Pengertian Ikhtiar dan Tawakal
Ikhtiar adalah sikap seorang muslim yang mengerahkan segala kemampuannya. Hal ini membuat seseorang terhindar dari sikap putus asa dan mudah menyerah.
Hal pertama yang perlu dipahami adalah terkait dengan ikhtiar. Ikhtiar adalah perilaku berusaha dengan sungguh-sungguh dengan cara yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Secara sederhana, ikhtiar bisa dikatakan sebagai usaha lahiriah yang dilakukan manusia untuk mencapai suatu tujuan. Seseorang perlu bergerak untuk bisa mencapai apa yang diinginkan dan memenuhi apa yang dibutuhkan.
Misalnya saja, seseorang butuh makan untuk bertahan hidup dan makanan hanya bisa didapatkan dari alam dan bisa juga membeli bahan makanan dari penjual. Sebelum bisa berbelanja, seseorang harus memiliki uang
Uang ini didapat darimana? Tentunya dengan bekerja, jika sudah bekerja maka akan menerima bayaran atau gaji dalam bentuk uang.
Gaji inilah yang menopang kebutuhan seseorang tersebut untuk bisa belanja makanan sehari-hari.
Bayangkan, jika orang tadi tidak bekerja? Maka tidak ada uang yang bisa dipakai belanja kebutuhan dapur.
Pada akhirnya akan kelaparan dan kemudian meninggal karena tidak berikhtiar untuk mencari uang tadi.
Sehingga dengan analogi ini bisa dipahami, bahwa setiap orang untuk mencapai keinginan dan memenuhi kebutuhannya wajib berikhtiar.
Tidak cukup hanya tidur santai di dalam rumah dan semua kebutuhannya terpenuhi atau semua impiannya tercapai. Di dunia ini tidak ada yang konsepnya seperti ini.
Pengertian Tawakal
Jika membahas mengenai ikhtiar maka akan membahas juga mengenai tawakal dan doa. Tawakal secara etimologi berasal dari kata tawakkul yang merupakan bahasa Arab dan artinya adalah “berserah dan bersabar”.
Tawakal secara umum adalah perbuatan lahir dan batin dengan pasrah menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan usaha kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Secara sederhana, tawakal ini adalah tahap dimana seseorang sudah ikhlas menyerahkan semua keputusan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sehingga apapun yang diterima. Baik itu mencapai apa yang diinginkan dan dibutuhkan atau sebaliknya.
Tentunya akan diterima dengan lapang dada, tanpa merasa kecewa, dan tidak ada perasaan marah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sedangkan di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tawakal memiliki definisi sebagai berserah (kepada kehendak Tuhan), dengan sepenuh hati percaya kepada Tuhan terhadap penderitaan, percobaan dan apapun yang terjadi di dunia ini.
Jika seseorang sudah berusaha maka hasilnya akan dipasrahkan kepada Allah atau Tuhan. Sehingga sudah siap secara fisik maupun mental untuk menerima segala hasil dari apa yang sudah diusahakan selama ini.
Hubungan Antara Ikhtiar, Doa, dan Tawakal
Seperti yang disampaikan di awal tiga perkara yakni Ikhtiar, doa, dan tawakal adalah tiga hal yang saling berhubungan.
Bahkan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, sehingga dalam mencapai suatu hal atau memenuhi kebutuhan maka ketiganya perlu dilakukan bersamaan.
Dimulai dari mana saja boleh, sebab seseorang bisa mulai merencanakan pencapaian tujuan hidup dengan berdoa.
Usai berdoa maka seseorang mendapat ilham atau petunjuk kemudian baru berikhtiar atau berusaha. Jika sudah berdoa dan berikhtiar selanjutnya adalah bertawakal.
Ada juga yang urutannya berbeda, yakni berikhtiar dulu kemudian dibarengi dengan berdoa kemudian memupuk sikap bertawakal. Artinya, ketiganya perlu dilakukan bersamaan dan dalam porsi yang seimbang.
Lalu, apakah tidak cukup hanya melakukan salah satu saja? Bisa, tapi hasilnya tidak akan memuaskan. Misalnya, jika hanya berikhtiar saja maka seseorang tergolong pribadi yang sombong. Merasa bisa tanpa perlu bantuan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ikhtiar tanpa doa dan tawakal tak hanya menjadikan seseorang sombong, melainkan juga terlalu ambisius.
Menghalalkan segala cara dan kemudian mudah kecewa bahkan depresi saat keinginan dan kebutuhannya tidak tercapai.
Sebaliknya, saat seseorang tawakal dan atau berdoa saja maka termasuk golongan orang yang bodoh. Tuhan tidak akan mengulurkan tangannya secara langsung kepada hamba-Nya yang hanya meminta lewat doa di dalam rumah tanpa berusaha.
Manfaat Tawakal
Melalui penjelasan sebelumnya maka bisa dipahami bahwa setiap orang perlu ikhtiar, doa, dan tawakal sekaligus dalam kesehariannya. Sehingga apapun yang diusahakan akan selalu mendapat kemudahan dan ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jika bertawakal maka seseorang bisa lebih berlapang dada atas semua hal yang didapat. Jika sukses maka dirinya tidak akan mudah sombong. Jika gagal, maka tidak akan berkecil hati.
Dirinya selalu yakin ada rezeki lain yang lebih baik atau rezeki ini bisa didapatkan di lain waktu yang sudah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dari hal ini juga bisa dipahami, bahwa bersikap tawakal adalah hal penting dan hal baik. Mampu menerapkannya dalam keseharian akan memberi manfaat luar biasa, diantaranya adalah:
1. Mendapat Kemudahan Dunia dan Akhirat
Manfaat pertama dari bersikap tawakal adalah mendapat kemudahan di dunia maupun akhirat. Bagi umat muslim, sikap tawakal membantunya untuk ikhlas dan selalu mensyukuri apa yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepadanya.
Sehingga hati dan pikiran selalu tenang dan tidak mudah berkeluh-kesah terhadap segala masalah dalam hidupnya. Sikap ini membuatnya tetap menjadi pribadi yang jujur, pekerja keras, dan sikap positif lainnya yang ganjarannya tentu surga-nya Allah.
2. Tegar dalam Menghadapi Cobaan
Dalam hidup dijamin akan menghadapi cobaan. Misalnya kehilangan orangtua, kehilangan anak, usaha bangkrut, jatuh miskin, dan lain sebagainya. Segala masalah dalam hidup bisa dikatakan sebagai cobaan.
Jika tidak tawakal dijamin akan mengeluh dan melakukan perbuatan dosa. Misalnya saat jatuh miskin akan berpikir untuk menjadi pencuri, saat stres akan pergi ke klab malam dan mabuk minuman keras, dan sebagainya.
Lain halnya jika bertawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dijamin akan bersabar dan yakin semua cobaan ada habisnya. Tidak pernah terbesit pikiran untuk berbuat dosa atau maksiat sebagai jalan keluarnya.
3. Menumbuhkan Kemandirian dan Kedewasaan
Saat sikap tawakal sudah menjadi sikap dan sifat sekaligus watak. Maka seseorang akan lebih dewasa dan mandiri.
Tidak pernah bergantung pada orang lain selain kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan selalu berusaha untuk meraih mimpinya dengan usaha sendiri.
4. Pantang Menyerah
Masalah dalam hidup ibarat oksigen di udara yang setiap detiknya kita hirup. Dengan bersikap tawakal maka seseorang bisa punya semangat terus berjuang dan pantang menyerah.
Sebab dibalik tawakal ada doa dan ikhtiar yang memberi ketenangan batin, gagal tidak masalah selama sudah berusaha dan menyerahkannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kegagalan kemudian akan dianggap sebagai keberhasilan atau kesuksesan yang tertunda.
Tuntunan Tawakal di Dalam Hadis/Alquran
Tawakal menjadi salah satu aset atau harta yang berharga bagi umat manusia, sebab ada banyak manfaat bisa didapatkan dengan memupuk sikap ini.
Dalam agama Islam sendiri tuntunan untuk bersikap tawakal setiap saat tercantum dalam banyak surat Alquran maupun Hadist. Berikut beberapa diantaranya:
Asy-Syu’ara (26): 217
Dalam surat Asy-Syu’ara ayat ke 217 yang maknanya:
“dan bertawakallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,”.
Sehingga di dalam surat Alquran ini dijelaskan mengenai pentingnya bertawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sekaligus merupakan ajakan bagi seluruh umat muslim untuk bertawakal, karena Allah adalah Yang Maha Perkasa dan Maha Penyayang.
Bisa memberi apa saja dan mengabulkan apa saja yang diminta hamba-Nya sekaligus bisa bersikap adil dan berbelas kasih kepada seluruh hamba-Nya karena Maha Penyayang.
Al-Furqan (25): 58
“dan bertawakallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” (Al-Furqan (25): 58).
HR. Ahmad
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, maka sungguh Dia akan melimpahkan rezeki kepada kalian, sebagaimana Dia melimpahkan rezeki kepada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang”. (HR Ahmad (1/30), at-Tirmidzi (no. 2344), Ibnu Majah (no. 4164), Ibnu Hibban no. 730) dan al-Hakim (no. 7894), dinyatakan shahih oleh, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim dan al-Albani).
Contoh Sikap dan Perilaku Tawakal
Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak contoh sikap dan perilaku tawakal yang bisa dijadikan suri teladan.
Berikut contoh-contoh tersebut:
- Bersyukur masih bernafas sampai hari ini.
- Tidak pernah berputus asa meskipun apa yang diinginkan belum tercapai, misalnya gagal dalam seleksi CPNS tahun 2021.
- Bersyukur masih ada nasi dan satu jenis lauk di meja makan, meskipun hanya lauk tumisan sayuran.
- Bersyukur selamat dari kecelakaan meskipun mengalami cacat.
- Tidak putus asa belum mendapatkan pembeli setelah seharian berjualan, karena yakin semua ini sudah diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
- Tetap masuk kerja meskipun ada masalah dengan konsumen yang belum terselesaikan, karena yakin hari ini atas izin Allah masalah ini bisa selesai.
- Tetap bersyukur meskipun gaji yang diterima kecil, karena yakin yang sedikit belum tentu kurang dan yang banyak belum tentu cukup.
- Ikut ujian dengan lebih tenang dan jujur, karena yakin sukses tidaknya ujian hari ini sudah diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang terpenting sudah belajar semalam suntuk sebagai bentuk ikhtiar.
- Seorang petani tetap rajin menanam biji padi di sawah meskipun ada serangan hama, sebab sudah bertawakal kepada Allah mengenai hasil panen. Baik banyak maupun sedikit akan disyukuri.
- Pengusaha yang bangkrut memilih menggunakan sisa uangnya untuk bersedekah, sebab sudah bertawakal kebutuhan akan dipenuhi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari jalan yang tidak diduga sebelumnya.
Tawakal adalah sikap dan perilaku yang penting untuk dimiliki oleh seluruh umat manusia. Melalui sikap inilah seseorang tidak akan mudah mengeluh dan selalu pandai bersyukur, sekecil apapun hal yang dimilikinya.
Jika bertawakal, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjamin umat-Nya akan masuk surga tanpa dihisab.
0 Response to "Pengertian Ikhtiar dan Tawakal"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak