Hikmah Penciptaan Setan
Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu dirahmati dan Istiqomah.
Setan merupakan sumber kejahatan dan penyakit. Ia adalah makhluk yang menggiring manusia menuju kehancuran duniawi dan ukhrawi.Serta makhluk yang selalu mengangkat panji-panji untuk mengajak manusia menuju kekufuran dan kedurhakaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada setiap waktu dan tempat.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah memberikan jawaban atas pertanyaan bahwa di dalam penciptaan iblis dan pasukannya itu terdapat hikmah yang secara terperinci, secara detail hanya Allah yang mengetahuinya.
Namun, diantara hikmah itu kita bisa mengetahuinya sebagai berikut:
1. Penentu Tingkatan Ibadah
Dengan adanya setan, para Nabi dan wali wajib memerangi dan menentang setan serta para pengikutnya.
Para Nabi dan wali wajib pula memaksa setan untuk tunduk kepada-Nya, sehingga mereka kesal dan marah.
Manusia terbaik yang diciptakan Allah berkewajiban untuk berlindung dan bersandar kepada-Nya agar selalu dilindungi dari kejahatan dan tipu daya setan.
Kesemuanya itu akan mewujudkna banyak maslahat untuk manusia baik duniawi maupun ukhrawi. Hal tersebut tidak akan terwujud tanpa keberadaan setan.
2. Manusia Semakin Takut Dosa
Para malaikat dan manusia akan menjadi takut melakukan dosa setelah menyaksikan keadaan iblis yang jatuh dari golongan yang setingkat dengan malaikat.
Dengan menyaksikan hal tersebut dalam diri malaikat lahir suatu ubudiyah (penghambaan) dalam bentuk yang lain.
Bentuk ketundukan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala yang berbeda dengan sebelumnya.
Hal ini bisa digambarkan seperti keadaan para budak yang menyaksikan seorang kawannya disiksa oleh tuan mereka. Rasa takut dan kewaspadaan mereka pasti lebih tnggi.
3. Ujian dan Cobaan Bagi Manusia
Allah menciptakan setan sebagai batu penguji bagi hamba-Nya yang lain, agar Dia mengetahui kualitas keimanan hamba-Nya. Sebagaimana di sebutkan dalam quran surat al-Hajj: 52,
َูู َุงٓ ุงَุฑْุณََْููุง ู ِْู َูุจَِْูู ู ِْู ุฑَّุณٍُْูู ََّููุง َูุจٍِّู ุงَِّูุงٓ ุงِุฐَุง ุชَู َّٰููٓ ุงََْููู ุงูุดَّْูุทُٰู ِْููٓ ุงُู َِّْููุชِูٖۚ ََْูููุณَุฎُ ุงُّٰููู ู َุง ُِْูููู ุงูุดَّْูุทُٰู ุซُู َّ ُูุญِْูู ُ ุงُّٰููู ุงٰٰูุชِูٖۗ َูุงُّٰููู ุนَِْููู ٌ ุญَِْููู ٌ ۙ
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi sebelum engkau (Muhammad), mela-inkan apabila dia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu, dan Allah akan menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana"
“Dia (Allah) godaan yang ditumbulkan setan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit dan orang yang berhati keras. Dan orang-orang yang zalim itu benar- benar dalam permusuhan yang jauh.
Firman-Nya: liyaj‟ala ma yulqi asysyaithan fitnatan Dia, yakni Allah menjadikan apa yang dicampakkan oleh setan itu sebagai ujian mengisyaratkan bahwa apa yang dilakukan setan itu diizinkan Allah dalam arti bahwa Allah yang memberi potensi kepada setan untuk melakukan hal itu dalam rangka menguji manusia.
Memang, itu dilakukan oleh setan, tetapi kemampuannya itu bersumber dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Karena tidak ada sesuatu pun yang dapat terjadi baik atau buruk kecuali izin-Nya.
Namun demikian, apa yang dilakukan setan itu terhadap para Nabi dan Rasul tidak mengakibatkan gagalnya kehendak Allah menyengkut misi para nabi dan rasul karena Allah pada akhirnya cepat atau lambat menghapus dan membatalkan apa yang dilakukan oleh setan itu.
Thahir Ibnu Asyur menulis bahwa yang dimaksud dengan menjadikan pada penggalan ayat di atas adalah menjadikan melalui sistem yang ditetapkan-Nya dalam hal terjadinya akibat dari adanya sebab serta adanya perbedaan kemampuan menangkap pengetahuan dan peringkat-peringkatnya.
Dengan demikian, ayat ini menyatakan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala. Memungkinkan setan melakukan hal tersebut karena adanya fitrah bawaannya sejak kejadiannya, yaitu naluri penyesatan.
Penghapusan apa yang di campakkan setan itu, melalui para Rasul-Nya dan ayat-ayat- Nya, adalah agar ia menjadi ujian tentang kesesatan kufur dan hidayah iman sesuai dengan perbedaan kecenderungan masingmasing. Ini menurutnya serupa dengan dialog iblis dengan Allah:
َูุงَู ุฑَุจِّ ุจِู َุงٓ ุงَุบَْْููุชَِْูู َูุงُุฒَََِّّููู َُููู ْ ِูู ุงْูุงَุฑْุถِ ََููุงُุบََُِّْููููู ْ ุงَุฌْู َุนَِْููۙ ٬ ุงَِّูุง ุนِุจَุงุฏََู ู ُِْููู ُ ุงْูู ُุฎَْูุตَِْูู ٬ َูุงَู ٰูุฐَุง ุตِุฑَุงุทٌ ุนَََّูู ู ُุณْุชَِْููู ٌ ٬ ุงَِّู ุนِุจَุงุฏِْู َْููุณَ ََูู ุนََِْูููู ْ ุณُْูุทٌٰู ุงَِّูุง ู َِู ุงุชَّุจَุนََู ู َِู ุงْูุบَِْٰููู
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlisdi antara mereka." Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya)Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat”. (QS.al –Hijr[15]: 39-42)
Huruf lam pada kalimat liyaj‟ala ma yulqi asy-syaithan dipahami oleh Ibn Asyur dalam mengakibatkan atau kesudahannya, tetapi huruflam pada firman-Nya:wa liya‟lamalladzina utu al-ilmbermakna.
Agar Dia, yakni Allah, menjadikan kesudahan atau akibat apa yang dicampakkan setan itu sebagai ujian bagi orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit.
Selanjutnya, penghapusan yang dilakukan Allah terhadap apa yang dicampakkan setan itu adalah bertujuan agar orang-orang yang telah diberi ilmu,
Yakni orang-orang yang beriman, mengetahui bahwa sesungguhnya ia adalah haq dengan mantaonya apa yang diharapkan para nabi dan rasul buat kaum mukmin yang telah diberi ilmu itu,
Sebagaimana terjadi juga buat mereka penambahan hidayah dalam hati mereka dengan pengukuhan Allah terhadap ayat-ayat-Nya.
Kata :syiqaq padafirmannya wa inna adzdzalimina la fi syiqaqin ba‟id, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang jauh terambil dari kata syiq yaitu belahan atau samping.
Dua orang yang berselisih enggan berhadapan sehingga, kalaupun mereka berada pada tempat yang sama, masing-masing enggan berhadapan dan masing-masing memberi sisi sampingnya. Dari sini, kata tersebut dipahami dalam arti permusuhan atau perselisihan.
Kata ba‟id atau jauh pada ayat ini bukan menjadi adjective dari kata permusuhan, tetapi menyifati orang-orang yang zalim, yakni mereka itu dalam permusuhan dan perselisihan yang pelaku-pelakunya bersifat zalim itu sangat jauh dari kebenaran dan orang-orang yang benar.
Dia menciptakan manusia dari tanah yang mengandung suka atau duka, serta kebaikan atau keburukan, sehingga Dia harus mengeksploitasi kandungan bahan penciptaan tersebut.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi disebutkan bahwa Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang berasal dari seluruh bumi, lalu lahirlah keturunannya seperti itu.
Ada yang baik dan ada yang jelek, ada yang senang dan ada yang sedih, dan sebagainya. Hikmah ilahiyah meniscayakan pemunculan dan penampakan eksistensi diri manusia, sehingga harus ada yang menjadi sebab tersebut.
Untuk itu Allah menjadikan Iblis sebagai penguji antara hamba dengan diri-Nya, yang baik dengan yang buruk, sebagaimana dia menjadikan para nabi dan para rasul sebagai pembeda.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
ู َุง َูุงَู ุงُّٰููู َِููุฐَุฑَ ุงْูู ُุคْู َِِْููู ุนَٰูู ู َุงٓ ุงَْูุชُู ْ ุนََِْููู ุญَุชّٰู َูู ِْูุฒَ ุงْูุฎَุจِْูุซَ ู َِู ุงูุทَِّّูุจِ ۗ َูู َุง َูุงَู ุงُّٰููู ُِููุทِْูุนَُูู ْ ุนََูู ุงْูุบَْูุจِ ََِّٰูููู ุงَّٰููู َูุฌْุชَุจِْู ู ِْู ุฑُّุณُِููٖ ู َْู َّูุดَุงุۤกُ ۖ َูุงٰู ُِْููุง ุจِุงِّٰููู َูุฑُุณُِููٖ ۚ َูุงِْู ุชُุคْู ُِْููุง َูุชَุชَُّْููุง ََُูููู ْ ุงَุฌْุฑٌ ุนَุธِْูู ٌ
"Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik. Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib, tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu beriman dan bertakwa, maka kamu akan mendapat pahala yang besar". (QS. Ali-Imran[3]: 179)
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin).
4. Sebagai pendorong untuk bermujahadah
Di antaranya adalah bahwa mahabbah (cinta Allah), bertaubat, tawakkal, sabar, ridha dan yang semisalnya merupakan bentuk-bentuk penghambaan dan peribadatan yang lebih disukai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dan bentuk-bentuk peribadatan semacam itu tidak bisa dicapai kecuali dengan lebih mengutamakan apa yang dicintai-Nya dari pada yang lain.
5. Memperlihatkan kekuasaan Allah
Penciptaan makhluk yang memiliki karakter bertentangan adalah untuk memperlihatkan kesempurnaan kekuasaan Allah dalam menciptakan segala sesuatu.
Dengan penciptaan yang bertentangan seperti siang dan malam, terang dan gelap, surga dan neraka, air dan api, semua itu akan lebih menunjukkan tanda-tanda kemampuan, kehendak, dan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala.
0 Response to " Hikmah Penciptaan Setan"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak