Bahaya Berbohong
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.
Bohong, dalam bahasa Arab disebut kizb. Berasal dari kosakata “kaziba” yang merupakan lawan kata “sadaqa”, yang berarti benar atau jujur.
Pelaku bohong itu disebut “kazib”, dan apabila sering melakukan kebohongan maka pelakunya disebut “kazzab”.
Berdasarkan Bahasa, definisi bohong adalah percakapan yang berlainan daripada perkara yang sebenarnya.(tidak sesuai dengan hal (keadaan dan sebagainya) yang sebenarnya)
Hampir setiap, kalau tidak bisa dibilang semua, manusia pernah berbohong ataupun dibohongi. Ini seolah telah menjadi hal yang “biasa”, sehingga terkadang kita tidak merasa bersalah, ketika melakukannya.
Namun apabila kebiasaan berbohong ini sulit dihentikan, atau sudah menjadi bagian dari ciri kepribadian seseorang, maka sering berbohong ini merupakan salah satu ciri gangguan psikologis.
Ada beragam alasan seseorang berbohong, mulai dari menghindari perasaan tidak enak, merasa lebih dihargai, ataupun membuat orang lain merasa kagum.
Ada pula jenis bohong yang sering kali disebut sebagai bohong untuk kebaikan (white lies). Secara umum, semua jenis kebohongan memiliki konsekuensi yang tidak baik.
Budaya berbohong telah merasuk hampir ke seluruh sendi kehidupan kita. Ketika seorang anak pulang larut malam, karena tidak ingin dimarahi oleh orang tuanya, dibuatlah sebuah kebohongan.
Seorang suami yang telat pulang ke rumah, merancang sebuah kebohongan. Seorang teman yang tidak ingin ikut sebuah acara bersama teman lain, merancang sebuah acara bohongan. Hingga pimpinan sebuah negara, karena ingin melindungi kekuasaannya, pun membohongi rakyatnya.
Kata bohong menjadi sebuah kata yang begitu erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Hal ini bukan tanpa alasan mengingat setiap orang tentu pernah berbohong ataupun dibohongi.
Berbohong memiliki efek domino yang luar biasa. Setelah kita berbohong, maka kita akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan yang pertama. Demikian seterusnya kebohongan demi kebohongan untuk menutupi sebuah kebohongan.
Sedemikian sering kita menemukan kebohongan demi kebohongan, sehingga bohong seolah telah menjadi suatu keharusan kita setiap hari, dan menjadikan kita demikian permisif terhadap kebohongan. Lalu, jika semua orang (pernah) berbohong, maka apakah bohong itu adalah sesuatu yang lumrah?
Padahal dalam Qur’an sudah jelas hukum dari berbohong. Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam QS.An-Nahl: 116 :
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَا تَصِفُ اَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هٰذَا حَلٰلٌ وَّهٰذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوْا عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَۗ
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara Dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.”(QS.An-Nahl: 116)
Sulitnya menghindari bohong menjadikan bohong sebagai sebuah penyakit segala zaman yang begitu susah untuk dihilangkan.
Hal yang pantas disayangkan dalam hal ini adalah ada beberapa orang yang menjadikan bohong sebagai salah satu kebiasaan mereka.
Bohong merupakan salah satu penyebab utama dari segala macam kekacauan yang sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Akibat dari bohong sendiri tidak hanya dirasakan oleh pelaku melainkan juga bagi orang lain.
Ketika kebohongan sudah merajalela dimana-mana, hal ini dapat memicu terjadinya rasa saling benci antar sesama.
Jika sudah demikian maka asas kebersamaan serta tolong menolong antar sesama akan menghilang dengan sendirinya.
Tidak hanya itu, namun kebohongan juga dapat memicu hilangnya rasa akrab antar teman sehingga tercipta suasana yang tidak nyaman.
Dengan dampak berbohong yang begitu besar, maka tidak heran jika Islam melarang perbuatan buruk yang satu ini.
Berbohong dapat menyebabkan seseorang melakukan perbuatan keji seperti adu domba, hingga menyebar fitnah yang orang tersebut tak melakukannya.
Inilah yang disebut bahaya lidah menurut agama islam, sehingga setiap mukmin harus menjaga lisannya agar selalu berkata yang baik.
Ada beberapa dalil tentang bohong yang dapat dijadikan sebagai panutan supaya terhindar dari perbuatan ini karena tidak disukai Allah.
Hal ini tertuang dalam surat Al Israa’ berikut ini:
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Israa’: 36)
Bohong bukan hanya merugikan diri sendiri dan orang lain, namun juga membuat pelakunya berdosa dan akan dimintai pertanggung jawabannya ketika di akhirat nanti.
Allah melarang dalam ayat yang mulia ini agar manusia tidak mengikuti apa yang dia tidak mempunyai pengetahuan di dalamnya.
Termasuk di dalam hal ini adalah perkataan orang yang berkata: ‘Saya telah melihat’, padahal dia belum melihatnya. ‘Saya telah mendengar’, padahal dia belum mendengarnya. ‘Aku tahu’, padahal dia tidak mengetahuinya.
Demikian pula orang yang berkata tanpa ilmu dan orang yang mengerjakan amalan tanpa ilmu, tercakup pula dalam ayat ini.
Berbohong Yang Diperbolehkan
Tidak selamanya berbohong ternyata dilarang, ada pula beberapa kebohongan yang diperbolehkan atau bahkan dianjurkan. Hal ini juga tertuang pada riwayat Al Imam Muslim yaitu:
ولم أسمع يرخص في شيء مما يقول الناس كذب إلا في ثلاث الحرب والإصلاح بين الناس وحديث الرجل امرأته وحديث المرأة زوجها
“Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsoh (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya”.(Dinukil dari Riyadhush Sholihin, Bab. Al Ishlah bainan naas)
Berbohong ketika dalam bahaya
Berbohong ketika seseorang atau bahkan mungkin anda sendiri berada dalam keadaan bahaya, ternyata diperbolehkan.
Hal ini berguna untuk melindungi diri atau teman yang tengah berada dalam bahaya supaya dapat selamat dari kejahatan atau mara bahaya yang mengancamnya.
Kebohongan semacam ini, juga berlaku ketika masa peperangan. Ketika seseorang tertangkap pihak musuh tentu dia akan dikorek informasinya secara mendalam oleh pihak lawan.
Dalam hal ini, ketika tawanan tersebut berkata dengan jujur tentang strategi dan informasi-informasi penting pada pihak lawan, maka dapat menimbulkan kerugian besar bagi kawannya.
Untuk menghindari kemungkinan tersebut, maka seseorang dapat berbohong dan melindungi rahasia serta informasi penting lainnya pada pihak lawan dalam upaya melindungi teman seperjuangannya.
Saat ingin mendamaikan saudara
Berbohong dalam rangka mendamaikan kedua saudara yang tengah berseteru ternyata menjadi jenis kebohongan yang dianjurkan.
Ada suatu ketika saat kita dihadapkan oleh kerumitan masalah yang menyebabkan pertengkaran saudara maka salah seorang teman akan mencoba menjelek- jelekkan teman lain dan begitu pula sebaliknya.
Dalam hal ini, anda sebagai pihak netral tentu tidak menginginkan hal buruk terjadi terlebih jika menimbulkan masalah yang berlarut- larut.
Dalam hal ini, berkata jujur terkadang membuat kedua belah pihak semakin menyala- nyala rasa bencinya terhadap pihak lain.
Sebagai pihak yang netral tentu anda harus mampu mendinginkan kedua belah pihak dengan berkata yang baik dan mendamaikan mereka.
Tidak baik bagi anda untuk mencela salah satu dari mereka yang tengah berseteru pada pihak lain. Anda juga tidak boleh menceritakan hal- hal yang pihak lain katakan pada anda mengenai kejelekan pihak lainnya karena hal ini dapat memicu perseteruan semakin memanas.
Bohong untuk membuat istri senang
Bohong untuk menyenangkan istri atau mungkin untuk menyenangkan suami merupakan kebohongan yang diperbolehkan. Namun bukan berarti segala jenis kebohongan pada istri atau suami diperbolehkan.
Sebagai contohnya, berbohong yang diperbolehkan adalah ketika seorang suami membeli barang entah baju atau mungkin sepatu untuk istri.
Meski istri kurang suka entah karena warna atau mungkin produknya yang sudah ketinggalan zaman, namun sang istri tetap mengatakan jika dia menyukainya meski yang dirasakan adalah sebaliknya.
Contoh lainnya adalah ketika seorang istri memasak, anda tidak boleh mengatakan secara terang-terangan jika masakannya kurang enak atau hal- hal yang buruk lain agar istri tidak merasa sakit hati dan kurang dihargai.
Katakan secara baik jika masakan istri anda sudah cukup enak namun masih perlu tambahan bumbu lainnya agar terasa lebih sempurna.
Berbohong merupakan tindakan tercela kecuali jika berbohong tersebut membawa kebaikan seperti yang telah dicontohkan di atas.
Orang yang gemar berbohong merupakan pertanda bahwa orang tersebut termasuk dalam golongan orang munafiq yang gemar mengingkari janji.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassallam bersabda :
اية المنافق ثلاث : اذا حدث كذب واذا وعد أخلف واذا ؤتمن خان
“Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.).
Dari hadits di atas, terlihat jelas jika seorang pembohong biasanya tidak jauh- jauh dari sifat gemar mengingkari janji dan khianat.
Sifat- sifat tersebut merupakan sifat orang munafiq yang sebaiknya dijauhi karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. sifat munafiq yang tidak lekas dibuang dapat berdampak pada kehidupan sehari- hari hingga dikucilkan.
Tidak ada jalan lain bahwa hidup tenang, bahagia, terhormat, dipercaya, dan sukses dunia akhirat hanya bisa didapat dengan kejujuran. Kejujuran adalah modal dasar orang-orang istimewa
0 Response to "Bahaya Berbohong "
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak