Mencintai Pria Beristri
Apakah saat ini Anda sedang jatuh cinta? Jika benar, hal itu bukanlah hal yang salah, karena cinta adalah anugerah dari Allah Subhanahu wata'ala dan juga merupakan sebuah kewajiban untuk saling mencintai kepada sesama manusia layakanya kepada teman dan keluarga.
Memang banyak yang menyatakan bahwa cinta seperti misteri. Tiba-tiba manusia dapat jatuh cinta pada pandangan pertama, terkadang cinta tumbuh perlahan karena kedekatan atau karena merasakan kebaikan.
Cinta pun tidak memandang situasi dan kondisi siapa yang merasakannya. Namun, bagaimana jika cinta tersebut hadir di dalam hati seorang wanita lajang kepada pria yang telah beristri?
Bagaimana Islam memandang hal ini?
Perhatikan peluang
Cinta yang datang tidak selalu harus diperturutkan. Sebab meskipun cinta bisa datang tanpa diminta, manusia diberikan pilihan untuk meredam atau memupuknya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” (QS. Asy Syams: 8).
Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk mengikuti cinta tersebut, perhatikan peluangnya. Apakah bisa menuju pelaminan atau tidak.
Pertimbangannya bagi kedua belah pihak tentu banyak sekali. Hal tersebut pun harus diputuskan secara menyeluruh.
Jika istrinya setuju poligami dan pria tersebut memiliki pemahaman yang baik tentang poligami, engkau boleh memupuk cinta itu dan mengatakannya baik melalui wali atau secara langsung sebagaimana seorang wanita pernah datang menghadap Rasulullah dan menyatakan ingin dinikahi.
Namun, jika seorang muslimah tahu secara pasti bahwa cinta itu takkan bermuara pada pernikahan, segera redam cinta itu. Kubur dalam-dalam. Sebab seperti kata Anis Matta dalam Serial Cinta, cinta antara pria dan wanita tanpa pernikahan adalah penderitaan.
Cinta yang sesungguhnya adalah ketika cinta itu membuat Anda maupun membuatnya bahagia. Bukan sebaliknya, di mana diri Anda dan dirinya justru menderita karenanya.
Anis mengatakan, bahwa lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik.
Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab.
Jangan Nyatakan Cinta Jika Merusak Rumah Tangga
Ketika wanita mencintai pria yang telah beristri, ia perlu mempertimbangkan masak-masak apakah akan menyatakannya atau tidak.
Perlu diketahui bahwa ada laki-laki yang cepat tergoda dengan wanita lain, apalagi jika wanita itu menyatakan cinta kepadanya.
Seperti kata pepatah, rumput tetangga terlihat lebih hijau. Dia mungkin tergoda untuk mencoba sesuatu yang baru dalam cinta.
Jika hal itu mengakibatkannya menjalin hubungan haram atau membuat rumah tangganya rusak, maka dosa besar bagi wanita tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﻓْﺴَﺪَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ
“Dan barang siapa yang merusak hubungan seorang istri dengan suaminya maka ia bukan termasuk dari golongan kami”( HR. Ahmad, shahih).
Jangan Dilanjutkan Dengan Pacaran.
Jangan sekali-kali cinta kepada pria yang telah beristri membuat Anda terjerumus dalam pacaran. Misalnya Anda menyatakan cinta, pria itu juga cinta tetapi tidak berlanjut ke pernikahan.
Pacaran yang membuat pria dan wanita menjalin hubungan tidak halal, saling merayu dan bermesraan bahkan bersentuhan adalah hal yang diharamkan.
Apalagi jika hal itu terjadi pada pria beristri. Maka keduanya sangat dilaknat oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Sebagaimana zina bagi orang yang telah menikah hukumannya lebih berat daripada zinanya orang yang belum menikah, pacarannya orang yang telah menikah dosanya juga lebih besar daripada pacarannya orang yang belum menikah.
Seperti yang diriwayatkan oleh HR. Thabrani, Rasulallah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمَخِيْطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ
“Sesungguhnya andai kepala seseorang kalian ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”
Jangan Dekati Zina, Apalagi Berzina
Jika cinta tidak bisa bertemu dalam pelaminan, ujung-ujungnya adalah penderitaan. Mungkin penderitaan karena menahan luapan cinta.
Dan yang lebih parah adalah jika memperturutkannya dengan pacaran yang merupakan perbuatan mendekati zina.
Lebih parah lagi jika sampai selingkuh atau berzina. Dosanya menjadi jauh lebih besar. Begitu kejinya perbuatan zina.
Jika dalam perkara haram yang lain Allah sekedar melarangnya, dalam perkara zina Allah tidak hanya melarangnya tetapi juga melarang mendekatinya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’: 32).
Mendekat Pada Allah dan Banyak Berdoa
Jika Anda meyakini cinta itu dari Allah, sesungguhnya Dia-lah yang kuasa mengaturnya. Cinta adalah pekerjaan hati dan hanya Allah yang Maha Menguasai hati.
Maka mendekatlah kepada Allah dengan memperbanyak ibadah dan berdoalah kepada-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa keteguhan hati, yakni
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Ya Muqallibal qulubi tsabbit qalbi ‘ala dinika.”
“Ya Allah Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
“Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana.”
Artinya : “Ya Tuhan kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami.”
Tundukkan hati di hadapan-Nya, berserah diri-lah padaNya dengan khusyu’ berdoa jika tumbuh cinta yang engkau tak tahu bagaimana kelanjutannya. Semoga Allah memberikan yang terbaik dan menjaga hati tetap dalam jalan yang diridhaiNya.
0 Response to "Mencintai Pria Beristri"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak