Indikasi Penyebab Stress
Stress adalah suatu reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit, stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
Stress merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup seharihari.
Stress ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan.
Stress merupakan suatu perasaan ketegangan mental yang melebihi kondisi biasanya. Dalam kadar yang wajar, stress bermanfaat untuk membuat kita lebih awas dan konsentrasi.
Namun, stress yang terus-menerus dapat berbahaya. Banyak penyakit yang timbul karena stress, seperti penyakit maag, reaksi alergi, sakit kepala, dan lain sebagainya.
Gejala-gejala stress :
- Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega.
- Bertindak secara agresif dan defensif.
- Merasa selalu lelah.
- Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa.
- Palpitasi atau jantung berdebar-debar.
- Otot-otot tegang.
- Sakit kepala, perut dan diare.
Komplikasi stress :
- Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
- Sakit mental, hysteria.
- Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.
- Tidak bisa tidur (insomnia).
- Migren atau kepala pusing.
- Sakit maag.
- Serangan asma yang tambah berat.
- Ruam kulit.
Bila Anda mengalami gejala berikut, gunakanlah teknik-teknik manajemen stress untuk membebaskan pikiran Anda:
1. Sakit kepala akhir pekan
Penurunan tingkat stress secara tiba-tiba dapat menyebabkan migren. Karena itu, disarankan agar pola tidur, pola makan Anda tidak banyak berubah di akhir pekan.
2. Kram menstruasi
Wanita yang mengalami stress dua kali lebih mungkin terkena kram menstruasi yang menyakitkan. Berolah raga ringan dan berekreasi dapat mengurangi serangannya.
3. Ngilu rahang
Rasa sakit ini dapat terjadi bila Anda tanpa sadar mengadu rahang-rahang Anda saat tertidur. Menggunakan pelindung gigi saat tidur dapat mengatasi masalah ini.
4. Mimpi aneh
Mimpi biasanya adalah hal positif karena Anda akan merasa lebih baik setelah bangun. Namun, ketika Anda stress Anda sering terbangun dari tidur sehingga prosesnya terputus-putus. Mimpi buruk atau menyeramkan bisa terjadi di sela-selanya. Anda dapat mengurangi risiko ini dengan kebiasaan tidur yang baik dan tidak minum kopi menjelang tidur.
5. Gusi berdarah
Orang yang stress lebih berisiko mengalami gusi berdarah. Pelepasan banyak hormon stress yang disebut cortisol melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga bakteri mudah menyerang gusi. Jagalah kebersihan gigi dengan tetap menggosok gigi secara teratur dan benar, bahkan ketika Anda sedang stress.
6. Jerawat
Stress membuat ketidakseimbangan hormon yang memicu timbulnya jerawat. Anda perlu menjaga kebersihan kulit untuk mencegah infeksi sekunder sehingga jerawat tidak meradang.
7. Keranjingan makan manis
Stress dapat membuat orang menjadi suka makan yang manis-manis. Hati-hati bila Anda memiliki penyakit diabetes.
8. Kulit gatal
Orang yang stress dua kali lebih berisiko mengalami gatal-gatal di kulit dan terkena dermatitis, eksim atau psoriasis yang lebih parah.
9. Alergi yang parah
Hormon stres memicu produksi IgE, protein yang menyebabkan reaksi alergi.
10. Sakit perut
Kecemasan dan stress dapat menyebabkan nyeri lambung, sakit kepala dan punggung serta dapat menyebabkan insomnia. Kenaikan hormon stress dapat memicu penyakit maag.
Bagaimana stres dapat menjadi pencetus kanker payudara? Pada saat stres, tubuh melepas hormon stres atau hormon kortisol.
Makin sering atau lama stres terjadi, berarti makin banyak hormol kostisol yang dilepaskan oleh tubuh.
Salah satu dampak dari pelepasan hormon kortisol yang terus meningkat ini adalah sistem kekebalan tubuh menjadi melemah.
Ketika sistem kekebalan tubuh menurun, berbagai jenis penyakit akan mudah menyerang. Salah satunya adalah kanker payudara.
Ketika stres tubuh manusia akan memproduksi suatu hormon tertentu yang bisa meningkatkan ukuran tumor, temasuk tumor payudara.
Mengingat begitu buruk dampak stres bagi kesehatan tubuh, sudah selayaknya semua orang waspada dan berusaha mengendalikannya agar tidak berkepanjangan atau berlarut-larut.
Selalu pasrah dan mendekatkan diri kepada Tuhan, menghadapi setiap masalah yang datang dengan tegar dan ikhlas, serta senantiasa bersyukur atas hidup yang dijalani dapat menjadi bagian dari upaya untuk mengurai stres agar tidak terlalu sering menghampiri.
Bagi para wanita, menjauhi stres berarti menjauhi risiko teserang berbagai jenis penyakit, termasuk penyakit mematikan seperti kanker payudara.
Penyebab stres atau stressor :
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respon stres.
Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye.
Menurut Lazarus Dan Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi sosial).
Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.
Menurut Lazarus Dan Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang dapat menyebabkan stres yaitu :
Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan masalah pribadi lainnya.
Ditambahkan Freese Gibson (dalam Rachmaningrum, 1999) umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah mengalami stres.
Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, berp ikir, mengingat dan mendengar.
Pengalaman kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja. Individu yang memiliki pengalaman kerja lebih lama, cenderung lebih rentan terhadap tekanan-tekanan dalam pekerjaan, daripada indi vidu dengan sedikit pengalaman (Koch Dan Dipboye, dalam Rachmaningrum,1999).
Selanjutnya masih ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stress, yaitu kondisi fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe kepribadian tertentu.
Demikian kiranya Informasi mengenai Indikasi Penyebab Stress. Semoga bermanfaat, terimakasih atas kunjungannya.
0 Response to " Indikasi Penyebab Stress"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak