Menjaga Amanah
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
MENJAGA AMANAH
Terdapat sebuah kisah menarik tentang amanat yang terjadi dari dua sahabat Nabi yang disebutkan :
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم آخى بين عوف بن مالك والصعب بن جثامة.
Sesungguhnya Rasul Shallallahu 'Alaihi Wa sallam mempersaudarakan antara Auf bin malik dan Sha’b bin Jutsamah. [Mushannaf Abi Syaibah]
Imam Ibnu Hajar menceritakan dalam kitab Al-Ishabah bahwa Ada dua orang lelaki dari kalangan sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam berteman baik saling ziarah menziarahi antara satu dengan lainnya.
Mereka adalah Sha'b bin Justamah dan Auf bin Malik Al-Asyja’i.
"Wahai saudaraku, siapa di antara kita yang pergi (meninggal dunia) terlebih dahulu, hendaknya saling kunjung mengunjungi." kata Sha'b kepada Auf di suatu hari.
"Betul begitu?" tanya Auf.
"Betul." jawab Sha'b.
Ditakdirkan Allah, Sha'b meninggal dunia terlebih dahulu, yaitu pada era kekhalifahan Ustman.
Pada suatu malam Auf bermimpi melihat Sha'b datang mengunjunginya.
"Engkau wahai saudaraku?" tanya Auf.
"Benar." jawab Sha'b.
"Bagaimana keadaan dirimu?"
"Aku mendapatkan ampunan setelah mendapat musibah." Ketika Auf melihat pada leher Sha'b, dia melihat ada tanda hitam di situ.
"Apa gerangan tanda hitam di lehermu itu?" tanya Auf.
"Ini adalah akibat sepuluh dinar yang aku pinjam dari seseorang Yahudi, maka tolong jelaskan hutang tersebut.
وأخبرك إنه ما وقع شيء في بيتي بعد موتي إلا علمت به، حتى هرة توفيت من أيام، وأخبرك أن ابنتي فلانه ستموت بعد سبعة أيام
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa tidak satupun kejadian yang terjadi di dalam keluargaku, semua terjadi pula setelah kematianku. Bahkan terhadap kucing yang matipun dipertanggung jawabkan juga. Mohon beritahukan bahwa anak perempuanku akan mati tujuh hari lagi ."
Perbincangan di antara kedua lelaki yang bersahabat itu terhenti kerana Auf terjaga dari tidurnya. Dia menyadari bahwa semua yang dimimpikannya itu merupakan pelajaran dan peringatan baginya.
Di pagi hari itu dia segera pergi ke rumah keluarga Sha'b.
"Selamat datang wahai Auf. Kami sangat gembira dengan kedatanganmu." kata keluarga Sha'b.
"Beginilah semestinya kita bersaudara. Mengapa anda datang setelah Sha'b tidak ada di dunia?"
Auf menerangkan maksud kedatangannya yaitu untuk memberitahukan semua mimpinya malam tadi.
Keluarga Sha'b faham akan semuanya dan percaya bahwa mimpinya itu benar. Mereka pun mengumpulkan sepuluh dinar dari uang simpanan Sha'b sendiri lalu diberikan kepada Auf agar dibayarkan kepada si Yahudi.
Auf segera pergi ke rumah si Yahudi untuk menjelaskan hutang Sha'b.
"Adakah Sha'b mempunyai tanggungan sesuatu kepadamu?" tanya Auf.
"Semoga Rahmat Allah atas Sha'b Sahabat Rasulullah S.A.W. Benar, aku telah memberinya pinjaman sebanyak sepuluh dinar." jawab si Yahudi.
Setelah Auf menyerahkan sepuluh dinar, si Yahudi berkata:
والله هي هي ما تصرفت فيها
"Demi Allah dinar ini adalah dinarku, ternyata ia tidak menggunakannya".
Setelah menyerahkan dinar tersebut, pergilah auf ke rumah saudaranya sha’b dan menanyakan hal-hal yang terjadi setelah wafatnya sha’b.
Mereka bercerita : Kucingnya mati setelah wafatnya sha’b. Auf berkata : benar itu yang kedua. Kemudian manakah putri dari sha’b? Mereka lalu mendatangkan putri kecil yang dimaksud yang masih berusia 5 atau 6 tahun dan Auf menyentuh kepalanya dan ternyata badannya panas. Maka auf berkata: uruslah anak ini dengan baik. Setelah enam hari dari kejadian itu ternyata putri tadi meninggal dunia pada hari ke tujuh.
[Sumber : Khutab Wa Durus Li Syaikh Abd Rahim At-Thahhan]
Wallahu A’lam
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar senantiasa bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan utamanya menunaikan amanat yang diembankan kepada kita.
0 Response to "Menjaga Amanah"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak