Kehidupan Di Alam Ghaib
Melalui agama ini terbentang luas jalan lurus yang dapat mengantarkan manusia kepada kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat.
Pengertian alam dalam pemahaman para ulama, mengacu kepada apa saja selain Allah. Ia mencakup pengertian yang dalam Al-Qur’an tidak pernah memakai bentuk tunggal alam tetapi bentuk jamak, yaitu alamin (yang berarti segenap alam) Allah berulangkali disebut sebagai rabb al-alamin (pengatur semesta alam).
Kata-kata alam sendiri memiliki akar kata yang sama dengan kata ilm (pengetahuan), alim (yang mengetahui) dan alamat (tanda).
Dari kenyataan ini pantaslah alam ini dipahami bukansaja sebagai sebab bagi mengaktualkan pengetahuan dalam kesadaran manusia, sehingga manusia menjadi alim (orang yang berpengetahuan) tetapi juga sebagai tanda (ayat atau alamat) yang menunjukkan keberadaan Zat yang ‘Alim (Zat yang Maha mengetahui), yang menjadi arsitek bagi keberadaan alam ini.
Dalam Islam alam terbagi kepada dua bagian, yaitu alam syahadat dan alam gaib. Alam syahadat adalah alam yang konkret, yaitu alam yang nyata yang dapat diamati atau disaksikan oleh indra manusia
Sedangkan alam gaib diartikan tersembunyi yaitu tidak berada dalam jangkauan pancaindra lahiriah manusia, dengan demikian alam gaib sering dikatakan sebagai sesuatu yang abstrak yang bersifat rohaniah (imateri).
Alam syahadat itu termasuk pada apa-apa yang mencakup di bumi maupun yang ada di langit selama batasannya mampu untuk dilihat dan diamati dengan kasat mata manusia baik secara proses maupun tidak contohnya proses kelahiran anak manusia dalam rahim dan lain-lain.
Ruang Lingkup Alam Gaib dalam Islam
Pengertian pada kata gaib (gaibah, al-gaib yang jamaknya alquyub) berarti tersembunyi yang tidak tampak atau tidak terlihat oleh pandangan mata, lawan katanya al-hadarah, yaitu yang ada atau tampak.
Istilah gaib dalam Islam digunakan dalam dua pengertian yaitu sesuatu yang abstrak (tidak tampak oleh pancaindra) dan sesuatu keadaan yang tidak hadir pada suatu peristiwa karena jauh.
Pengertian pertama untuk teologi sedangkan pengertian yang kedua untuk fiqih. Adapun yang kami maksudkan dengan ruang lingkup alam gaib di sini adalah setiap hakikat yang tidak dapat diketahui manusia melalui pancaindra.
Apabila kita perhatikan diri kita dan alam sekitarnya kemudian kita simak ajaran yang dibawa Rasulullah yang merupakan bukti-bukti nyata maka akan dapat diketahui bahwa hakikat terbesar yang ada di alam ini adalah Allah yang diimani secara gaib.
Kemudian roh juga merupakan sumber eksistensi kehidupan yang diciptakan oleh Allah dan termasuk pada yang gaib.
Kebanyakan makhluk Allah di alam raya adalah gaib seperti ungkapan para ahli ilmu alam mengatakan bahwa galaksi dan bintang yang tidak diketahui lebih banyak jumlahnya dari yang telah diketahui belum lagi alam-alam lainnya seperti malaikat, jin dan alam yang dirahasiakan oleh Allah, makanya boleh jadi gaib lebih besar dari alam nyata.
Dengan demikian, jika dilakukan klasifikasinya maka ruang lingkup alam gaib terbagi kepada dua jenis, yaitu gaib mutlak (hakiki) dan gaib relatif (idhafi).
Gaib mutlak adalah sesuatu yang selamanya tersembunyi dari jangkauan pancaindra itu dan tidak mempunyai kemampuan untuk menjangkaunya.
Adapun yang termasuk kepada gaib mutlak adalah para roh (arwah) manusia, jin/setan/iblis, akhirat, dan yang terdapat pada rukun iman.
Hal ini didasarkan pada firman Allah surat Al-Baqarah (2): 3 yang artinya: “Orang-orang yang beriman dengan al-gaib”.
Sedangkan gaib relatif adalah semua wujud materi yang dapat ditangkap oleh pancaindra lahir manusia, dapat juga disebut gaib, tatkala ia sedang tersembunyi atau berada di tempat yang jauh sehingga tidak teramati atau tidak terdeteksi oleh peralatan teknologi yang digunakan manusia.
Yang termasuk gaib relatif adalah seorang suami yang hidup berjauhan dengan istrinya karena ia sedang merantau hal ini disebut gaib dari istrinya (QS An-Nisa’ [4]: 34).
Begitu pula istrinya gaib dari suaminya dan orang yang berbuat sesuatu dengan sembunyi yang didasarkan pada surat Al-Maidah (5): 94.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barangsiapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih.
Kata-kata “biarpun ia tidak melihat-Nya” yang dijelaskan dalam ayat tersebut merupakan sesuatu dengan tersembunyi (tanpa disaksikan orang lain perbuatan itu) orang tua dapat disebut berada dalam kegaiban.
Sebagai seorang yang beriman, umat Islam harus percaya terhadap sesuatu yang gaib. Salah satu yang gaib tersebut adalah jin dan alamnya.
Kita wajib mempercayai kalau di dunia ini terdapat jin. Ibnu Masud berkata, yang gaib adalah apa yang tersembunyi dari kita dan hal itu diberitahukan oleh Allah dan Rasulnya, pada surat Al-Baqarah (2): 1-3.
Ali laam miim, Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Beriman kepada yang gaib adalah percaya kepada sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra. Jika kita percaya maka kita harus beriktikad adanya sesuatu yang tidak berwujud. Hal-hal yang tidak berwujud tetapi ada misalnya adalah jin.
Dalam pembahasan alam gaib kali ini akan diangkat pengenalan terhadap jin/setan/iblis sedangkan alam gaib yang lainnya akan dibahas tersendiri dalam pembahasan rukun iman.
Di samping itu, pembahasan jin/iblis/setan masih fenomena yang masih tren sampai sekarang termasuk pengungkapannya baik secara ilmiah maupun secara misteri, terbukti masih banyaknya media-media yang mengungkapkan kejadian-kejadian alam gaib maupun pemanfaatan paranormal-paranormal dalam pencarian-pencarian yang misterius.
Jin adalah makhluk Allah sebagai mana manusia juga makhluk Allah. Hanya saja jin termasuk makhluk gaib yang bentuk hakikinya tidak dapat diketahui oleh manusia, tetapi mereka diberi kekuasaan oleh Allah untuk menjelmakan diri dalam bentuk lain yang kasar.
Penjelmaan dalam bentuk yang kasar inilah yang dapat dilihat oleh manusia. Sedangkan jin sendiri dapat melihat manusia hal ini memang merupakan permintaannya kepada Allah ketika mereka diciptakan.
Alam jin sampai sekarang memang masih merupakan sebuah misteri yang tak seorang pun dapat melihat dan memasukinya.
Tapi harus dipercayai tentang keberadaannya sebagaimana keberadaan malaikat. Hanya saja alam yang ditempati jin itu berbeda dengan alam manusia. Hal itulah yang membuat bahwa alam jin masih tetap misteri.
Jikapun ada manusia yang mencoba memasukinya maka manusia itu sendiri tidak akan sanggup berada dalam dunia mereka atau bahkan mereka akan dikeluarkan lagi dari alam tersebut seperti orang yang pernah dibawa jin beberapa hari kemudian mereka akan dikembalikan lagi.
Ada yang berpendapat jin dan setan itu beda, namun sebagian orang menilai bahwa jin dan setan sama. Pendapat yang terakhir inilah yang mendekati kebenaran.
Hanya saja mereka tidak memberi alasan sejauh mana kesamaan jin dan setan dan sejauhmana pula perbedaannya.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa iblis itu adalah moyang jin. Sebagian lain mengungkapkan iblis itu bagian dari malaikat bernama Azazil dan ia yang paling keras berusaha dan ilmunya tinggi namun ia durhaka sehingga dinamakan iblis.
Tetapi Hasan Bashri yang dikutip dari Abu Fajar ar-Roisy mengatakan, tidak sependapat karena menurutnya iblis itu adalah cikal bakal jin sebagaimana Adam cikal bakal manusia.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa jin lebih dahulu ada sebelum iblis. Jin merupakan bapak moyang iblis.
Ketika penciptaan Adam. Allah memerintahkan semua malaikat dan jin bersujud. Ada salah satu jin yang membangkang dan enggan bersujud kepada Adam.
Bahkan dengan congkaknya ia mengikrarkan diri lebih mulia dari Adam. Karena itu jin yang durhaka itu kemudian dikutuk Allah yang selanjutnya disebut iblis. Iblis beranak pinak yang kemudian disebut setan.
Adapun mengenai gambaran atau bentuk setan itu pada umumnya buruk seperti anjing atau binatang lainnya, bahkan berbentuk setengah manusia.
Jumlah pun tidak terbilang jumlahnya. Hal ini dapat dimaklumi karena ketika dikutuk Allah, iblis meminta agar anak keturunannya diberi umur panjang sampai hari kiamat.
Karenanya setan-setan yang banyak tersebut mendirikan kota-kota dan menghuni tempat-tempat tertentu.
Mereka hidup berkelompok. Ada pemimpinnya dan ada masyarakatnya. Umumnya daerah yang ditempati setan adalah di padang-padang pasir, gunung-gunung, pulau-pulau kecil yang terpencil, di permukaan laut dan di lembah-lembah.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa tempat singgasana iblis itu berada di pertemuan antara dua laut. Banyak orang beranggapan bahwa dua pertemuan laut yang dimaksudkan adalah samudera Segitiga Bermuda.
Segitiga Bermuda terletak di Samudera Atlantik yang sangat luas sekali, bahkan tempatnya sering terkenal angker karena tidak sedikit terjadi bencana di atas laut tersebut apabila pesawat terbang melintas di perairan Samudera Atlantik tersebut disebutkan juga di Samudera Atlantik tersebut ada pusaran air yang sangat kuat yang dapat menarik siapa saja yang melintas di permukaan tersebut.
Di Indonesia sendiri ada samudera yang demikian walaupun tidak sekuat Samudera Atlantik akan kekuatan magnetiknya. Samudera Indonesia yang dikenal sebagai samudera Segitiga Bermuda adalah kepulauan Masalembo Sulawesi Selatan, gugusan Pulau Katangkatang Sumatera Barat dan perairan Liukang Tangaya, Pangkep Sulawesi Selatan.
Wilayah ini dianggap angker karena adanya fenomena air pocket atau wilayah yang mempunyai tekanan udara rendah, sehingga bisa membuat pesawat kita kehilangan ketinggian secara tiba-tiba akibatnya pesawat atau kapal yang melintas bisa terlempar ke atas atau ke bawah.
Hal itu seperti kejadian pesawat Adam Air yang jatuh tanggal 1 Januari 2007 sampai sekarang belum ditemukan di mana kerangka pesawatnya dan yang diperkirakan pesawatnya jatuh di perairan Segitiga Bermuda ini.
Kemudia Kemudian setan dikategorikan sebagai jin yang bukan Muslim (jin jahat). Sebab jin-jin non Muslim ini menerima ajaranajaran dari moyang setan yaitu iblis. Ia juga suka mengganggu
ketenangan manusia. Iblis dan setan membentuk suatu kekuatan yaitu semacam kerajaan-kerajaan atau pemerintahan.
Iblis mempunyai penghulu atau wakil-wakil yang di antara mereka mempunyai bawahan-bawahan. Semuanya melakukan tugas-tugas utama yaitu menggoda manusia agar sesat dan menyekutkan Allah.
Bahkan disebutkan dalam sebuah kitab Ahkaam al Marjaan tulisan asy-Syibli bahwa Iblis mempunyai lima orang anak yang masing-masing bernama Tsabar, al-A’war, Maswath, Daasim dan Zalnabuur.
Kelima anak iblis ini mempunyai tugas masingmasing (seperti halnya tugas malaikat yang 10 yang diberi tugas oleh Allah) yang telah dipercayakan untuk menyesatkan manusia.
Jin yang diciptakan Allah mempunyai sifat yang beraneka macam sama halnya seperti manusia. Jin itu ada yang berperilaku baik dan ada juga berperilaku buruk, begitu juga ada jin yang saleh dan ada jin yang kafir.
Jin yang kafir itulah yang disebutkan tadi termasuk kepada iblis atau setan sedangkan jin yang saleh adalah jin yang masih tetap menjalankan keyakinannya secara teguh dan taat atas perintah dan ajaran Allah. Sebagaimana dalam surat Al-Jin (72): 11.
َّูุงََّูุง ู َِّูุง ุงูุตِّٰูุญَُْูู َูู َِّูุง ุฏَُْูู ุฐَِٰููۗ َُّููุง ุทَุฑَุงَِููٕۤ ِูุฏَุฏًุงۙ
Dan sesungguhnya di antara kami (para jin) ada golongan yang baik (saleh) dan di antara kami ada (pula) yang tidak baik demikian halnya kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
Perlunya Mengetahui Alam Gaib
Mengetahui alam gaib untuk menunjukkan adanya sesuatu yang tidak berwujud yang ada selain makhluk di muka bumi.
Dengan demikian, bisa saja berinteraksi dengan mereka yang tidak berwujud selama manusia dapat mengetahui bahwa bagaimanapun alam mereka berbeda dengan manusia.
Di samping itu, juga agar manusia selalu berusaha untuk melakukan pengkajian terhadap rahasia-rahasia yang belum dapat ditemukan akibatnya akan berlomba-lombalah manusia ini untuk melakukan kecanggihan teknologi untuk mewujudkan sesuatu yang tersembunyi maupun rahasia di alam gaib.
Manusia itu perlu mengetahui alam gaib karena manusia ini selalu diuji oleh bujuk rayu setan, dan setan termasuk alam gaib maka manusia itu jika mengetahuinya tidak akan pernah takut dengan setan atau mengikuti hawa nafsu yang diserukan oleh setan untuk memalingkan manusia dari petunjuk Allah.
Dengan beriman kepada yang gaib berarti manusia itu siap menerima dakwah para rasul yang tertutup atau terbatas kemampuan dalam mendeteksinya atas kepercayaan manusia dalam membenarkan, menerima dan mengikuti apa yang diberitakan rasul kepada manusia tentang Allah zat pencipta, tentang takdir dan tentang hari akhir yang banyak diingkari oleh orang-orang kafir.
Dengan demikian, mengetahui alam gaib merupakan perwujudan terhadap keyakinan manusia untuk menerima sesuatu yang belum dapat dibuktikan dengan kemampuannya maka dikatakanlah ianya sebagai orang mukmin yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, sebagaimana diungkapkan dalam surat Al-Baqarah (2): 3-4, yaitu:
ุฐَِٰูู ุงِْููุชٰุจُ َูุง ุฑَْูุจَ ۛ ِِْููู ۛ ُูุฏًู ِّْููู ُุชََِّْูููۙ ูขุงَّูุฐَِْูู ُูุคْู َُِْููู ุจِุงْูุบَْูุจِ َُِْููููู َُْูู ุงูุตَّٰููุฉَ َูู ِู َّุง ุฑَุฒَُْٰูููู ْ َُُِْْูููููู ۙ ูฃ َูุงَّูุฐَِْูู ُูุคْู َُِْููู ุจِู َุงٓ ุงُْูุฒَِู ุงََِْููู َูู َุงٓ ุงُْูุฒَِู ู ِْู َูุจَِْูู ۚ َูุจِุงْูุงٰุฎِุฑَุฉِ ُูู ْ َُُِْْููููููۗ ูค
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang beriman kepada Kitab yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelumnya serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat”.
0 Response to "Kehidupan Di Alam Ghaib"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak