Makna Penafsiran Kalam Allah Dalam Bismillahirrahmanirrahim
ุจِุณْู ِ ุงَِّููู ุงูุฑَّุญْู َِู ุงูุฑَّุญِูู ِ
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, dan meminta ampunan-Nya.
Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan-keburukan jiwa kita, dan kejelekan-kejelekan perbuatan kita.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang orang yang setia meniti jalan petunjuknya hingga hari kiamat.
Kehususan Allah
Dalam pembahasan ini, ada beberapa hal penting yang harus diketahui bahwa apakah Allah memiliki kekhususan? sebagaimana Berikut :
1. Allah adalah dzat yang berbeda dengan semua Makhluknya, namun tidak dalam sifatnya (meskipun Makhluk mempunyai sifat tahu, tapi tidak sama dengan Sifat tahunya Allah).
Artinya, Adanya kepemilikan sifat yang sama antara Allah dan Makhluk bukan berarti Allah sama dengan Makhluknya.
Walaupun ada satu sifat yang dimiliki dua dzat (Allah dan Manusia) maka tidak ada tuntutan dua dzat pemilik satu sifat itu untuk sama,
Karena apabila itu terjadi (Allah sama dengan Makhluknya disebabkan karena kepemilikan sifat yang sama, maka akan terjadi tasalsul dan daur (kerancuan dalam sifat allah ) sementara tasalsul dan daur muhal bagi allah.
2. Allah adalah dzat yang tidak berjizim (terdiri dari beberapa jauhar) dan bukan jauhar (beberapa bagian yang membentuk jizim)
Karena jizim dan jauhar adalah dua sesuatu yang pasti akan rusak sementara dzat Allah tidak akan pernah rusak.
Dari sinilah jelas bahwa allah berbeda dengan makhluknya, dzat allah berbeda dengan kalimat “orang mampu, orang tahu ”
Karena orang mampu dan orang tahu adalah bentuk penyandaran dari satu jenis terhadap pengetahuan dan kemampuan.
Sedangkan allah adalah dzat yang tidak menyandar pada sesuatu apapun dan perbedaan antara dzat yang adanya tidak butuh menyandar pada sesuatu yang lain, itu sangat berbeda dengan sesuatu yang harus menyandar pada sesuatu yang lain ( Makhluk).
3. Beberapa alasan mengapa seorang manusia tidak bisa mengetahui dzat Allah secara langsung.
1. Menurut akal dan pemahaman manusia, Allah Subhanahu wa ta'ala dapat diketahui melalui empat hal:
- Mengetahui bahwa Allah itu ada
- Mengetahui bahwa adanya Allah itu langgeng atau selamanya
- Mengetahui sifat- sifat yang menunjukkan keagungan Allah (sebuah ungkapan bahwa segala hal yang dapat merusak keagungan-Nya tidak boleh terjadi pada Allah Subhanahu wa ta'ala).
- Mengetahui sifat- sifat yang menunjukkan Kemuliaan Allah (sebuah ungkapan bahwa segala daripada kemulian yang ada, adalah ditujukan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala).
Dari ke-empat hal diatas dapat dimengerti bahwa Pengetahuan tentang Allah hanyalah sebatas berdasar pada kemampuan akal manusia yang lemah dan penuh dengan kekurangan.
Sehingga segala hal yang terbayang dalam pikiran manusia tentang seperti apa itu adanya allah, maka semua tentang pikiran itu berbeda dengan hakikat dari adanya Allah, hanya allah sendirilah yang tahu seperti apa Adanya Dia.
2. Menurut penelitian bahwa kita sebagai seorang manusia, bisa menjangkau suatu hal berdasarkan empat hal berikut :
- Kita dapat menjangkau / mengetahui sesuatu melalui panca indra yang lima (mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit)
- Kita dapat mengetahui sesuatu melalui badan kita, seperti ketika kita merasakan sakit, nyaman atau lezat, haus, lapar, susah, dan gembira.
- Kita mengetahui sesuatu berdasarkan akal pikiran kita, seperti ada, tidak ada, sedikit, banyak, mungkin, dan tidak mungkin.
- Kita mengetahui sesuatu berdasarkan sebuah hayalan belaka dari ketiga hal diatas.
Dari ke-empat hal diatas tidak bisa dijadikan sebagai standarisasi untuk mengetahui hakikat dari dzat Allah, karena ke-empat hal itu hanyalah kemampuan manusia yang terbatas dan penuh kekurangan, sehingga lagi-lagi, akal manusia dan kemampuannya tak bisa secara pasti dapat mengetahui hakikat dzat Allah Subhanahu wa ta'ala.
Penjelasan tentang bahwa walaupun hakikat dzat Allah itu tidak dapat diketahui oleh manusia, akankah malaikat atau ada sebagian dari mereka dapat mengetahuinya ?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena akal manusia yang lemah, tidak bisa meneliti dan menyelidiki suatu hal dengan sempurna.
Sebagian Ulama berkata : “ Jangkauan akal dan Pengetahuan Manusia adalah hal yang terbatas, sementara Allah Subhanahu wa ta'ala adalah dzat yang tanpa batas, dan yang terbatas tak akan mampu untuk sampai dan menjangkau dzat yang tanpa batas.
Sesuatu yang paling Agung adalah Allah Subhanahu wa ta'ala, dan pengetahuan atau Ilmu yang paling Agung juga Allah,
Seharusnya yang dapat menjangkau sesuatu yang paling agung adalah ilmu atau pengetahuan yang paling agung itu, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang dapat mengetahui Allah kecuali Allah sendiri.
Dalam pembahasan ini, apakah secara khusus dzat Allah itu memiliki nama ? Maka dalam hal ini, menurut ahli filsafat zaman dulu mengingkari bahwa allah tidak memiliki nama secara khusus,
Karena nama itu digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dinamai, maka kalau Allah harus memiliki nama secara khusus,
Ada semacam kebutuhan allah pada sebuah nama, agar ia bisa diketahui. Dan ketika allah sudah tidak memiliki nama khusus, maka tentunya tidak ada yang bisa mengetahui hakikat dzat allah melalui nama- namanya.
Ada juga ulama yang berkomentar bahwa : Pada hakikatnya dzat allah itu tidak memiliki nama secara khusus, namun Allah bisa dikenal melalui pengetahun yang lain atau melalui Ilmu yang secara khusus membahas teologi islam.
0 Response to "Makna Penafsiran Kalam Allah Dalam Bismillahirrahmanirrahim"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak