Mengenal Agama dan Kepercayaan
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
Agama dan Kepercayaan
Dalam sejarah agama ada dua masalah yang dibahas adalah asal usul timbulnya agama secara umum dan perkembangan kehidupan beragama.
Perkembangan ini ada yang dikhususkan kepada perkembangan kepercayaan kepada Tuhan, penyebaran, intuisinya, ajarannya mengenai hukum, etika, mistik, dan lain sebagainya.
Banyak sekali definisi agama, orang yang memiliki keyakinan agama yang berbeda akan mengartikan agama menurut versi agamanya masing-masing.
Misalnya penganut agama Islam akan berbeda dengan penganut agama Hindu, atau yang lainnya ketika mendefenisikan agama.
Begitu juga dengan orang yang berbeda dalam latar belakang dan tingkat keilmuannya atau berbeda disiplin ilmunya, akan mengartikan agama sesuai dengan kapasitas keilmuannya.
Orang sejarah akan berbeda mendefenisikan agama dengan orang yang berlatar belakang orang pendidikan, dan lain sebagainya.
Namun dari semua perbedaan di atas, dapat diambil sebuah titik simpul yang dapat menselaraskan semua defenisi-defenisi manusia tentang agama.
Bahwa agama merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang mempunyai kecenderungan untuk tunduk dan patuh terhadap Tuhan dalam kehidupannya.
Agama juga berperan untuk menciptakan suatu perdamaian bagi masyarakat, dan sebagai alat yang dapat dijadikan sebagai penumbuh rasa solidaritas.
Untuk menciptakan iklim damai tersebut, perlu dibentuk pranatapranata sosial yang menjadi infrastruktur bagi tegaknya suatu perdamaian dalam masyarakat.
Agama adalah gejala yang begitu sering terdapat di mana-mana. Agama berkaitan dengan usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta.
Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna, dan juga perasaan takut, meskipun agama tertuju sepenuhnya kepada suatu dunia yang tidak dapat dilihat (akhirat) namun agama juga melibatkan dirinya pada masalah-masalah sehari-hari di dunia ini.
Agama merupakan sumber gambaran-gambaran tentang dunia yang seharusnya gambaran-gambaran yang berulang kali dapat ditafsirkan kembali untuk mengevaluasi pola-pola sosial yang baru malahan tak terduga.
Kelanggengan agama berkaitan dengan kemampuannya untuk terus-menerus menyesuaikan gambaran-gambaran taraf tertingginya terhadap situasi-situasi serta bentuk-bentuk kritik baru.
Agama secara generik dapat didefenisikan sebagai sebuah sistem simbol (misalnya kata-kata dan isyarat, cerita dan praktek, benda dan tempat) yang berfungsi agamis, yaitu suatu yang terus menerus dipakai partisipan untuk mendekat dan menjalin hubungan yang benar atau tepat dengan sesuatu yang diyakini sebagai realitas mutlak.
Dalam agama Islam, agama dikenal dengan kata Din yaitu ajaran-ajaran atau pedoman yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada umatnya melalui para utusannya (rasul), untuk dilaksanakan dan bertujuan untuk keselamatan dan kesejahteraan umat Islam baik di dunia maupun di alam akhirat kelak.
Banyak lagi defenisi-defenisi lainnya mengenai agama yang dengan sendirinya dapat memperluas makna dan cakupan-cakupan agama itu sendiri.
Agama merupakan suatu kebutuhan dasar setiap manusia, munculnya berbagai perasaan dalam diri manusia yang bersifat khayali dan imajiner, menjadi modal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu agama atau kepercayaaan.
Agama muncul dari adanya kepercayaan-kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap suci dan menempati berbagai aspek dalam kehidupan manusia yang akhirnya suatu agama atau kepercayaan dapat melekat dan mengambil peranan penting pada seorang individu atau masyarakat.
Sebuah masyarakat yang mempunyai konsep-konsep kepercayaan, akan membentuk sebuah sistem baru, di mana ada norma-norma dan aturan-aturan agama yang melekat dan menjadi ciri khas dalam masyarakat tersebut.
Begitu pentingnya peranan agama dalam masyarakat sehingga ada yang disebut dengan masyarakat agamis dan ada juga yang dikatakan sebagai masyarakat sekuler.
Masyarakat sekuler memisahkan urusan-urusan dunia dengan nilai-nilai keagamaan, sedangkan masyarakat agamis adalah masyarakat yang meletakkan nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat tersebut berdasarkan tuntunan dan aturan agama yang dianut dalam masyarakat itu.
Berkaitan juga dengan kepercayaan kepada sesuatu, dalam masyarakat beragama ataun non-ilmiah ada cerita-cerita yang dinamakan dengan mitos.
Mitos adalah cerita-cerita yang diterima dari dahulu kala, terutama tentang konsep atau kepercayaan tentang keturunan masyarakat yang bersangkuta, kejadian alam dan lainnya.
Mitos juga mengungkapkan cerita tentang asal mula masyarakat dan kepercayaannya. Kalau tidak dihubungkan dengan agama mitos adalah cerita rakyat yang turun temurun.
Agama mengatur tindakan manusia, baik dalam ajaran hukum atau ajaran moral. Hukum dan moral perilaku lahiriah dalam kehidupan sehari-hari menjadi perhatian hampir setiap agama.
Ada makanan dan minuman yang diharamkan sebagaimana banyak pula yang dihalalkan. Ada perilaku yang diharamkan dan ada pula yang dihalalkan dan diwajibkan. Aspek hukum dan moral yang diajarkan agama menunjukkan bahwa agama bukan hanya upacara ritual.
Oleh karena itu pemahaman sekular terhadap agama adalah sebagai subsistem (mungkin terkecil) dari kehidupan manusia yang tidak rasional, tidak konkret, rasional dan terlihat aneh.
Sedangkan yang lainnya yang konkret, rasional dan biasa-biasa bukanlah agama. Sebaliknya agama pada umumnya mengajarkan sikap tertentu dalam kehidupan sehari-hari secara keseluruhan.
0 Response to "Mengenal Agama dan Kepercayaan"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak