula untuk dikucilkan dalam pergaulan.
Sebab orang yang melakukan itu tidak terlepas dari perbuatan dusta, membicarakan aib orang, khianat, iri, dengki, nifaq, menyebabkan rusaknya hubungan antara sesama manusia.
Dan orang yang melakukan perbuatan itu termasuk orang yang berusaha memutuskan tali (persaudaraan) yang Allah perintahkan untuk menjalinnya, serta termasuk orang yang melakukan kerusakan di muka bumi.Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman:
ุฅَِّูู َุง ุงูุณَّุจُِูู ุนََูู ุงَّูุฐَِูู َูุธِْูู َُูู ุงَّููุงุณَ ََููุจْุบَُูู ِูู ุงูุฃَุฑْุถِ ุจِุบَْูุฑِ ุงْูุญَّู
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak.” (Asy-Syura: 42).Dan orang yang suka mengadu domba temasuk di antara mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ุฅَِّู ู ِْู ุดَุฑَุงุฑِ ุงَّููุงุณِ ู َِู ุงุชََّูุงُู ุงَّููุงุณُ ู ِْู ุดَุฑِِّู.
“Sesungguhnya yang termasuk manusia jahat adalah yang ditakuti orang lain karena kejahatannya.”
Dan orang yang berbuat namimah termasuk di antara mereka.Beliau bersabda pula:
ูุงَ َูุฏْุฎُُู ุงْูุฌََّูุฉَ َูุงุทِุนٌ. َِْููู: َูู َุง ุงَْููุงุทِุนُ؟ َูุงَู: َูุงุทِุนٌ ุจََْูู ุงَّููุงุณِ.
“Tidak masuk Surga orang yang memutuskan”, beliau ditanya: “Memutuskan apa?”. Beliau bersabda: “Yang memutuskan hubungan antara sesama manusia”.
Dan itu adalah orang yang berbuat namimah. Ada juga yang berpendapat bahwa maksud dari hadits ini adalah orang yang memutuskan tali persaudaraan.
Mush’ab bin Umair berkata: Kami berpendapat bahwa menerima laporan yang bersifat mengadu domba adalah lebih jahat daripada perbuatan adu domba itu sendiri, karena laporan yang bersifat mengadu domba adalah petunjuk, sementara menerimanya berarti melakukan petunjuk itu.
Adalah tidak sama antara orang yang menunjukkan pada sesuatu dengan orang yang melakukan sesuatu.
Maka waspadalah terhadap orang yang mengadu domba, walaupun ucapannya itu jujur namun di balik kejujurannya itu ia adalah seorang penjilat, karena dengan begitu berati ia tidak menjaga kehormatan orang lain dan tidak menutupi aib sesama.
0 Response to " Bahaya Adu Domba Dalam Islam"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak