Istilah Istilah dalam Ilmu Tasawuf

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wassallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu setia dan Istiqomah.

Dari beberapa teori tentang pengertian tasawuf, adapun yang menjelaskan tasawuf itu dibagi dalam tiga bagian, diantaranya tasawuf akhlaki, tasawuf amali dan tasawuf falsafi. 

Dari ketiga bentuk tasawuf ini tidak dapat dipisahkan antara ketiganya sebab praktik dari ketiga tasawuf saling berkaitan. Yang akan dibahas lebih jauh disini adalah Tasawuf akhlaki

Tasawuf akhlaki 

Tasawuf akhlaki adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa manusia yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat, guna mencapai kebahagian yang sesungguhnya.

Manusia harus lebih dahulu melakukan identifikasi eksistensi diri manusia dengan ciri-ciri ke tuhanan melaui pensucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral dan berakhlak mulia. 

Kalau dalam ilmu tasawuf dikenal dengan pengosongan diri dari sifat-sifat tercela, menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, dan terungkapnya nur ghaib bagi hati yang telah bersih seehingga mampu menangkap cahaya ketuhanan.

Dalam Tasawuf akhlaki ada beberapa ajaran didalamnya diantaranya, zuhud, sabar tawakal,ridha, dan termasuk qanaah.

1. Zuhud

Zuhud menurut bahasa adalah berawal dari kata bahasa arab yaitu zahada yang artinya benci dan meninggalkan sesuatu. 

Sedangkan menurut istilah bahwa zuhud adalah mengarahkan seluruh keinginan manusia hanya kepada Allah Subhanahu wata'ala serta memiliki keinginan hanya kepada Nya dan hanya sibuk dengan Nya dibandingkan dengan kesibukan duniawi. 

Sebagaimana Pandangan Al-Junayd al-Baghdadi terhadap zuhud adalah mengosongkan tangan dari harta dan mengosongkan hati dari keterikatan dengan harta. 

Maksudnya bahwa seorang yang mengamalkan tasawuf tidak memiliki sesuatu yang sangat berharga melainkan hanya Tuhan yang dirasakan dekat dengan dirinya.

Dari penjelasan zuhud tersebut tidak berarti bahwa zuhud itu merupakan penolakan secara mutlak terhadap dunia. 

Akan tetapi yang ditekankan dalam kehidupan zuhud adalah melepaskan diri atau mengosongkan hati dari kesenangan duniawi yang dapat menyebabkan seorang hamba tersebut melupakan TuhanNya. 

Bahwasanya kenikmatan hidup di dunia jangan sampai melupakan akhirat dan ibadah kepada Allah.

Dalam taswuf zuhud juga dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu dilihat dari maksud dan penjelasan yang telah disebutkan diatas. 

Tiga tingkatan dalam tasawuf antara lain :

1. Tingkatan yang pertama merupakan tingkatan yang terendah yaitu, menjauhkan dunia agar terhindar dari hukuman di akhirat.

2. Tingkatan yang kedua adalah menjauhi dunia dengan menimbang imbalan di akhirat.

3. Tingkatan ketiga adalah, mengucilkan dunia bukan karena takut atau karena meninggalkannya, akan tetapi karena kecintaannya kepada Allah semata. 

Dan seorang sufi yang berada pada tingkat tertinggi ini akan memandang segala sesuatu yang dimilikinya tidak memiliki arti apa-apa melainkan Allah Subhanahu wata'ala.

Apabila dikatakan sebagai sebuah tindakan atau kelakuan sesoranng untuk meninggalkan harta atau kekayaan serta meninggalkan pakaian mewah dalam hidupnya adalah zuhud. 

Tetapi hal tersebut terkadang dilakukan hanya untuk dijadikan motivasi untuk mendapatkan pujian dari orang lain agar dapat dikatakan sebagai seorang zahid, 

Maka disini Ibnu Al Mubarak berkata: seutama-utama zuhud adalah menyembunyikan zuhud.

1.Tidak merasa bangga terhadap sesuatu yang ada pada dirinya dan tidak pula merasa sedih dikala kehilangan nikmat itu dari tangannya.

2. Tidak merasa gembira dan bangga mendengar pujian orang dan tidak pula merasa bersedih atau marah jika mendapat celaan orang.

3. Selalu mengutamakan cintanya kepada Allah dan mengurangi cintanya kepada dunia, karena cinta kepada Allah dan cinta kepada dunia tidak dapat disatukan laksana udara dan air dalam tempayan, kalau air bertambah, maka udara berkurang dan sebaliknya.

2. Sabar

Sabar dalam terminologi tasawuf berarti keadaan yang kokoh, stabil dan konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah seberat apapun rintangan dan tantangan hidup yang dihadapi. Dalam ilmu tasawuf sabar adalah kewajiban yang harus dimiliki oleh seorang sufi. 

Menurut Dzun Nun al-Mishri, sabar adalah menjauhi pelanggaran dan tetap bersikap rela, sementara merasakan sakitnya penderitaan, dan sabar juga menampakan kekayaan meskipun dalam kemiskinan dalam kehidupan. 

3. Ridha

Ridha kepada Tuhan dapat dikatakan sebagai pohon dari segala pelajaran yang diterima dalam kehidupan. Menurut ahli pendidikan, ridha bermula dari perasaan yang sangat halus. 

Ridha dalam menerima segala ketentuan Allah, seperti menerima kekayaan, kemiskinan, umur yang panjang maupun pendek, badan yang sehat maupun yang sakit, semua dapat dirasakan tanpa adanya keluhan, karena dia telah ridha.

Menurut Dzun Nun al-Mishri, tanda-tanda orang telah ridha adalah:

1. Mempercayakan hasil usaha sebelum terjadi ketentuan.
2. Lenyapnya resah gelisah sesudah terjadinya ketentuan.
3. Cinta yang bergelora dikala turunnya malapetaka.

4. Tawakkal

Tawakkal yaitu menyerahkan segala perkara dan ikhtiar kepada Allah Suhanahu wata'ala serta berserah diri sepenuhnya kepadaNya hanya untuk mendapatkan manfaat. 

Sedangkan dalam ilmu tasawuf dapat diartikan sebagai sikap bersandar dan memperacayakan diri kepada Allah Subhanahu wata'ala.

Adapun tawakkal menurut Al-Ghazali, tawakkal terbagi dalam tiga tingkatan yaitu: 

1. Tawakkal atau menyerahkan diri kepada Allah, ibarat terdakwa menyerahkan semua perkara kepada pengacara yang dipercayainya.

2. Tawakkal atau menyerahkan diri kepada Allah, ibarat bayi yang menyerahkan diri kepada ibunya.

3. Dan yang tertinggi adalah ibarat jenazah yang menyerahkan diri kepada petugas yang memandikan dan menguburkannya.

5. Qanaah

Qanaah adalah merasa cukup, menerima segala ketetapan yang diberikan oleh Allah, memuhon kepada Tuhan tambahan yang pantas dan berusaha, bersabar dan bertawakal kepada Allah. 

Dan itulah qanaah yaitu tidak tertarik oleh kesenangan duniawi karena menganggap semua itu hanyalah tipu daya dunia.

Itulah sedikit tentang istilah dalam ilmu tasawuf. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita. Terima kasih atas kunjungannya.

0 Response to "Istilah Istilah dalam Ilmu Tasawuf"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak