Filsafat Ketuhanan

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya, 

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

1. Filsafat Ketuhanan

Pengertian Filsafat

1. Manifestasi dari kegiatan berfikir manusia dengan mempertanyakan, menganalisis yang sangat mendalam tentang hakekat realitas yang ada. Adanya naluri manusia untuk mempertanyakan dan mencari jawaban tentang sesuatu.

2. Usaha berpikir manusia yang sangat mendalam dari berbagai disiplin ilmu. Filsafat merupakan pisau analisis terhadap berbagai disiplin ilmu.

3. Usaha berpikir manusia untuk mencari hubungan-hubungan yang dapat menerangkan berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Filsafat merupakan media atau salah satu sarana pendekatan interdisipliner ilmu pengetahuan. Lahirlah: filsafat agama, filsafat hukum, filsafat pendidikan, filsafat ekonomi, dsb.

4. Berpikir secara utuh dan komprehensif untuk sampai pada jawaban- jawaban yang logis.

Menurut :

1. H. Endang Saifuddin Anshori, MA. Filsafat adalah usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk memahami secara radikal, integral dan universal tentang hakekat Tuhan,.

2. Emanuel Kant. Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal (dipermasalahkan) untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

Masalah Ketuhanan adalah masalahan utama dalam agama;

Disiplin ilmu yang membahas masalah ketuhanan adalah teologi, karena 

Pembahasan yang paling asasi tidak akan pernah out of date dalam agama yaitu tentang Tuhan.

Setiap agama mempunyai ajaran tentang Tuhan tidak ada yang sama. Penghayatan dan pengabdian terhadap Tuhan sangat ditentukan oleh bagaimana Tuhan itu menurut ajaran agamanya.

Filsafat ketuhanan mengakui kepercayaan yang menyatakan Tuhan suatu kekuatan gaib yang mengatur dan menentukan alam semesta.

2. Pengertian Ketuhanan

Tuhan adalah merupakan sesuatu kekuatan yang tinggi, yang melebihi segala kekuatan yang ada di alam ini.

Tuhan tempat manusia meminta pertolongan.

3. Eksistensi (keberadaan Tuhan).

a. Merupakan paham pemikiran Theismus (Teistis)

  1. Tuhan itu ada dan berwujud.
  2. Tuhan pencipta, memelihara dan mengatur alam keseluruhan sehingga tetap berjalan dengan rapi dan harmonis (Tuhan aktif).    

b. Menurut paham pemikiran Deismus

  1. Tuhan itu ada dan berwujud.
  2. Tuhan pencipta alam, akan tetapi Tuhan tidak lagi ikut mengatur dan memelihara alam (Tuhan pasif).

Tuhan dalam pengertian umum

1. Tuhan adalah satu kekuatan yang ada di luar kekuatan manusia

2. Tuhan adalah keuatan yang dapat mengeluarkan dan menyelamatkan manusia dari masalah

c. Paham Atheistis ini pernah disinggung dalam Al-Qur’an surat Al-Jatsiyah (45) : 24;

وَقَالُوا مَاهِيَ إِلاَّ حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَايُهْلِكُنَآ إِلاَّ الدَّهْرُ 

وَمَالَهُم بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلاَّ يَظُنُّونَ {24}

yang artinya dan mereka berkata, “kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak yang membinasakan kita selain masa (dahr) dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan untuk itu mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja”.

d. Menurut paham pemikiran Agnocticitis (agnoctic) aku tidak tahu.

1). Paham tidak mau tahu, tidak peduli adanya Tuhan. Ada tidak adanya Tuhan bagi mereka sama saja.

2). Membicarakan tentang Tuhan tidak ada efek dan manfaatnya, hanya membuang-buang waktu.

3). Paham agnocticitis (agnoctic) berada di antara paham Theisme (teistis) dengan paham athei

c. Menurut paham pemikiran Atheis

1). Tidak mempercayai adanya Tuhan (nonsense). 

2). Segala sesuatu yang ada di alam ini bukan dari ciptaan Tuhan, akan tetapi terjadi dengan sendirinya melalui proses evolusi.

3). Yang menghidupkan dan mematikan manusia bukanlah Tuhan, tetapi semata-mata dimakan masa, karena sakit atau bersifat materi.

4). Hidup bukan karena adanya ruh, melainkan kita hidup, maka ruh itu ada.

Paham Atheis ini ditunggangi oleh paham materialism yang sangat mengkultuskan taraf berpikir dan kemajuan IPTEK. 

Testimoni kelompok Atheis “orang yang taraf berpikirnya rendah, merekalah yang membutuhkan Tuhan”

Paham agnoctic berkembang pada kaum cendikiawan atau intelektual barat yang sangat sibuk dengan IPTEK dan urusan-urusan dunia.

e. Paham pemikiran Pantheisme

Paham bahwa Tuhan dan alam itu satu dan tidak bisa dipisahkan.

Tuhan ada dalam alam dan alam berada dalam Tuhan, oleh karena itu Tuhan ada dimana-mana.

4. Hubungan antara manusia dan alam dengan Tuhan

a. Menurut paham Determinisme (determinus)

1) Perjalan hidup dan tingkah laku manusia dan gerak perjalanan alam ini telah ditentukan dan telah diatur oleh hukum yang telah diatur sebelumnya. Tokoh paham ini: Baron Holbach (Filsuf Prancis), Clarence Darrow (pakar hukum kriminal), Sir William Hamilton. Mereka berpendapat manusia adalah produk keturunan dan lingkungannya (man is the product of heredity and environment).

2) Tingkah laku manusia itu telah diprogramkan sedemikian rupa oleh faktor eksternal yang mengatur sejak semula. 

3) Kemauan dan kehendak itu tidak bebas akan tetapi ditentukan oleh kondisi psikis dan fisik manusia.

b. Menurut paham Predestiantion atau paham Fatalis

1) Manusia sama sekali tidak mempunyai kehendak dan kemampuan untuk melakukan perbuatan-perbuatannya. Sudah diatur dan ditentukan langsung oleh Tuhan. Manusia tidak memiliki iradah dan qudrah.

2) Manusia hanya menyerah menerima nasib yang telah ditentukan oleh Tuhan. Ibarat wayang yang bebas digerakan dalang.

c. Menurut paham indeterminisme atau paham Free Act atau Free Will

1) Manusia itu sesungguhnya memiliki kebebasan atau kemerdekaan memilih (freedom of choice).

2) Manusia bebas menentukan antara berbuat atau tidak antara bertindak atau tidak bertindak dalam menghadapi masalah (problema). Tokohnya dari dua negara yang berbeda ideologi, yaitu:      

Fyodoor Dostoevsky dari Rusia William James dari Amerika

Perbedaan paham Determinisme dan paham Predestination (fatalis) serta paham indeterminisme (Free Will) tentang kebebasan dan keterikatan manusia dengan Tuhan atau agama.

1) Paham Determinisme dengan paham Predestination (fatalis)

a) Paham Determinism

- Manusia masih mempunyai daya dan kehendak (will) untuk berbuat dan bekerja, meskipun dibatasi oleh hukum-hukum Tuhan

- Manusia bekerja dan beraktifitas menurut hukum-hukum alam yang telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan. Tuhan tidak campur tangan langsung terhadap perbuatan hambanya

d. Paham Predestination (fatalis)

 Tuhan langsung menggerakan tingkah laku dan perbuatan manusia, manusia sama sekali tidak mempunyai peranan dalam segala aktifitasnya.

1) Perbedaan paham Determinisme dengan paham Indeterminisme (Free Act, Free Will)

a) Manusia bekerja, beraktifitas dibatasi oleh hukum-hukum Tuhan (Determinisme).

b) Paham Indeterminisme (Free Will), manusia bekerja, berbuat, beraktifitas bukan mutlak karena hukum Tuhan (ketentuan Tuhan) melainkan didorong oleh pikiran, emosi dan jiwa maka manusia dapat menyelesaikan problema yang dihadapinya. Esensi kehidupan akan lebih bergairah dan bermakna.

Kebebasan dan keterikatan manusia dengan Tuhan dalam Islam. Dua pendapat yang berbeda, yaitu:

a) Pendapat pertama

Manusia memiliki kebebasan dalam tindakan, perbuatannya dan ikhtiar. Dalam Islam disebut golongan Qadariyah, sama dengan paham Indeterminisme (paham Free Will). Penganutnya: golongan Mu’tazilah, para filsuf seperti, Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Ibnu Sina dll.

2) Pendapat kedua

Manusia terikat dalam tindakan, perbuatan dan aktifitasnya, ada batas ikhtiarnya. Dalam Islam disebut golongan Jabariyah, sama dengan Paham Prediestination (Fatalis). Penganutnya: aliran Ahlussunnah wal Jama’ah. Akhirnya aliran Ahlussunnah wal Jama’ah memakai paham Qadariyah dan paham Jabariyah.

Penyebab munculnya aliran, paham Qadariyah dan Jabariyah.

a) Manusia memiliki kemampuan untuk berbuat dan menciptakan sesuatu namun kenyataannya manusia tidak selalu mampu mewujudkan setiap keinginan dan kehendaknya. Manusia sangat terikat oleh Qudrat dan Iradat Allah SWT. Afirmasi dari Al-Qur’an:

- QS. Al-Baqarah (2): 20, “Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

- QS. Ali Imran (3): 213, “Katakanlah, wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kekuasaan kepada orang-orang yang Engkau kehendaki dan Engkau ambil kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki”.

- QS. Ar-Ra’d (13): 11. “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

b) Umat muslim percaya bahwa Allah Maha Kuasa. Kekuasaan-Nya tidak terbatas, bersifat mutlak, segala sesuatu berlangsung atas izin dan kehendak Allah. QS. An-Najm (53): 39-40, “Dan tidaklah yang diperoleh bagi setiap manusia kecuali apa yang telah diusahaknnya dan bahwa usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepada-Nya”.

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Filsafat Ketuhanan Dalam Islam

Merupakan filsafat yang tertinggi karena menggali persoalan yang pertama, utama, dan menjadi sebab dari segala yang ada.    

Siapakah Tuhan Itu ?

Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN – ILAAHAINI - AALIHATUN

Dalam Al-Qur’an kata tersebut dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang diagungkan, dibesarkan atau dipentingkan oleh manusia. (QS. 45:23, 28:38, dll.)

Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa sehingga mereka merelakan dirinya untuk dikuasai oleh sesuatu tersebut.

Yang dipentingkan oleh manusia dapat juga diartikan dengan:

  • Yang dipuja / disembah
  • Yang dicintai / diagungkan
  • Yang diharap kebaikannya
  • Yang diharap pertolongannya
  • Yang ditakuti bahayanya, dll.

Dengan demikian makna tuhan itu dapat berbentuk apa saja, asal ia diperankan atau diposisikan sebagaimana di atas.

2. Manusia Membutuhkan Tuhan

a. Masalah ketuhanan adalah masalah yang sudah tua dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman namun tetap aktual dan tidak pernah out of date (tidak pernah usang) dari pemikiran manusia.

Masalah ketuhanan adalah masalah yang paling prinsipil bagi manusia, sekaligus menentukan arah hidup dan kehidupan setiap manusia.

c. Manusia memiliki fitrah ke-Tuhanan (homo religious).

d. Keterbatasan manusia dalam memenuhi keinginan dan dalam menyelesaiakn persoalan hidup dan kehidupan yang dihadapinya.

c. Tempat berlindung, meminta dari hal-hal yang diinginkan dan yang tidak diinginkan manusia.

d. Untuk mendapatkan ketenangan hidup.

    Proses pencarian Tuhan oleh manusia

a. Melalui kitab suci dan wahyu (tekstual).

b. Melalui pemikiran, ilmu pengetahuan (ra’yu). Dalil kauniyah (aposteriori) kritis dialektis.

c. Melalui proses intuitif (keyakinan, keimanan) dengan wijdan (perenungan).

Setiap manusia membutuhkan Tuhan 

a. Kelompok atheis hanya mengingkari Allah sebagai Tuhan yang hak.

b. Kelompok mulhid, kelompok yang menduakan Tuhan dengan bentuk lain.

Kelompok nihilism, kelompok yang menyingkirkan Tuhan dalam kehidupannya.

3. Tuhan dalam konsep ilmu tauhid

a. Allah itu satu (esa absolut) bukan ultimate reality (lebih dari satu). QS. Al-Ikhlas ayat 1-4.

1. Allah itu satu.

2. Allah tempat bergantung seluruh makhluk.

3. Allah tidak beranak dan tidak diperanakan (tidak awal dan akhir/tidak kena hukum kausalitas).

4. Allah Maha Kuasa, kuasa-Nya mutlak, absolut, dan tidak terbatas.    

Allah Esa Absolut

1) Dzat-Nya tidak ada awal dan tidak ada akhir (causa prime).

2) Sifat-Nya (wajib, mustahil dan jaiz).

3) Af’al-Nya dan kekuasaan-Nya.

b. Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah (2): 163, Wa Ilaahukum Ilaahun waahidun, Laa Ilaaha Illaa huwa Al Rahmaanu Al Rahim.

1. Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa.

2. Tiada Tuhan selain Dia (Allah)

3. Tuhan (Allah) yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

c. Allah yang menciptakan siang dan malam. QS. Al-An’aam (6): 96. “Dia (Allah) menyingsingkan subuh dan menjadikan malam untuk istirahat, matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

d. Allah tidak dapat dicapai dengan panca indera

Q.S Al An’am (6):103

“Dia (Allah) tidak dapat dicapai penglihatan sedang Allah meliputi penglihatan dan Allah Maha halus lagi Maha mengetahui”. 

e. Allah menjaga bukan dijaga, Allah yang memberikan penyakit tetapi tidak pernah sakit, menciptakan tetapi tidak diciptakan. QS. Al-Baqarah (2): 255 (ayat kursi).

Tuhan dalam konsep ilmu tauhid

a. Esa absolut, mencipta tanpa bantuan.

b. Maha kuasa dan sempurna absolut-Nya dalam menentukan setiap kejadian dan batasan.

c. Menjaga tanpa dijaga.

d. Tidak pernah lelah dan mengantuk.

e. Yang memberi tanpa butuh diberi.

f. Yang mendatangkan penyakit dan menyembuhkannya.

Ke-Esaan Allah

a. Esa Dzat-Nya

1) Tidak berawal dan tidak ada akhir.

2) Kekal (tidak berlaku hukum kausalitas).

3) Tidak ada yang menyamai dan melampaui-Nya.

b. Esa Sifat-Nya

Sangat sempurna dan sangat baik dengan sifat Al Asma’ul Al Husna.

c. Esa Af’al-Nya

Mutlak janji dan keputusan-Nya, tidak dibatasi oleh ruang, waktu, tempat atau kondisi.

4. Cara mentauhidkan Allah

1. Melalui dalil-dalil qauliyah. 

2. Mempelajari dan menyingkap dalil-dalil kauniyah (wilayah IPTEKS)

3. Wijdan (perenungan). Proses dan akhir dari kehidupan dunia.

Dalam isi pertanyaan yang sangat klasik, yaitu:

a. Min aina : berasal dari mana?

b. Limadza ‘aladdunya : untuk apa hidup di dunia?

c. Ilaa aina: sesudah hidup ini mau ke mana?

5. Tiga sebutan Ilmu Tauhid dan Makna yang Terkandung di Dalamnya

a. Tauhid Rububiyah

Tuhan maha pencipta, mengatur, memelihara segala ciptaan-Nya.

Allah Maha Pencipta Pertama, manusia adalah pencipta kedua

Segala sesuatu milik Allah dan akan diambil atau kembali kepada Allah (QS. Al-Fatihah: 1)

b. Tauhid Uluhiyah/Ilahiyah

Allah tumpuan harapan, doa, permintaan oleh manusia

Allah yang wajib untuk disembah, lihat QS. Al-Fatihah:1

c. Tauhid Asma’wasshifa

Nama-nama Allah yang sangat sempurna dan melambangkan kesempurnaan Allah Subhanahu wata'ala, menyebut Asmaul Husna adalah wahana yang mengundang Taufik, hidayah dan inayah Allah, lihat QS. Al-Al’Araaf(7):180. Memohonlah kepada Allah dengan nama-nama yang baik itu

Pembuktian Tuhan sebagai pencipta

a. Teori kejadian (menurut hukum akal)

Setiap sesuatu yang ada dan terjadi tentu ada pencipta-Nya. Mustahil sesuatu itu ada dengan sendirinya (teori metafisika).

b. Teori keteraturan (sunnatullah)

Sesuatu itu mungkin teratur, rapi, indah sedemikian rupa jika tidak ada yang mengaturnya (teori moral).

c. Teori gerak

Planet dan alam ini bergerak menurut ketentuan masing-masing sesuai dengan rotasi dan orbitasinya (teori teleologi).

d. Alam ini akan kembali kepada awalnya dan tidak ada yang abadi, akan mengalami perubahan. Kecuali Allah Subhanahu wata'ala (causa prima) Sang Al-Khaliq.

Semoga bermanfaat Sallam bahagia Sukses Dunia Akhirat Aamiin.

0 Response to "Filsafat Ketuhanan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak