Mengenal Anak Usia Dini
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
"Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu proses tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosila yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Suyadi, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini sejar lahir hingga 6 tahun. Sejak lahir alat-alat indra sudah siap pakai, tetapi belum berfungsi beberapa saat sesudah lahir.
Setelah dilahirkan pertumbuhan fisik anak terjadi secara pesat pada tahun pertama. Pertumbuhan fisik diantaranya meliputi pertumbuhan kelenjar, pertumbuhan badan pada umumnya, pertumbuhan sistem syaraf, dan pertumbuhan seksual.
Selanjutnya, pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa,
- Pendidikan anak usia diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar,
- Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal, atau informal.
- Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, TK, RA, dan bentuk lainnya yang sederajat.
- Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal : pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
- Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagai mana dimaksudkan dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4)diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah memberikan stimulasi atau ransangan bagi perkembangan potensi agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inivatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Adapun fungsi pendidikan Nasional untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Sementara Solehuddin menyatakan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini ialah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.
Melalui pendidikan anak usia dini anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, intelektual(kognitif), sosial, emosi, dan fisik-motorik).Yang harus dipahami bersama adalah, membangun pendidikan pendidikan anak usia dini tidaklah sama seperti pendidikan anak-anak di sekolah dasar.
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan melalui pemberian kesempatan bagi anak untuk menikmati dunianya, yaitu dunia bermain.
Dapat disinpulkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini sebagai berikut :
- Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
- Mengurangi angka mengulang kelas
- Mengurangi angka putus sekolah
- Mempercepat pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
- Menyelamatkan anak dari kelalaian didikan wanita karier dan ibu berpendidikan rendah
- Mengurangi angka buta huruf muda
- Memperbaiki derajat kesehatan dan gizi anak usia dini
- Meningkatkan indeks pembangunan manusia.
3. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah masa dimana anak sedang asik-asiknya bermain. Menurut solehudin dan hatimah mengidentifikasi beberapa karakter yang ada pada anak usia dini menurut padangan para ahli ia simpulkan. Sebagai berikut :
- Anak bersifat unik
- Anak bersifat egosentris
- Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
- Anak bersifat eskploratif dan berjiwa petualang
- Anak mengespresikan prilaku secara relatif spontan
- Anak senang dan kaya akan fantasi
- Anak masih mudah frustasi
- Anak masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu
- Anak memiliki daya perhatian yang pendek
- Anak bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman
- Anak bersifat aktif dan energik
4. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
1. Landasan Yuridis
Undang-undang perlindungan anak No 23 Tahun 2002. Pasal 4: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh , berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 9 Ayat 1: setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya, dan ayat 2 khususnya bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga mendapatkan pendidikan khusus.
UUD 1945 pasal 28 b aayat 2, yaitu: “Negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan. UU No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, bahwa PAUD meliputi semua pendidikan anak usia dini, apapun bentuknya, di mana pun diselenggarakan dan siapapun yang menyelenggarakannya.
Program pendidikkan untuk semua atau Education for All (EFA) yang telah ditanda tangani pada waktu konperensi internasional di Dakkar, Segal tahun 2000, yang terdiri dari enam komitmen.
Salah satu butir bersepakat untuk “memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung”, serta pemesrintah indonesiah memiliki komitmen terhadap program tersebut.
2. Landasan Empiris
Pada tahun 2002 dari sekitar 26.172.763 anak usia 0-6 tahun di Indonesia yang mendapatkan layanan pendidikan dari berbagai program PAUD yang baru sekitar 7.343.240 anak atau sekitar 28%.
Adapun untuk usia prasekolah, yaitu usia 4-6 tahun masih terdapat sekitar 10,2 juta(83,8%) yang belum terlayani di pendidikan prasekolah.
Rendahnya tingkat partisipasi anak mengikuti pendidikan anak usia dini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia.
3. Landasan Teoritis
Berbagai penelitian yang dilakukan para ahli tentang kualitas kehidupan manusia dimulai dari Binet-Simon hingga Gardner berkisar pada focus yang sama yaitu fungsi otak yang terkait dengan kecerdasan.
Pada saat bayi dilahirkan sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah pengaruh pendidikan diluar kandungan.
Bayi yang baru lahir memiliki lebih dari 100 miliyar sel otak dan sekitarsatu tryliun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta sayap (cabang-cabang sel otak) yang akan membentuk sambungan antar sel otak.
5. Perkembangan Anak Usia Dini
Bayi yang baru lahir dapat menunjukan beberapa variasi reflex motoric yang kompleks. Bayi akan mengikuti cahaya yang bergerak dengan mata mereka, menghisap putting susu yang dimasukkan kedalam mulut, menengok pada sentuhan di ujung mulut, dan menggenggam barang yang diletakkan di telapak tangannya.
Dengan demikian aspek motoric pada bayi mengikuti gerakan yang diberikan kepada anggota badan bayi. Oleh karena itu gerakan orang tua hendaknya diikuti gerakan yang mendidik secara islami.
1. Perkembangan fisik dan motorik
Tahap awal pendidikan pada usia nol sampai satu tahun, antara lain:
1. Telungkup
Telungkup merupakan proses awal yang harus dilalui bayi ketika rata-rata berusia enam bulan sampai sembilan bulan.
2. Duduk
Duduk meupakan tahap kedua yang harus dilalui untuk melangkah pada proses pendidikan berikutnya.
3. Merangkak dan merayap
Merangkak dan merayap merupakan proses ketiga untuk bisa berjalan.
4. Berdiri dan berjalan
Berdiri dan berjalan merupakan ronggak awal dalam melatih kecerdasan fisik yang berkaitan dengan pendidikan gerakan.
2. Perkembangan Kognitif
1. Kecerdasan bayi
Menurut para psikolog nilai skala untuk mengukur kecerdasan bayi dapat dipakai untuk meramalkan nilai IQ kelak, nilai sekolah atau indeks kemampuan kecerdasan yang lain skala bayi merupakan sekelompok anak sekitar 5% yang perkembangannya sangat terlambat, karena kelumpuhan motorik atau keterbelakangan mental.
2. Peningkatan ingatan
Anak-anak yang dapat mengenali kejadian yang mereka alami sekarang berhubungan dengan skemata. Kemampuan itu disebut ingatan rekognisi (recognition memory).
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa sebagai objek studi utama bagi psikologi, pada dasarnya berakar pada fisikologi, adapun susunan bahasa meliputi hubungan antara berpikir dan berbahasa.
Perkembangan bahasa untuk anak memulai berkomunikasi serta mengekspresikan responya terhadap macam-macams timulasi.
4. Perkembangan Moral Dan Nilai-Nilai Agama
Timbulnya jiwa keagamaan pada anak dimana anak yang baru lahir adalah fitrah atau makhluk religious dari segi bentuk berfungsi di kemudian hari melalui proses bimbingan latihan setelah berada pada tahap kematangan.
5. Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan social adalah perkembangan dimana pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Serta perkembangan social juga berarti sebagai proses belajar meyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral agama.
Perkembangan social emosional anak dimulai dari sifat egosentrik, individual, dan kearah interaktif. Emosinal adalah perasaan yang melibatkan perpaduan antara fisiologis dan prilaku yang terlihat dari diri anak.
6. Perkembangan seni dan kretivitas
Biasanya anak yang kkreatif adalah anak yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Dan juga memiliki rasa percaya diri dan cukup mandiri.
Pola asuh orang tua kreatif sebenarnya dapat ditumbuhkan dari kehidupan sehari anak. Misalnya membiasakan untuk selalu bertanya tentang segala hal.
Karena pertanyaaan itu merangsang stimulasi daya piker anak, bukan malah memarahi anak ketika ingin bertanya terus menerus sampai ia mengerti, Karena memang salah satu karakteristik anak usia dini yaitu rasa ingin tahu yang tinggi.
0 Response to "Mengenal Anak Usia Dini"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak