Memanfaatkan Waktu Agar Bernilai Kebaikan
Berbicara tentang waktu akan mengajarkan kita tentang arti sebuah penghargaan, nilai, kesempatan, serta memberi peringatan supaya tidak terperangkap pada kata yang sia-sia.
Waktu yang telah terlewat tak mungkin akan bisa kembali lagi bahkan apabila ditukar dengan hal yang berharga misalnya uangmaka tidak akan mampu untuk dapat mengembalikan sebuah waktu. Sebab waktu yang sia-sia akan berujung pada penyesalan.
Allah Subhanahu wa ta'ala telah menetapkan awal dan akhir bagi setiap makhluk-Nya. Sementara waktu akan terus mengiringi setiap proses kehidupan dan akan berakhir ketika kehidupan seseorang berakhir pula.
Betapa penting dan berharganya waktu yang allah berikan kepada tiap hambanya. Allah berfirman dalam QS. Al- ‘Ashr: 1-3
وَالۡعَصۡرِۙ (1) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ (2) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3).
“Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”(QS. Al- ‘Ashr: 1-3)
Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa selamanya kita akan berada dalam keadaan merugi jika enggan memanfaatkan waktu dengan melakukan hal-hal positif, saling mengingatkan dalam kebenaran, dan saling menasehati agar sabar.
Jika direnungkan lebih dalam, arti surat Al Ashr menjelaskan apabila Allah telah bersumpah atas nama waktu, celakalah bagi manusia yang menyia-nyiakan waktu untuk melakukan hal kurang bermanfaat, kecuali orang yang memiliki keiman, selalu menjalankan amal soleh saling berwaiat terhadap kebenaran dan kesabaran.
Disadari atau tidak, seringkali kita menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang atau bahkan tidak berfaedah. Seperti mengobrol, memainkan handphone, menggunjing orang lain, melamun, dan tidur. Padahal jika disadari kembali, betapa banyak waktu yang telah disia-siakan begitu saja tanpa mendapat apa-apa.
Berhenti bukan berarti diam di tempat, berhentilah sejenak saja untuk sekadar menghela nafas dari segala aktivitas yang dijalankan.
Sebab jika dibiarkan, akan terlalu lama larut dalam kondisi santai, sehingga akan memicu penundaan waktu dalam melakukan agenda berikutnya.
Waktu dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Penafsiran Quraish Shihab terhadap Term Waktu dalam Tafsir al-Misbah) menerangkan bahwa setiap manusia yang hidup di bumi akan terikat oleh waktu, manusia tidak akan mampu melepaskan diri dari waktu.
Dengan adanya waktu, maka terjadilah pergantian siang dan malam yang dapat dijadikan manusia untuk istirahat di malam hari, dan bekerja di siang hari.
Dalam buku “Waktumu adalah Usiamu” karya Ismail Jalili, M.A disebutkan beberapa tindakan baik disengaja maupun tidak, yang mengarah pada penyia-nyiaan waktu;
Yang pertama sibuk dengan pekerjaan yang tidak penting, melakukan perbuatan ringan, tetapi menggunakan waktu yang banyak.
Membiarkan waktu terbuang percuma tanpa melakukan pekerjaan apapun, menumpuk pekerjaan dalam satu waktu. Akibatnya waktu yang ditempuh akan lewat begitu saja tanpa ada sedikitpun manfaat yang diperoleh.
Makna Surat Al Ashr Ayat Pertama
Ada beberapa makna dari surat Al Ashr menurut tafsir Jalalain. Dimulai dari ayat pertama, di mana Allah bersumpah dengan menyebut masa.
Masa sendiri memiliki makna yaitu waktu. Jika Allah bersumpah dengan makhluknya, maka menjadi suatu isyarat bagi Rasulullah dan orang beriman.
Dengan kata lain, arti surat Al Ashr ayat pertama adalah supaya Rasulullah dan orang beriman memberi perhatian lebih kepada waktu, serta mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk hal terpuji sesuai ajaran Islam. Sebab waktu tidak akan berhenti maupun terulang meski sedetik saja.
Makna Surat Al Ashr Ayat Kedua
Masih berdasar tafsir Jalalain, pada ayat kedua menjelaskan jika banyak manusia dalam keadaan merugi. Sebab banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan hidup didunia dengan sebaik-baiknya sesuai petunjuk agama.
Tiap hari hanya sibuk menikmati dunia yang sejalan dengan hawa nafsu, tidak menyadari jika dunia hanya sementara, dan yang kekal adalah akhirat.
Makna Surat Al Ashr Ayat Ketiga
Sedangkan pada ayat ketiga, dijelaskan jika bagaimana cara agar tidak menjadi orang yang rugi. Terdapat tiga syarat yang terkandung di dalam arti surat Al Ashr, yaitu beriman dan beramal saleh, saling menasihati mengenai kebenaran, serta saling menasihati mengenai kesabaran.
Cara agar Tidak Jadi Orang yang Merugi
Setelah memahami makna dari tiap ayat dari surat Al Ashr di atas, berikut ini penjelasan tentang bagaimana untuk menjadi orang-orang yang tidak merugi, antara lain;
1. Beriman serta beramal sholeh
Makna dari beriman yaitu meyakini jika manusia hidup di dunia karena kehendak Allah. Sudah sewajarnya seorang manusia tunduk pada Allah yang mencipta, yang memberi rezeki, serta memelihara mansuian hingga tiba kematian.
Apabila sudah memiliki keimanan, seorang manusia wajib mengamalkannya dengan perbuatan, seperti melakukan amal kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Sebab iman dan amal sholeh tidak dapat dipisahkan. Iman tanpa amal sholeh tidak cukup, begitu juga sebaliknya, di mana amal tanpa iman, tidak memiliki arti di hadapan Allah.
2. Saling memberi nasihat
Agar tidak menjadi orang merugi perlu ikhlas untuk memberi dan menerima sebuah nasihat yang benar sesuai tuntunan agama.
Dikarenakan manusia memiliki beragam kekurangan dan kesalahan. Cuma orang sombong yang tidak mau mengakui kekurangan serta kesalahan.
3. Sabar
Lalu, cara agar tidak jadi orang yang merugi dengan menjadi sabar. Sabar memang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan.
Tidak mudah untuk sabar, karena sabar butuh waktu dan harus melatih diri agar membiasakan sifat sabar tersebut.
Sabar penting dilakukan, karena masalah hidup bisa saja mengintai dan mungkin saja persoalan tersebut sulit untuk dipecahkan dan diselesaikan hanya dengan akal maupun pikiran.
Berikut beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memanfaatkan waktu agar bernilai kebaikan:
- Selalu mengingat bahwa waktu adalah modal kehidupan di dunia
- Memahami hakikat waktu sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat kelak.
- Mengambil pelajaran dari para ulama terdahulu (as-Salaf ash-Shalih) dalam pemanfaatan waktu.
- Berdoa kepada Allah, memohon keberkahan waktu yang dimiliki.
- Berlaku zuhud di dunia dan berharap (kebahagiaan) di akhirat.
- Takut kepada Allah dan tidak menyia-nyiakan nikmat waktu.
Maka itulah tadi arti surat Al Ashr yang dapat memberi petunjuk bagi manusia. Berdasar penjelasan di atas, maka semakin menguatkan pendapat Imam Syafi’i yang mengatakan:
“Seumpama Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak menurunkan kepada makhluk-Nya hujjah kecuali surat ini, niscaya surat Al Ashr itu telah mencukupi untuk memberi petunjuk”.
Setelah memahami makna dari tiap ayat dari surat Al Ashr di atas, berikut ini penjelasan tentang bagaimana untuk menjadi orang-orang yang tidak merugi, antara lain;
Lalu, cara agar tidak jadi orang yang merugi dengan menjadi sabar. Sabar memang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Tidak mudah untuk sabar, karena sabar butuh waktu dan harus melatih diri agar membiasakan sifat sabar tersebut.
Sabar penting dilakukan, karena masalah hidup bisa saja mengintai dan mungkin saja persoalan tersebut sulit untuk dipecahkan dan diselesaikan hanya dengan akal maupun pikiran.
Maka itulah tadi arti surat Al Ashr yang dapat memberi petunjuk bagi manusia. Berdasar penjelasan di atas, maka semakin menguatkan pendapat Imam Syafi’i yang mengatakan:
“Seumpama Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak menurunkan kepada makhluk-Nya hujjah kecuali surat ini, niscaya surat Al Ashr itu telah mencukupi untuk memberi petunjuk”.
Demikian Memanfaatkan Waktu Agar Kita Tidak Merugi. Semoga bermanfaat. Terima Kasih atas kunjungannya.
0 Response to "Memanfaatkan Waktu Agar Bernilai Kebaikan"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak