Dua Sifat Yang Tidak Akan Pernah Berkumpul

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Di bawah ini beberapa sifat yang tidak akan terkumpul dengan sifat yang lain. Semoga menjadi bahan pengetahuan dan amalan.

Tidak akan terkumpul:

1. Debu berjihad di jalan Allah dengan Asap Neraka Jahannam

2. Sifat bakhil (kikir) dengan keimanan.

ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- « ู„ุงَ ูŠَุฌْุชَู…ِุนُ ุบُุจَุงุฑٌ ูِู‰ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฏُุฎَุงู†ُ ุฌَู‡َู†َّู…َ ูِู‰ ุฌَูˆْูِ ุนَุจْุฏٍ ุฃَุจَุฏًุง ูˆَู„ุงَ ูŠَุฌْุชَู…ِุนُ ุงู„ุดُّุญُّ ูˆَุงู„ุฅِูŠู…َุงู†ُ ูِู‰ ู‚َู„ْุจِ ุนَุจْุฏٍ ุฃَุจَุฏًุง ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan terkumpul selamanya debu di dalam perperangan di jalan Allah dengan asap neraka Jahannam di dalam mulut seorang hamba dan tidak akan terkumpul selamanya sifat bakhil dan keimanan di dalam hati seorang hamba.” HR. An Nasai dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 7616.

3. Orang kafir dengan pembunuhnya

ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ู‚َุงู„َ « ู„ุงَ ูŠَุฌْุชَู…ِุนُ ูƒَุงูِุฑٌ ูˆَู‚َุงุชِู„ُู‡ُ ูِู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ ุฃَุจَุฏًุง ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan terkumpul seorang kafir dengan pembunuhnya di dalam neraka selamanya.” HR. Muslim.

4. Kekafiran dengan keimanan

5. Dusta dengan kejujuran

6 Sifat khianat dengan amanah

ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- « ู„ุง ูŠุฌุชู…ุน ุงู„ุฅูŠู…ุงู† ูˆ ุงู„ูƒูุฑ ููŠ ู‚ู„ุจ ุงู…ุฑุฆ ، ูˆ ู„ุง ูŠุฌุชู…ุน ุงู„ูƒุฐุจ ูˆ ุงู„ุตุฏู‚ ุฌู…ูŠุนุง ، ูˆ ู„ุง ุชุฌุชู…ุน ุงู„ุฎูŠุงู†ุฉ ูˆ ุงู„ุฃู…ุงู†ุฉ ุฌู…ูŠุนุง ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak terkumpul keimanan dan kekafiran di dalam hati seorang muslim, dan tidak terkumpul kedustaan dan kejujuran selamanya dan tidak terkumpul sifat khianat dan amanat seluruhnya.” HR. Ibnu Wahb di dalam kitab Al Jami’, dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 1050.

7. Keimanan dengan sifat hasad

ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ู‚َุงู„َ « ู„ุงَ ูŠَุฌْุชَู…ِุนَุงู†ِ ูِู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ ู…ُุณْู„ِู…ٌ ู‚َุชَู„َ ูƒَุงูِุฑًุง ุซُู…َّ ุณَุฏَّุฏَ ูˆَู‚َุงุฑَุจَ ูˆَู„ุงَ ูŠَุฌْุชَู…ِุนَุงู†ِ ูِู‰ ุฌَูˆْูِ ู…ُุคْู…ِู†ٍ ุบُุจَุงุฑٌ ูِู‰ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَูَูŠْุญُ ุฌَู‡َู†َّู…َ ูˆَู„ุงَ ูŠَุฌْุชَู…ِุนَุงู†ِ ูِู‰ ู‚َู„ْุจِ ุนَุจْุฏٍ ุงู„ุฅِูŠู…َุงู†ُ ูˆَุงู„ْุญَุณَุฏُ ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan terkumpul di dalam nerakan seorang yang telah membunuh seorang kafir, kemudian dia mendekatkan diri kepada kebaikan, tidak akan terkumpul keduanya di dalam mulut seorang beriman debu di dalam perperangan dan asap neraka Jahannam dan tidak akan terkumpul keduanya di dalam hati seorang hamba keimanan dan sifat hasad.” HR. An Nasai dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih At Targhib Wa At Tarhib, no.  1271.

8. Ikhlas dengan kecintaan terhadap pujian, sanjungan

Syeikh Abdul Muhsin hafizhahullah berkata:

ู„ุง ูŠุฌุชู…ุน ุงู„ุฅุฎู„ุงุต ูˆู…ุญุจุฉ ุงู„ู…ุฏุญ ูˆุงู„ุซู†ุงุก ููŠ ู‚ู„ุจ ุงู„ู…ุคู…ู† ุฅู„ุง ูƒู…ุง ูŠุฌุชู…ุน ุงู„ุถุจ ูˆุงู„ู†ูˆู† ูŠุนู†ูŠ: ุญูŠูˆุงู† ุงู„ุจุญุฑ ู…ุน ุญูŠูˆุงู† ุงู„ุจุฑ، ูˆุงุฌุชู…ุงุนู‡ู…ุง ู„ุง ูŠูƒูˆู†؛ ู„ุฃู† ุญูŠูˆุงู† ุงู„ุจุญุฑ ุฅุฐุง ุฎุฑุฌ ู…ู†ู‡ ู…ุงุช، ูˆุญูŠูˆุงู† ุงู„ุจุฑ ุฅุฐุง ุฏุฎู„ ุงู„ุจุญุฑ ู…ุงุช، ูุงุฌุชู…ุงุนู‡ู…ุง ู„ุง ูŠูƒูˆู†،

Artinya: “Tidak akan terkumpul ikhlas dan kecintaan terhadap pujian dan sanjungan di dalam hati seorang beriman kecuali sebagaimana terkumpulnya hewan dhabb dengan ikan, maksudnya adalah hewan air dengan hewan darat tidak akan kumpul keduanya terjadi, karena hewan laut jika keluar dari laut maka ia akan mati, dan hewan darat jika jika masuk ke dalam air dia akan mati, maka kumpulnya keduanya tidak akan terjadi.” Syarah Sunan Abi Daud.

9. Kuburan dengan masjid

 ุฅู†ู‡ ู„ุง ูŠุฌุชู…ุน ููŠ ุฏูŠู† ุงู„ุฅุณู„ุงู… ู‚ุจุฑ ูˆู…ุณุฌุฏ ูˆุงู„ุญูƒู… ู„ู„ุณุงุจู‚ ู…ู†ู‡ู…ุง؛ ูุฅู† ูƒุงู† ุงู„ู‚ุจุฑ ู…ูˆุฌูˆุฏุงً ุฃูˆู„ุงً ูˆุฃุชูŠ ุจุงู„ู…ุณุฌุฏ ูˆุจู†ูŠ ุนู„ูŠู‡ ูŠู‡ุฏู… ุงู„ู…ุณุฌุฏ، ูˆุฅู† ูƒุงู† ุงู„ู…ุณุฌุฏ ู…ุจู†ูŠุงً ุฃูˆู„ุงً ูˆุฃุฏุฎู„ ุงู„ู…ูŠุช ููŠ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูŠู†ุจุด ุงู„ู…ูŠุช ูˆูŠุฎุฑุฌ ู…ู† ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูˆูŠุจู‚ู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูƒู…ุง ูƒุงู†، ูˆู„ุง ูŠุฌู…ุน ุจูŠู† ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูˆุงู„ู‚ุจุฑ.

Artinya: “Sesungguhnya tidak akan terkumpul di dalam agam Islam, kuburan dan masjid dan hukum untuk yang lebih dahulu dari keduanya, jika kuburan ada lebih dahulu dan kemudian masjid dan dibangun di atasnya maka dihancurkan masjid, dan jika masjid di bangun duluan lalu mayat dimasukkan ke dalam masjid, maka dibongkar kuburan mayat dan dikeluarkan dari masjid dan dibiarkan masjid seperti semula dan tidak akan terkumpul antara masjid dan kuburan.“ Syarah Sunan Abi Daud.

10. Ikhlas dengan kecintaan terhadap pujian, sanjungan dan kecintaan terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

ู„ุง ูŠุฌุชู…ุน ุงู„ุฅุฎู„ุงุต ููŠ ุงู„ู‚ู„ุจ ูˆู…ุญุจุฉ ุงู„ู…ุฏุญ ูˆุงู„ุซู†ุงุก ูˆุงู„ุทู…ุน ููŠู…ุง ุนู†ุฏ  ุงู„ู†ุงุณ ุฅู„ุง ูƒู…ุง ูŠุฌุชู…ุน ุงู„ู…ุงุก ูˆุงู„ู†ุงุฑ ูˆุงู„ุถุจ ูˆุงู„ุญูˆุช

Artinya: “Ikhlas tidak akan terkumpul di dalam hati dengan kecintaan terhadap pujian dan sanjungan serta kerakusan terhadap apa yang dimiliki oleh manusia kecuali terkumpulnya antara air dan api atau antara adh Dhabb (binatang darat) dan ikan (binatang air).” Lihat kitab Al Fawaid.

Penulis: Ahmad Zainuddin

0 Response to " Dua Sifat Yang Tidak Akan Pernah Berkumpul"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak