Tidur Pagi Bukan Jalan Kesuksesan
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiaplangkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
Tidur pagi memang sangat menggoda. Suasananya seakan mendukung. Situasinya seolah bersahabat. Mereka yang gemar, menganggap tidur pagi sebagai sebuah kenikmatan. Sayang untuk dilewatkan.
Benarkah demikian?
Fenomena tidur pagi bagi remaja dan anak-anak muda sangat menyedihkan. Rasanya jengkel dan kesal. Namun, hendak ditumpahkan ke siapa kekesalan ini? Siapa yang siap menampung kejengkelan ini?
Ada beberapa faktor yang menumbuh-suburkan kebiasaan tidur pagi. Antara lain; begadang hingga larut malam, bimbingan tidur dari Nabi Muhammad yang tidak dilaksanakan, ketidak-pahaman tentang dampak buruk tidur pagi, dan perhatian orangtua atau pendidik yang masih kurang maksimal, barangkali perlu dibahas lebih spesifik di lain tulisan.
Kaum Salaf, menurut Ibnul Qayyim (Madarijus Salikin 1/457), tidak suka tidur pagi, terutama antara shalat subuh hingga matahari terbit.
Kenapa?
Saat-saat itu adalah kesempatan emas untuk panen pahala. Kunci dan penentu rangkaian hari terletak di paginya.
Waktu tersebut merupakan waktu turunnya rezeki, pembagian rezeki, dan tersebarnya berkah.
Tidak ada cerita orang sukses yang senang tidur pagi. Sukses apapun itu. Mereka yang terbiasa tidur pagi adalah orang-orang gagal. Orang-orang yang terbuang dan dibuang. Orang-orang yang hidup tanpa harapan dan tidak diharapkan.
Gemar tidur pagi merupakan aktifitas yang melekat pada sosok pemalas. Jadi, jangan marah kalau dipanggil pemalas! Jangan sakit hati bila dibilang sampah kehidupan! Sebab, engkau memang pantas disebut seperti itu. Engkau selalu tidur pagi.
Ibnul Qayyim (Zaadul Ma'ad) menyebut teguran sahabat Ibnu Abbas yang melihat anaknya tidur di waktu pagi, “Bangunlah kamu! Apakah kamu tidur sementara waktu pagi adalah waktu pembagian rezeki?”
Urwah bin Zubair, seorang ulama tabi'in, melarang anak-anaknya tidur pagi dan berkata, "Sungguh! Jika aku mendengar seseorang itu tidur waktu pagi, maka aku pun merasa tidak suka dengannya"
Mohon maaf, kawan. Saya pun tidak suka denganmu. Kurang respek kepadamu. Tidak hormat padamu. Susah menghargaimu. Tolong jangan salahkan saya! Kebiasaanmu itu lah penyebabnya.
Sakhr bin Wada'ah al Ghamidi termasuk sahabat Nabi yang kaya raya. Sebagai seorang saudagar, beliau mengaplikasikan pesan Nabi Muhammad.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi hari" (HR Tirmidzi dan dishahihkan al Albani)
Sejak mendengar itu, Sakhr selalu menggerakkan usaha dan mengelolanya mulai dari pagi-pagi benar.
Begitulah gunanya mengikuti sunnah Nabi Muhammad! Keberkahan Allah berikan.
Meskipun tentu bukan sekadar laba duniawi yang engkau kejar. Bukan sebatas untung materi yang engkau cari. Tidak tidur pagi bukan semata-mata untuk menjadi orang yang kaya raya. Mestinya berkah dari Allah yang diharapkan. Kesuksesan akhirat yang ingin dicapai. Tidak tidur pagi akan sangat membantu dalam beribadah.
Pagi hari bukan hanya berkah untuk mereka yang hendak sukses berusaha. Pagi hari juga dipilih oleh Nabi Muhammad untuk memberangkatkan pasukan perang. Melepas kekuatan militer di pagi hari dilakukan oleh Nabi Muhammad karena berkahnya.
Contohnya adalah perang Khaibar. Al Bukhari (3374) meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad menyerang penduduk Khaibar pada pagi buta. Saat itu, mereka sedang berangkat untuk berladang dengan membawa sekop dan alat-alat lainnya. Akhirnya, Khaibar pun dapat ditaklukan.
Untuk menjadi seorang jenderal perang mumpuni dan panglima besar yang disegani, tidak mungkin dengan senang tidur pagi. Semuanya dilalui dengan latihan-latihan keras dan pendidikan yang ketat. Jangankan di pagi hari, bahkan saat dini hari pun latihan-latihan dilakukan. Tidak mengenal lelah. Tidak berpikir dapat istirahat.
Tak mungkin seorang prajurit hebat dan ksatria perwira terlahir dari orang-orang yang suka tidur pagi!
Sama juga dengan ulama, pewaris para nabi. Mereka menjadi ahli agama, ahli fikih, ahli hadits dan ahli ilmu lainnya bukan dengan tidur pagi. Sejak sebelum fajar menyingsing, mereka telah berpacu dengan waktu dan berlomba dengan nafas untuk mendatangi majlis-majlis ilmu. Tak ingin terlambat. Tak mau duduk di shaf belakang.
Menjadi orang pintar agama, hafiz al Qur'an, ahli fikih dan pewaris ilmu para Nabi, tidak mungkin berlaku bagi engkau yang suka tidur pagi.
Kamu suka tidur pagi terus berharap digolongkan dalam barisan para ulama di hari kiamat kelak? Kamu senang tidur pagi lalu bercita-cita membela Islam? Kamu selalu tidur pagi kemudian ingin hidup mulia? Tolonglah bercermin pada diri sendiri.
Ibnul Qayyim (Zaadul Ma'ad 4/222) menukil bait syair seorang pujangga:
أَلَا إِنَّ نَوْمَاتِ الضُّحَى تُورِثُ الْفَتَى ... خَبَالًا وَنَوْمَاتُ الْعُصَيْرِ جُنُونُ
Sadarilah! Sungguh, tidur pagi mewariskan kebodohan untuk pemuda
Adapun tidur sore hari membuatnya seperti orang gila.
0 Response to "Tidur Pagi Bukan Jalan Kesuksesan "
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak