Mengenal Madu
Madu adalah cairan manis alami yang berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu. Nektar berasal dari bunga mekar, cairan tumbuhan yang mengalir di daun dan kulit pohon.
Setelah nektar dihisap, lebah akan memfermentasikan dalam perutnya dengan mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim invertase yang berasal dari tenggorokan.
Madu disimpan di dalam sel-sel sarang kemudian madu akan mengalami ekstraksi air, pembentukan monosakarida, dan pengayaan dengan campuran aromatik.
Setelah tiga sampai tujuh hari, lebah menutup sel dengan malam yang mematangkan madu
Jenis Lebah Madu
Di dunia ada tujuh spesies lebah madu yang sudah diketahui, yaitu Apis dorsata, Apis laboriosa, Apis mellifera, Apis florea, Apis andeniformis, Apis cerana, dan Apis koschevnikovi.
Baru-baru ini ditemukan lagi spesies lebah madu baru yaitu Apis nigrocincta di Sulawesi dan Apis nuluensis di Kalimantan. Dengan ditemukannya dua spesies baru, jenis lebah yang telah dilaporkan ada sembilan. Menurut Adji (2007) spesies lebah tersebut antara lain :
1. Apis dorsata
Dikenal juga dengan nama lebah raksasa, lebah hutan, tawon gung, odeng, madu sialang. Merupakan lebah madu yang hidupnya masih liar.
Lebah madu ini masih sulit dibudidayakan karena sering berada di tempat yang sangat tinggi. Sarangnya bisa ditemukan tergantung di cabang pohon, loteng, atau bukit batu yang terjal.
Satu koloni menghuni sebuah sisiran yang ukurannya bisa sangat besar. Pada satu pohon bisa terdapat 5-10 koloni. Produk utama Apis dorsata adalah madu dan malam dengan produksi madu mencapai 10-20 kg per koloni per panen.
Bahkan, dari sarang yang besar, produksinya bisa mencapai 30 kg. Apis dorsata Lebah berwarna hitam ini dapat tinggal di dataran 0-1000 meter dpl dan hanya berkembang di kawasan subtropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Filipina, dan negara Asia lainnya.
Di beberapa tempat, jenis lebah ini banyak diambil madunya, seperti di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat serta Nusa Tenggara Timur. Madu ini dikenal sebagai madu hutan yang cukup terkenal di kawasan Asia.
Madu hutan ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan madu ternak dari spesies Apis cerana, Apis trigona, Apis indica.
Selain perbedaan rasa, bau dan warna madu yang mereka hasilkan, terdapat juga perbedaan pada perlakuannya. Madu hutan sampai saat ini masih belum bisa ditangkarkan, sehingga hidup alami di hutan. Sedangkan madu ternak diberi suplemen makanan rambahan berupa gula.
Lebah madu hutan memakan nektar dari berbagai jenis bunga sehingga aroma dan rasa menjadi lebih kaya dan kompleks.
Makanan yang beranekaragam akan menghasilkan kandungan dan nilai gizi yang 8 lebih kaya dan tinggi jika dibandingkan madu lebah ternak (Purbaraya, 2002).
2. Apis cerana
Apis cerana atau Apis indica (tawon laler, tawon madu, lebah lalat) merupakan spesies lebah madu yang paling banyak dibudidayakan di negara tropis.
Pembudidayaan bisa dilakukan secara sederhana hingga modern dengan kotak (stup). Apis cerana yang hidup liar membuat sisiran di rongga pohon, batu karang, hingga gua-gua.
Sifatnya jinak, tak suka gerakan kasar, dan tidak menyengat kecuali terpaksa. Produknya berupa madu dan larva lebah.
Hasil madunya tak terlalu banyak, sekitar 3.5 kg per koloni per tahun. Satu koloni bisa terdiri dari 20.000-40.000 lebah pekerja, beberapa ratus lebah jantan dan seekor lebah ratu.
Sebaran lebah ini paling luas antara spesies lain yaitu dari Asia Selatan, Asia Tenggara, Cina, hingga Jepang.
3. Apis mellifera
Lebah ini tersebar sangat luas yaitu di Eropa, Afrika, Asia Barat dan Amerika. Sarangnya dapat ditemukan di rongga yang gelap seperti di gua, rongga batu dan pohon berlubang.
Populasinya dalam satu sarang bisa mencapai 15.000-60.000 lebah. A. mellifera termasuk lebah yang sangat produktif dengan produksi 25-30 kg madu per panen per koloni.
Lebah ini memiliki kemampuan menjaga temperatur sarang hingga relatif tahan terhadap berbagai cuaca. Oleh karena berbagai keunggulannya, A.mellifera paling popular dibudidayakan di Eropa, baik untuk dipanen pollen, madu, ataupun malamnya.
4. Apis florea
Lebah ini hidup di iklim hangat. Di belahan dunia Barat, spesies ini dapat ditemukan di Oman, Iran, Pakistan, sepanjang anak benua India dan Sri Langka, dan paling Timur ditemukan di Indonesia. Namun, distribusinya berpusat di Asia Tenggara.
Lebah madu kerdil ini memilih tempat tinggal di hutan-hutan tropis, di antara kayu pohon, dan area pertanian. Jarang ditemukan di atas ketinggian 1500 meter dpl.
Di Asia Tenggara, tak jarang lebah A. florae ditemukan diantara rumah-rumah penduduk. Lebah madu ini merupakan spesies terkecil dari genus Apis, baik dari ukuran tubuh ataupun ukuran sarangnya.
Oleh karenanya, produk madunya pun hanya sedikit. Satu koloni A. florea biasanya membangun sarang tunggal satu sisiran dengan lebar sekitar 35 cm, tinggi 27 cm dan tebal 1.8 cm, menggantung pada dahan pohon, kandang di rongga-rongga atau gua. Produksi madunya termasuk sedikit yaitu sekitar 1-3 kg madu per tahun.
Lebah ini agak sulit dibudidayakan karena mudah melarikan diri. Di samping tidak menguntungkan dari segi ekonomi.
5. Apis koschevnikovi
Berukuran kecil mirip dengan A. cerana dengan warna bulu khas kemerahan. Hidupnya masih liar dan belum dapat dibudidayakan 10 karena ebah ini lebih memlih sarang di tempat terbuka. Produk madunya pun sedikit sehingga tidak menguntungkan secara ekonomi.
6. Apis laboriosa
Merupakan spesies lebah yang hanya terdapat di Pegunungan Himalaya pada ketinggian tempat lebih dari 1200 mdpl.
7. Apis andeniformis
Lebah berukuran lebih kerdil atau kecil berntuknya mirip Apis florea, tubuhnya berwarna hitam, membuat arang tunggal terbuka di semaksemak. Produktivitas lebah ini rendah sehingga tidak terlalu menguntungkan untuk diternak.
8. Apis nuluensis
Termasuk spesies yang baru ditemukan, terdapat di dataran tinggi Sarawak dan diduga terdapat juga di Kalimantan. Ukuran lebah madu ini hampir sama dengan A. cerana.
9. Apis nigrocinta
Merupakan spesies baru yang mirip A. cerana hanya warna tubuhnya lebih kuning. Jenis ini ditemukan di Sulawesi, Kalimantan, dan Mindanao.
Jenis Madu
Berdasarkan Sumber Bunga
Monoflora yaitu berasal dari satu jenis bunga. Memiliki warna, wangi dan rasa yang spesifik tergantung asal nektarnya.
Poliflora yaitu berasal dari berbagai sari bunga. Madu ini dapat dinamai sesuai dengan lokasi madu dikumpulkan misalnya madu Sumbawa, madu Bangka, atau madu Timor.
Lebah cenderung mengambil nektar dari satu jenis tanaman dan baru mengambil dari tanaman lain bila belum mencukupi. Berdasarkan Sumber Nektarnya.
1. Madu Durian yaitu madu yang berasal dari nektar bunga pohon durian. Berwarna kuning, encer dan rasanya agak pahit. Berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menghilangkan rasa mual, memperbaiki aliran darah, bersifat stimulan, dan menyembuhkan luka bakar.
2. Madu Alpukat yaitu madu yang dikumpulkan dari bunga alpukat. Warnanya gelap dan rasanya kaya akan lemak.
3. Madu Jeruk yaitu madu yang berasal dari kombinasi beberapa bunga jeruk, berwarna terang, rasanya tidak terlalu tajam, dan beraroma jeruk segar.
4. Madu Kopi yaitu madu yang diperoleh dari bunga kopi dan memiliki efek berkebalikan dengan sifat kopi. Madu ini justru menimbulkan rasa kantuk dan cocok untuk orang yang kesulitan tidur.
5. Madu Campuran yaitu madu yang dicampur untuk mendapatkan cita rasa dan warna yang diinginkan. Kebanyakan madu yang di dalam kemasan merupakan madu jenis ini.
Kandungan Madu
Madu adalah sumber alami karbohidrat yang memberikan kalori sebanyak 64 kal/sendok makan. Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, aluminium, besi, fosfor dan kalium. Terdapat juga vitamin seperti thiamin (B1), riboplavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantoneat, biotin, asam folat dan vitamin K (Adji, 2007).
Enzim yang penting dalam madu adalah enzin diastase yang mengubah polisakarida menjadi monosakarida, enzim invertase yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, enzim glukosa oksidase yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida, dan enzim peroksidase yang melakukan proses oksidasi metabolisme dan enzim lipase.
Madu terutama terdiri dari gula sebanyak 79,6% dan air sebanyak 17,2%. Gula yang paling banyak terdapat pada madu adalah fruktosa sebanyak 38,5% dan glukosa sebanyak 31,0%. Fruktosa dan glukosa merupakan monosakarida.
Madu juga mengandung gula jenis disakarida, yaitu sukrosa sebanyak 1,3%, maltosa sebanyak 7,3%, turanosa, isomaltosa, dan maltulosa. Selain monosakarida dan disakarida, madu juga mengandung oligosakarida (National Honey Board, 2007).
Madu mengandung sejumlah asam, yaitu asam amino sebesar 0,05– 0,1% dan asam organik sebesar 0,17–1,17%. pH rata-rata madu adalah 3,9 dengan rata-rata pH sebesar 3,4–6,1.
Persentase komposisi minor madu 13 adalah asam sekitar 0,57%, protein sekitar 0,266%, nitrogen sekitar 0,043%, asam amino sekitar 0,1%, mineral sekitar 0,17%, dan beberapa komponen lain, seperti koloid, flavonoid yang merupakan turunan senyawa fenol, dan vitamin yang semuanya membentuk sekitar 2,1% dari seluruh komposisi madu.
Manfaat Madu
Secara umum madu berkhasiat menghasilkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan stamina.
Madu cepat berdifusi melalui darah, dank arena itu merupakan sumber energi yang cepat. Madu mendukung pembentukan darah serta membersihkan darah.
Selain itu, juga ada efek positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah tetap lancar (Shaikh, 2015). Madu mengandung zat antibakteri sehingga baik untuk mengobati luka bakar dan penyakit infeksi.
Adanya rasio perbandingan karbon terhadap nitrogen yang tinggi, kekentalan madu yang membatasi pelepasan oksigen, oksidasi glukosa yang menghasilkan H2O2 dan sifat osmolaritas yang tinggi membuat bakteri sulit untuk hidup. Madu yang alami bersifat perservatif atau mengawetkan.
Selain itu, madu juga memiliki sifat higroskopis yaitu menarik air dari lingkungan sekitarnya. Sehingga madu dapat digunakan untuk mengompres luka luar yang bersifat basah karena cairan dan nantinya akan ditarik oleh madu.
0 Response to "Mengenal Madu"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak