Penyakit Merasa Paling Benar dalam Beragama
Sejatinya, merasa paling benar dan paling suci itu hanya tipu daya setan yang sangat halus sehingga membuat sesuatu yang salah menjadi tampak benar.
Firman Allah dalam QS An Najm ayat 32 berbunyi:
َُูู ุฃَุนَْูู ُ ุจُِูู ْ ุฅِุฐْ ุฃَْูุดَุฃَُูู ْ ู َِู ุงْูุฃَุฑْุถِ َูุฅِุฐْ ุฃَْูุชُู ْ ุฃَุฌَِّูุฉٌ ِูู ุจُุทُِูู ุฃُู ََّูุงุชُِูู ْ ۖ ََููุง ุชُุฒَُّููุง ุฃَُْููุณَُูู ْ ۖ َُูู ุฃَุนَْูู ُ ุจِู َِู ุงุชََّٰูู
“Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”(QS An Najm : 32)
Fenomena merasa paling benar dan paling suci adalah indikasi dari seseorang yang sombong, dan sikap ini tidak dianjurkan dalam Islam.
Oleh karena itu, Islam menganjurkan umatnya untuk mengenal Tuhan dan dirinya. Karena apabila sudah mengenal Tuhan dan dirinya akan terhindar dari berbagai penyakit hati yamg bisa merusak tubuhnya.
Merasa paling benar pasti melahirkan kesombongan sehingga ia menganggap rendah orang yang tidak seperti dirinya, padahal bisa jadi orang-orang tersebut adalah yang lebih dekat kepada Allah melalui amalan yang lain.
Al-‘Allamah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah dalam Madarij As-Salikin: berkata,
ุฅุฐุง ูุชุญ ุงููู ุนููู ูู ุจุงุจ ููุงู ุงูููู ، ููุง ุชูุธุฑ ูููุงุฆู ูู ูุธุฑุฉ ุงุฒุฏุฑุงุก . ูุฅุฐุง ูุชุญ ุงููู ุนููู ูู ุจุงุจ ุงูุตูุงู ، ููุง ุชูุธุฑ ููู ูุทุฑูู ูุธุฑุฉ ุงุฒุฏุฑุงุก. ูุฅุฐุง ูุชุญ ุงููู ุนููู ูู ุจุงุจ ุงูุฌูุงุฏ ، ููุง ุชูุธุฑ ูููุงุนุฏูู ูุธุฑุฉ ุงุฒุฏุฑุงุก . ูุฑุจ ูุงุฆู ูู ูุทุฑ ููุงุนุฏ .. ุฃูุฑุจ ุฅูู ุงููู ู ูู
“Jika Allah Ta’ala membukakan untukmu pintu (memudahkan) shalat malam, jangan memandang rendah orang yang tertidur. Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa (sunnah), janganla memandang rendah orang yang tak berpuasa. Dan jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, maka jangan memandang rendah orang yang tak berjihad. Sebab, bisa saja orang yang tertidur, orang yang tidak berpuasa (sunnah) dan orang yang tak berjihad itu lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu.”
Kemudian beliau melanjutkan,
ูุฅูู ุฃู ุชุจูุช ูุงุฆู ุงً ูุชุตุจุญ ูุงุฏู ุงً ุฎูุฑ ู ู ุฃู ุชุจูุช ูุงุฆู ุงً ูุชُุตุจุญ ู ุนุฌุจุงً ، ูุฅَّู ุงูู ُุนุฌَุจ ูุง ูุตุนุฏ ูู ุนู ู
“Sungguh, engkau ketiduran sepanjang malam lalu menyesal di waktu pagi, lebih baik daripada melewati malam dengan ibadah tapi merasa bangga di pagi hari. Itu karena orang yang sombong, amalannya tidak akan naik ke sisi Allah.”
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah berkata penuh ibrah, “Jika Allah Ta’ala membukakan untukmu pintu shalat malam, jangan memandang rendah orang yang tertidur.
Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa (sunnah), janganlah memandang rendah orang yang tidak berpuasa”.
Dikatakan, “Dan jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, maka jangan memandang rendah orang lain yang tidak berjihad”.
Sebab, bisa saja orang yang tertidur, orang yang tidak berpuasa (sunnah), dan orang yang tidak berjihad itu lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu”.
Imam Syafii yang luas ilmu dan luhur akhlaknya berkata bijak, kalamy shawaabu yahtamilu al-khathaa, wa kalamu ghairy hathau yahtamilu al-shawaaba.
Artinya: “Pendapatku boleh jadi benar tetapi berpeluang salah, sedangkan pendapat orang lain bisa jadi salah namun berpeluang benar.”.
Demikian Kiranya Penyakit Merasa Paling Benar dalam Beragama. Semoga bermanfaat. Terima Kasih atas kunjungannya.
0 Response to "Penyakit Merasa Paling Benar dalam Beragama"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak