Fakta Menarik Kemarahan
SABILISLOW-Kebanyakan orang tidak akan merasa nyaman ketika mereka dalam keadaan marah. Pada kenyataannya, bahwa emosi negatif ini dapat berdampak buruk terhadap pelakunya dan akan terlihat sangat aneh. Berikut ini beberapa fakta yang sangat menarik tentang kemarahan yang perlu kamu ketahui:
Sifat pemarah adalah turunan dari leluhur kita
Mereka yang secara genetis pemarah sering mencoba untuk tetap tenang, tetapi tidak memiliki bagian otak yang efektif, yang dapat bertanggung jawab untuk mengendalikan emosi.
Pengaruh terkuat juga berasal dari gen MAOA, yang berperan dalam pengaturan emosi. Orang dengan varian fungsi yang tidak memadai lebih cenderung kehilangan kendali, terutama jika mereka memiliki masa kecil yang traumatis. Mereka yang memiliki varian fungsi tinggi juga bisa bersikap kasar jika terpancing.i varian fungsi tinggi juga bisa menjadi kasar jika diprovokasi.
Memberi tanda baca "negatif" saat mengirim pesan membuat anda terlihat sedang marah
Dengan kompleksitas bahasa dan pikiran manusia, kebiasaan-kebiasaan tertentu dari emosi yang diucapkan berkontribusi pada pesan teks. Namun ada tanda baca dalam pesan teks yang bisa membuat marah si pengirim. Tanda seru atau titik, misalnya.
Menurut profesor linguistik Mark Liberman, poin ini sepertinya mengindikasikan bahwa ini adalah akhir dari diskusi. Dan bagi sebagian orang, tanda ini menunjukkan bahwa pengirimnya marah atau sombong. Demikian pula penggunaan huruf kapital dalam semua kalimat.
Lebih baik mengirim pesan teks karena penting untuk mengetahui protokol yang benar untuk menjalin komunikasi yang baik antara kedua pihak.
Ateis juga bisa marah kepada Tuhan
Pada tahun 2011, lima studi penelitian menghasilkan sesuatu yang menarik tentang rasa marah terhadap Tuhan. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan pendidikan tinggi, wanita, dan remaja sedikit lebih mungkin untuk merasa marah kepada Tuhan.
Perasaan marah ini tumbuh saat kita menyalahkan Tuhan atas pengalaman buruk, seperti penyakit serius, kehilangan orang yang dicintai, atau peristiwa traumatis. Anehnya, studi juga menemukan bahwa terkadang agnostik dan ateis lebih sering marah kepada Tuhan daripada orang beragama dalam kelompok demografis mereka.
Namun, ini tidak berarti bahwa mereka menyembah Tuhan secara diam-diam. Banyak dari mereka yang memiliki masa lalu religius namun tidak merasa bahagia, sehingga menjadi ateis atau agnostis. Demikian pula orang beriman yang marah kepada Tuhannya bukan sebuah pertanda bahwa mereka telah meninggalkan iman mereka.
Marah saat bermimpi
Ada istilah medik yang disebut "frontal alpha asymmetry," yang merujuk pada gelombang otak yang menari di lobus frontal, dan saling menolak satu sama lain selama proses marah berlangsung. Para ilmuwan penasaran untuk melihat apakah gelombang yang disebut alfa ini tidak sinkron selama mimpi buruk.
Pada tahun 2019, para sukarelawan tidur di laboratorium mengenakan topi elektroda untuk mengukur aktivitas otak mereka. Sepanjang malam, mereka mengalami tahap REM yang dapat memicu mimpi. Saat terbangun, mereka ditanyai tentang mimpi dan emosi yang mereka alami.
Menariknya, gelombang alfa memang bercampur aduk saat mereka bermimpi marah. Studi ini juga menemukan bahwa marah sebelum tidur dapat menyebabkan mimpi seperti itu.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa orang-orang dengan aktivitas alfa yang lebih banyak di lobus frontal kanan lebih rentan terhadap kemarahan ketika terjaga maupun saat tidur.
Orang pemarah cenderung sering melebih-lebihkan kepintaran mereka
Karena amarah adalah emosi yang kompleks dan sementara, studi ini tidak dapat menjelaskan semua aspeknya. Kita masih tidak tahu apakah orang normal pada umumnya melebih-lebihkan kecerdasan mereka ketika mereka marah.
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa amarah tidak terkait dengan tingkat kecerdasan. Siswa dari semua tingkatan yang cepat marah selalu melebih-lebihkan kemampuan otak mereka. Sebaliknya, mereka yang masih cemas meremehkan keunggulan kognitif mereka sendiri.
Satu hal yang jelas dalam penelitian ini adalah bahwa: Narsisme adalah kunci bagi mereka yang meyakini lebih pintar daripada yang lain.
Budaya yang tenang bisa menjauhkan orang tua dari rasa marah terhadap anak
Banyak orang tua melihat anak-anak sebagai sumber kemarahan mereka. Balita banyak menuntut, sementara remaja hidup dengan aturan mereka sendiri.
Hebatnya, komunitas Inuit menganggap orang tua yang berteriak terhadap anak sebagai hal yang memalukan bagi orang dewasa. Ini sangat berbeda dengan sikap yang umumnya ditunjukkan oleh orang tua Barat.
Sementara para psikolog semakin sadar bahwa orang tua yang mengendalikan kehidupan anak-anak mereka menciptakan keluarga yang gelisah, orang Inuit membesarkan anak-anak mereka dengan sikap "tenang". Sikap ini menghasilkan anak-anak yang lebih tenang dengan budaya kepala dingin
Inuit tidak sendirian, banyak budaya lain membesarkan anak-anak mereka secara produktif daripada marah. Misalnya, orang Jepang cenderung tidak mengungkapkan kemarahan mereka kepada anak-anak.
Seringkali ketika anak-anak mereka berdebat, orang dewasa tidak menimpa mereka layaknya sebuah susunan batu bata. Sebagai gantinya, anak-anak diizinkan untuk memilah-milah situasi itu sendiri agar mereka belajar sejak dini bagaimana untuk menghadapi orang lain.
Sepertinya kita harus berhenti marah karena menimbulkan banyak efek negatif. Dan jika kita marah, alangkah baiknya untuk tetap diam dan menjauh dari sumber kemarahan.
Itulah fakta yang menarik tentang kemarahan yang wajib kamu ketahui semoga bermanfaat, terimakasih atas kunjungannya.
Itulah fakta yang menarik tentang kemarahan yang wajib kamu ketahui semoga bermanfaat, terimakasih atas kunjungannya.
0 Response to "Fakta Menarik Kemarahan"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak