Sikap Seorang Mukmin Dalam Menghadapi Ujian Dan Musibah
Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah hingga hari akhir.
Hakekat Ujian dan Musibah
Dengan menyadari hakekat sebenarnya dari ujian dan musibah, maka kita diharapkan memiliki cara pandang yang benar tentang ujian dan musibah.
Sehingga hal itu dapat mengantarkan pada keyakinan dan sikap yang benar. Hakekat ujian dan musibah antara lain :
1. Meyakini bahwa semuanya datang dari Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
ู َุงٓ ุงَุตَุงุจَ ู ِْู ู ُّุตِْูุจَุฉٍ ِูู ุงْูุงَุฑْุถِ ََููุง ِْููٓ ุงَُْููุณُِูู ْ ุงَِّูุง ِْูู ِูุชٰุจٍ ู ِّْู َูุจِْู ุงَْู َّูุจْุฑَุงََูุง ุۗงَِّู ุฐَِٰูู ุนََูู ุงِّٰููู َูุณِْูุฑٌۖ
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh.” (QS: Al Hadid: 22)
َََูููุจََُُّْููููู ْ ุจِุดَْูุกٍ ู َِู ุงْูุฎَِْูู َูุงْูุฌُูุนِ ََْูููุตٍ ู َِู ุงْูุฃَู َْูุงِู َูุงْูุฃَُْููุณِ َูุงูุซَّู َุฑَุงุชِ َูุจَุดِّุฑِ ุงูุตَّุงุจِุฑَِูู (ูกูฅูฅ) ุงَّูุฐَِูู ุฅِุฐَุง ุฃَุตَุงุจَุชُْูู ْ ู ُุตِูุจَุฉٌ َูุงُููุง ุฅَِّูุง َِِّููู َูุฅَِّูุง ุฅَِِْููู ุฑَุงุฌِุนَُูู (ูกูฅูฆ) (ุงูุจูุฑุฉ: ูกูฅูฅ-ูกูฅูฆ)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’.” (QS: Al Baqoroh: 155-156)
Dengan meyakini bahwa semua itu adalah dari Alloh Azza wa Jalla semata maka seorang mukmin akan mengembalikan semua urusannya kembali kepada Alloh, disertai keyakinan bahwa di dalamnya pasti terkandung hikmah dan pelajaran. Seorang mukmin tidak akan menjadi stres dengan adanya musibah yang menimpa.
2. Disebabkan karena dosa dan kesalahan kita sendiri.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
َูุงَูุง ุฑَุจََّูุง ุธََูู َْูุงٓ ุงَُْููุณََูุง َูุงِْู َّูู ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู َْูุง ََََُّْูููููู ู َِู ุงْูุฎٰุณِุฑَِْูู
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Al A’rof: 23)
3. Pelajaran atas banyaknya dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
َََูููุฏْ ุงَََْْููููุง ู َุง ุญََُْูููู ْ ู َِّู ุงُْููุฑٰู َูุตَุฑََّْููุง ุงْูุงٰٰูุชِ َูุนََُّููู ْ َูุฑْุฌِุนَُْูู
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat).” (QS: Al ahqof: 27)
Ibnul Jauzi berkata, “Sebesar apa pun musibah yang datang menimpa, hal itu masih belum sebanding dengan dosa yang telah mereka kerjakan”.
4. Bukti kecintaan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala pada seorang hamba.
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda,
ุฅَِّู ุนِุธَู َ ุงْูุฌَุฒَุงุกِ ู َุนَ ุนِุธَู ِ ุงْูุจَูุงَุกِ، َูุฅَِّู ุงَููู ุฅِุฐَุง ุฃَุญَุจَّ َْููู ًุง ุงุจْุชَูุงَُูู ْ، َูู َْู ุฑَุถَِู ََُููู ุงูุฑِّุถَุง، َูู َْู ุณَุฎِุทَ ََُููู ุงูุณُّุฎْุทُ
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Bila Alloh suka kepada suatu kaum maka mereka akan diuji. Jika mereka ridho maka Alloh ridho dan bila dia marah maka Alloh pun akan marah padanya.” (HR: Tirmidzi)
5. Menghapus sebagian dosa orang mukmin.
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda :
ู َุง ُูุตِูุจُ ุงْูู ُุณِْูู َ ู ِْู َูุตَุจٍ ََููุง َูุตَุจٍ ََููุง َูู ٍّ ََููุง ุญُุฒٍْู ََููุง ุฃَุฐًู ََููุง ุบَู ٍّ ุญَุชَّู ุงูุดََّْููุฉِ ُูุดَุงَُููุง ุฅَِّูุง ََّููุฑَ ุงَُّููู ุจَِูุง ู ِْู ุฎَุทَุงَูุงู
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah subhanahu wata'la telah menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no.3405 dan Muslim 140-141/1062)
Dalam hadist lain :
ู َุง َูุฒَุงُู ุงْูุจََูุงุกُ ุจِุงْูู ُุคْู ِِู َู ุงْูู ُุคْู َِูุฉِ ِْูู َْููุณِِู َู ََููุฏِِู َู ู َุงِِูู ุญَุชَّู ََْูููู ุงَููู َู ู َุง ุนََِْููู ุฎَุทِْูุฆَุฉٌ
“Ujian akan terus datang kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai jasadnya, hartanya, dan anaknya sehingga ia menghadap Alloh tanpa membawa dosa.” (HR: Ahmad dan Tirmidzi)
6. Ujian atas keimanan.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
ุงَู ْ ุญَุณِุจْุชُู ْ ุงَْู ุชَุฏْุฎُُููุง ุงْูุฌََّูุฉَ ََููู َّุง َูุฃْุชُِูู ْ ู َّุซَُู ุงَّูุฐَِْูู ุฎََْููุง ู ِْู َูุจُِْููู ْ ۗ ู َุณَّุชُْูู ُ ุงْูุจَุฃْุณَุงุۤกُ َูุงูุถَّุฑَّุงุۤกُ َูุฒُْูุฒُِْููุง ุญَุชّٰู ََُْูููู ุงูุฑَّุณُُْูู َูุงَّูุฐَِْูู ุงٰู َُْููุง ู َุนَูٗ ู َุชٰู َูุตْุฑُ ุงِّٰููู ۗ ุงََูุงٓ ุงَِّู َูุตْุฑَ ุงِّٰููู َูุฑِْูุจٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS: Al Baqoroh: 214)
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,
ุฃَุชََْููุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ََُููู ِูู ุธِِّู ุงَْููุนْุจَุฉِ ู ُุชََูุณِّุฏًุง ุจُุฑْุฏَุฉً َُูู ََُْููููุง َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุงุฏْุนُ ุงََّููู ุชَุจَุงุฑََู َูุชَุนَุงَูู ََููุง َูุงุณْุชَْูุตِุฑُْู َูุงَู َูุงุญْู َุฑَّ َُُْูููู ุฃَْู ุชَุบََّูุฑَ ََููุงَู ََููุฏْ َูุงَู ู َْู َูุงَู َูุจَُْููู ْ ُูุญَْูุฑُ َُูู ุญُْูุฑَุฉٌ َُููุฌَุงุกُ ุจِุงْูู ِْูุดَุงุฑِ َُูููุถَุนُ ุนََูู ุฑَุฃْุณِِู َُููุดَُّู ู َุง َูุตْุฑُُِูู ุนَْู ุฏِِِููู َُููู ْุดَุทُ ุจِุฃَู ْุดَุงุทِ ุงْูุญَุฏِูุฏِ ู َุง ุฏَُูู ุนَุธْู ٍ ู ِْู َูุญْู ٍ ุฃَْู ุนَุตَุจٍ ู َุง َูุตْุฑُُِูู ุนَْู ุฏِِِููู ََُูููุชِู ََّّู ุงَُّููู ุชَุจَุงุฑََู َูุชَุนَุงَูู َูุฐَุง ุงْูุฃَู ْุฑَ ุญَุชَّู َูุณِูุฑَ ุงูุฑَّุงِูุจُ ู َุง ุจََْูู ุตَْูุนَุงุกَ ุฅَِูู ุญَุถْุฑَู َْูุชَ َูุง َูุฎْุดَู ุฅَِّูุง ุงََّููู ุชَุนَุงَูู َูุงูุฐِّุฆْุจَ ุนََูู ุบََูู ِِู َََُِّูููููู ْ ุชَุนْุฌََُููู
Kami mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau berada di dekat ka’bah dengan selimut musim dinginnya, kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, berdo’alah kepada Allah untuk kami dan mintalah tolong padanya!’ Khabab berkata, ‘Maka wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berubah merah. Beliau lalu bersabda: ‘Sungguh telah berlalu pada orang-orang sebelum kalian seorang yang digalikan lubang untuknya, lalu diletakkan gergaji di atas kepalanya hingga membelahnya, namun hal itu tidak merubah keyakinannya. Ada yang disisir dengan sisir besi panas hingga terkoyak dagingnya, namun itu tidak mengubah dari agamanya. Dan sungguh, benar-benar Allah Tabaaraka Wa Ta’ala akan menyempunakan urusan (agama) ini hingga ada seorang pengendara berjalan dari Shan’a menuju Hadarmaut dalam keadaan tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau kawatir kambingnya akan dimakan serigala. Akan tetapi kalian terburu-buru.” (HR. Ahmad)
Masya Alloh…!!! Lalu bagaimana dengan kita? Maka sungguh betapa lemahnya keimanan kita. Apa yang Seharusnya Kita lakukan?
Setelah meyakini dengan seyakin-yakinnya apa yang telah disebutkan di atas, lalu langkah apa yang seharusnya dilakukan jika musibah itu datang?
1. Bersabar dan menerima takdir Alloh Subhanahu Wa Ta'ala
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
َََูููุจََُُّْููููู ْ ุจِุดَْูุกٍ ู َِู ุงْูุฎَِْูู َูุงْูุฌُูุนِ ََْูููุตٍ ู َِู ุงْูุฃَู َْูุงِู َูุงْูุฃَُْููุณِ َูุงูุซَّู َุฑَุงุชِ َูุจَุดِّุฑِ ุงูุตَّุงุจِุฑَِูู (ูกูฅูฅ) ุงَّูุฐَِูู ุฅِุฐَุง ุฃَุตَุงุจَุชُْูู ْ ู ُุตِูุจَุฉٌ َูุงُููุง ุฅَِّูุง َِِّููู َูุฅَِّูุง ุฅَِِْููู ุฑَุงุฌِุนَُูู (ูกูฅูฆ) (ุงูุจูุฑุฉ: ูกูฅูฅ-ูกูฅูฆ)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’.” (QS: Al Baqoroh: 155-156)
ُْูู َّْูู ُّูุตِْูุจََูุงٓ ุงَِّูุง ู َุง َูุชَุจَ ุงُّٰููู ََููุงۚ َُูู ู ََْٰููููุง َูุนََูู ุงِّٰููู ََْูููุชَََِّููู ุงْูู ُุคْู َُِْููู
“Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakal.” (QS: At-Taubah: 51)
2. Berfikir, mengapa musibah terjadi.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ُْูู َّْูู ُّูุตِْูุจََูุงٓ ุงَِّูุง ู َุง َูุชَุจَ ุงُّٰููู ََููุงۚ َُูู ู ََْٰููููุง َูุนََูู ุงِّٰููู ََْูููุชَََِّููู ุงْูู ُุคْู َُِْููู
“Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakal.” (QS: At-Taubah: 51)
2. Berfikir, mengapa musibah terjadi.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ُْูู ุณِْูุฑُْูุง ِูู ุงْูุงَุฑْุถِ ุซُู َّ ุงْูุธُุฑُْูุง ََْููู َูุงَู ุนَุงِูุจَุฉُ ุงْูู َُูุฐِّุจَِْูู
“Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” (QS: Al An’am: 11)
3. Bertaubat dari dosa dan maksiat yang selama ini dilakukan.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
َูุงَูุง ุฑَุจََّูุง ุธََูู َْูุงٓ ุงَُْููุณََูุง َูุงِْู َّูู ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู َْูุง ََََُّْูููููู ู َِู ุงْูุฎٰุณِุฑَِْูู
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Al A’rof: 23)
4. Berbaik sangka dan tidak berputus asa terhadap rahmat Alloh.
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ٰูุจََِّูู ุงุฐَْูุจُْูุง َูุชَุญَุณَّุณُْูุง ู ِْู ُّْููุณَُู َูุงَุฎِِْูู ََููุง ุชَุงَْููุ۟ٔณُْูุง ู ِْู ุฑَّْูุญِ ุงِّٰููู ุۗงَِّููٗ َูุง َูุงَْููุ۟ٔณُ ู ِْู ุฑَّْูุญِ ุงِّٰููู ุงَِّูุง ุงَْْูููู ُ ุงِْٰูููุฑَُْูู
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS: Yusuf: 87)
َูุง َُُِّูููู ุงُّٰููู َْููุณًุง ุงَِّูุง ُูุณْุนََูุง ۗ ََููุง ู َุง َูุณَุจَุชْ َูุนَََْูููุง ู َุง ุงْูุชَุณَุจَุชْ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…(QS: Al Baqoroh:286)
5. Munajat dan kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ٰูุٓงََُّููุง ุงَّูุฐَِْูู ุงٰู َُููุง ุงุณْุชَุนُِْْูููุง ุจِุงูุตَّุจْุฑِ َูุงูุตَّٰููุฉِ ۗ ุงَِّู ุงَّٰููู ู َุนَ ุงูุตّٰุจِุฑَِْูู
“Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar..” (Al-Baqarah: 153)
Rosululloh Shallallahu 'Alaihi Wa sallam mengajarkan kepada umatnya apabila tertimpa musibah hendaknya membaca kalimat Istirja’
ุฅَِّูุง َِِّููู َูุฅَِّูุง ุฅَِِْููู ุฑَุงุฌِุนَُูู
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali.”
Dan dilanjutkan dengan membaca doa :
ุงََُّูููู َّ ุขุฌِุฑِْูู ِูู ู ُุตِูุจَุชِู َูุฃุฎُْْูู ِูู ุฎَْูุฑًุง ู َِْููุง
“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”
ุฑَุจََّูุง َูุง ุชُุคَุงุฎِุฐَْูุงٓ ุงِْู َّูุณَِْููุงٓ ุงَْู ุงَุฎْุทَุฃَْูุง ۚ ุฑَุจََّูุง ََููุง ุชَุญْู ِْู ุนَََْูููุงٓ ุงِุตْุฑًุง َูู َุง ุญَู َْูุชَูٗ ุนََูู ุงَّูุฐَِْูู ู ِْู َูุจَِْููุง ۚ ุฑَุจََّูุง ََููุง ุชُุญَู َِّْููุง ู َุง َูุง ุทَุงَูุฉَ ََููุง ุจِูٖۚ َูุงุนُْู ุนََّูุงۗ َูุงุบِْูุฑْ ََููุงۗ َูุงุฑْุญَู َْูุง ۗ ุงَْูุชَ ู ََْٰููููุง َูุงْูุตُุฑَْูุง ุนََูู ุงَْْูููู ِ ุงِْٰูููุฑَِْูู
“…Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS: Al Baqoroh:286).
6. Yakin akan adanya kemudahan (jalan keluar) atas kesulitan yang dihadapi
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
َูุฑََูุนَْูุง ََูู ุฐِْูุฑََูۗ ู َูุงَِّู ู َุนَ ุงْูุนُุณْุฑِ ُูุณْุฑًุงۙ
Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS : Al Insyiroh :4 – 5)
Mudah-mudahan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan rahmatNya kepada kita dan memberikan kekuatan iman dalam menghadapi ujian dari Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Amin
0 Response to "Sikap Seorang Mukmin Dalam Menghadapi Ujian Dan Musibah"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak