Efek Penyakit Terbesar Umat Islam
Memang tidak bisa dipungkiri, bahwasanya banyak orang yang masuk Islam dan tertarik dengan dakwah Islam justru berasal dari orang-orang berlatar belakang kurang baik, berasal dari orang-orang yang awalnya mempunyai penyakit hati seperti hasud, dengki, bahkan dendam.
Mereka masuk Islam hanya untuk merusak ajaran-ajaran Islam yang luhur. Berusaha merekayasa dan merusak hati ummat Islam dengan berbagai aliran-aliran yang menyesatkan dan ahlul bid’ah dan ahlul fitnah serta membangkitkan rasa permusuhan di kalangan ummat Islam.
Tetapi hal tersebut tidak sampai terjadi dan menang. Karena kekuatan pribadi dan masing-masing individu di kalangan ummat Islam lebih paham dan mengerti maksud jelek kelompok yang seperti itu (masuk Islam hanya bertujuan destruktif itu).
Bahwa tipu-daya musuh tidak akan membahayakan kaum Muslimin, bila mereka benar-benar bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Allah berfirman :
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu sedikit pun. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Ali Imrân/3:120)
Gambaran tentang hal ini sudah cukup jelas. Bagaimana ketika nenek moyang dan leluhur kita itu menghormati keadilan dan melaksanakannya, misalnya kepada para pejabat, pembesar seperti kepada raja dan orang yang kurang mampu seperti gembel sekalipun. Semuanya sama. Tidak ada beda atau membeda-bedakan perlakuan.
Seperti yang dilakukan Sahabat Umar bin Khattab misalnya, tentang keputusan kasus Raja Ghassan bin Aiham ketika bersilisih dengan kaum badui.
Terkait ini, cukup bagi kita wasiat Umar bin Khattab kepada Sa’d bin Ubadah, seorang pemimpin kaum Anshor. Wasiat itu adalah:
“Wahai Sa’d, engkau jangan berbohong dari Allah, karena dirimu merasa Sahabat dan Paman Rasulullah. Sesungguhnya Allah tidak akan melebur satu kesalahan dengan kesalahan yang lain.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala hanya akan melebur kesalahan dengan perbuatan baik. Allah tidak berada diantara seseorang kecuali hanya karena ketaatan dan takwanya kepada Allah.
Mulia dan tidaknya manusia itu dihadapan Allah itu sama. Mereka itu sama-sama hamba Allah. Yang dilihat di sisi Allah itu hanya takwanya, bukan yang lain.
Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam itu diutus kepada ummatnya ini untuk membedakan antara yang haq dan yang batil.
Ini nasihatku kepadamu, takutlah dan tinggalkan akan perbuatan-perbuatan yang tidak menyenangkan. Atau engkau akan masuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi.”
Salah satu yang menyebabkan rusaknya Islam itu adalah banyaknya orang-orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri, muncul sikap sombong dengan harta, nasab (keturunan) dan pangkat-jabatan kekuasaan.
Kerusakan-kerusakan tersebut karena satu sama lainnya diantara mereka para ummat itu hanyalah saling menghina satu sama lain, saling unggul-mengungguli, saling fitnah, saling jatuh-menjatuhkan, saling merendahkan satu sama lainnya.
Inilah penyakit terbesar dikalangan sesama ummat bahkan antar sesama pemimpin ummat. Sungguh ini sangat membahayakan sekali.
Para penguasa yang zhalim itu pada dasarnya merupakan hukuman yang Allah timpakan kepada orang-orang yang berbuat zhalim.
Maksudnya, orang zhalim itu bisa berkuasa karena kezhaliman dan dosa-dosa rakyat yang dipimpin. Allah berfirman :
وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. (al-An’âm/6:129)
Jadi, bukanlah para penguasa zhalim itu yang menjadi sumber penyakit umat. Tetapi, sumber penyakit itu muncul dari orang-orang yang mereka pimpin yang telah berbuat zhalim dan berbuat dosa.
Bahwa kuantitas besar yang dipadukan menjadi satu tidak banyak bermanfaat bila terdapat dosa-dosa yang dilakukan oleh individu-individu yang dipersatukan.
Allah berfirman:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai orang-orang Mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai. (at-Taubah/9:25)
Coba lihat, bagaimana dosa ujub (silau terhadap diri sendiri) akibat jumlah pasukan yang banyak menyebabkan kaum Muslimin (para Sahabat Rasulullah yang dipimpin oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri) mengalami kekalahan di perang Hunain.
Termasuk tindakan dosa lain, mempersatukan umat dengan kaum ahli bid’ah dari kalangan Sufi, Asy’ari dan Mu’tazilah.
Karena, mereka itu harus diingkari, minimal dengan hati yaitu dengan menjauhi mereka dan tidak duduk-duduk bersama mereka.
Dari sini tampaklah kekeliruan pernyataan ‘Mari kita saling mendukung dalam perkara-perkara yang kita sepakati dan saling memberi toleransi dalam urusan yang kita perselisihkan’.
Selanjutnya, mungkin ada orang yang akan melontarkan pertanyaan, engkau telah menunjukkan kesalahan-kesalahan analisa-analisa golongan-golongan dalam meraba-raba penyakit yang sedang memperlemah kekuatan umat.
Jadi, apa sebenarnya analisa yang tepat mengenai penyakit yang sedang menimpa umat berdasarkan al-Qur`ân dan Hadîts?
Maka kita katakan, bahwa terdapat banyak ayat al-Qur`ân dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan musibah-musibah yang menimpa umat manusia karena dosa-dosa mereka.
Diantaranya firman Allah :
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Ali ‘Imrân/3: 165)
Imam ath-Thabari rahimahullah mengatakan : “Ketika ditimpa musibah kekalahan di Uhud, kalian saling berkata bagaimana bisa (kami kalah)? Dari mana datangnya sebab kekalahan yang telah menimpa kami ini ?
Padahal kami kaum Muslimin sementara mereka kaum musyrikin, terlebih lagi, ada Nabi di tengah kami yang mendapatkan wahyu dari langit.
Para musuh kami adalah orang-orang yang kafir dan musyrik kepada Allah.” Maka katakanlah wahai Muhammad kepada para Sahabatmu yang beriman kepadamu “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.”
Karena kalian melanggar perintahku dan tidak taat kepadaku. Jadi, sebab kekalahan kalian bukan dari orang lain.”
Ibnu Taimiyyah raimahullah berkata : “Kemenangan kaum kafir terjadi karena dosa-dosa kaum Muslimin yang mengakibatkan keimanan mereka menurun.
Jika mereka bertaubat dengan menyempurnakan iman mereka, maka Allah akan memenangkan mereka. Allah berfirman:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali ‘Imrân/3:139)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata: “Sehubungan dengan kemenangan, Allah mempergilirkannya. Kadang-kadang dialami kaum kafir sebagaimana kaum Mukminin juga dimenangkan atas kaum kafir.
Ini telah dialami para Sahabat Nabi Muhammad saat menghadapi musuh. Hanya saja, akhir yang baik menjadi milik kaum Mukminin.
Allah berfirman :
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (Ghâfir/40:51)
Kelemahan kaum Muslimin, dan kemenangan orang-orang kafir itu disebabkan oleh dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kaum Muslimin.
Baik karena kurang perhatian dalam menjalankan kewajiba-kewajiban secara batiniah dan lahiriah. Atau karena mereka telah bersikap melampaui batas secara batiniah maupun lahirian. Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا
Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) (Ali Imrân/3:155)
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Ali ‘Imrân/3: 165)
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (al-Hajj/22: 40-41)
Di antara cobaan terbesar yang dialami umat ini yaitu ketidakberdayaan umat Islam dan keperkasaan musuh.
Dari sini tampak jelas bahwa penyakit yang menimpa kaum Muslimin sesungguhnya adalah taqshîr (kurang peduli) terhadap ajaran Islam dan pelanggaran mereka terhadap syariat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan sebagai efek nyata dari penyakit itu adalah kemenangan kaum kafir atas kaum Muslimin hingga umat Islam selalu dikendalikan oleh mereka serta keberadaan penguasa-penguasa zhalim di sebagian negeri Islam.
Bukankah praktek syirik masih menjerat dengan jaring-jaringnya. Bahkan syiar-syiar syirik berkibar di mana-mana.
Lihatlah bagaimana tauhid yang merupakan hak Allah malah diperangi di dunia Islam ? Kalau demikian kondisi dunia Islam yang masih dilingkupi dosa terbesar di hadapan Allah (syirik besar), bagaimana mungkin kita sekalian mengharapkan kemenangan dan kejayaan?
Selain syirik, maksiat-maksiat jenis lain, seperti kerancuan berpikir tentang Islam dan aplikasinya yang bermacam-macam beserta memperturutkan nafsu syahwat juga telah berkembang di tengah dunia Islam.
Jika memang kita mau jujur dan berempati terhadap kondisi umat, maka janganlah kita menyibukkan diri dengan efek-efek samping dari penyakit umat hingga melupakan upaya penyembuhan penyakit sesungguhnya.
Empati itu hendaklah kita wujudkan dengan berusaha mengembalikan umat kepada agama mereka yang murni.
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua menuju shirâthul mustaqîm dan menyejukkan pandangan kita dengan kejayaan Islam dan Muslimin.
Mari kita terus merubah untuk lebih baik. Menjauhi perpecahan dikalangan ummat apalagi hanya karena mengedepankan ego dan nafsu pribadi dan kelompok, apalagi hanya demi jabatan dan kekuasaan belaka.
Sungguh sempurna risalah ini, dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hanya kepada Allah tempat kembali.
Allah lah yang Maha Tahu akan yang benar. Semoga Rahmat Allah selalu terlimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam, kepada keluarga, Sahabat Nabi ila yaumil hisab. Aaamiiin. Terimakasih atas kunjunganya. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Efek Penyakit Terbesar Umat Islam"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak