Iman Dan Taqwa

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

Iman dan Taqwa

APA ITU IMAN DAN TAQWA?

Pengertian Iman

Secara Etimologi 

Berasal dari kata kerja “Aamana, Yu’minu, Imanan”, artinya percaya

Secara Terminologi

Iman adalah Tashdiqun bil qolbi wa qouwlun bi lisani wa a’maalun bil jawarih. 

Artinya membenarkan dengan penuh keyakinan dan ikhlas dalam hati, mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan dan mempraktekkan dengan tingkah laku.

Dari kedua defininisi iman baik secara etimologi dan terminologi adalah: 

Iman atau kepercayaan adalah: sikap batin yang terletak dalam hati (jiwa) tidak terlepas dari proses dan kondisi psikologis, juga kondisi internal serta kondisi eksternal yang mempengaruhinya.

Iman adalah ikatan antara qalbu (hati) dengan ucapan dan prilaku dengan istilah lain: Iman adalah kesatuan, keselarasan dan keserasian serta keseimbangan antara isi hati dngan ucapan dan perbuatan atau pandangan dan sikap hidup yang berdasarkan ajaran Allah, (sinergi yang harmanis antara Trikotomi)    

Iman merupakan dasar atau pokok ajaran Islam, karena iman sangat menentukan seseorang dalam mencintai Allah.

Iman sangat menentukan nilai kepribadian atau nilai kemanusian seseorang secara mutlak, baik buruknya akhlak manusia tergantung imannya yang dimiliki. 

Pengertian Taqwa

Secara etimologi, kata taqwa berasal dari kata waqa yaqi wiqayah artinya takut, menjaga, memelihara dan melindungi.

Secara terminologi taqwa adalah melaksanakan keseluruhan aspek kemanusiaan baik keyakinan, ucapan, maupun perbuatan secara konsisten terhadap nilai-nilai ajaran islam.

Pengertian taqwa dalam istilah lain adalah sikap mental seseorang yang selalu ingat dan waspada terhadap sesuatu dalam rangka memelihara dirinya dari dosa dan selalu berusaha melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, pantang berbuat salah dan melakukan kejahatan terhadap orang lain, diri sendiri dan lingkungan .

Indikator Taqwa

Dari aspek keyakinan yang mencerminkan nilai-nilai akidah Islam, iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab suci, para nabi, yaumil akhir, qodho dan qodar. Instrument ketaqwaan merupakan jalan untuk memelihara fitrah iman.

Aspek ucapan yang mencerminkan nilai-nilai akhlak, seperti berkata jujur dan menepati janji.

Dari aspek perbuatan yang mencerminkan nilai-nilai amal saleh menurut islam seperti mendirikan shalat, membayar zakat, infak, sodakoh dan mengasihi sesama.

Proses Lahirnya Iman 

Proses intern adalah benih iman yang dibawa oleh orang tua semenjak dalam kandungan dengan mengenal ajaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan pembiasaan melaksanakan ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Allah memerintahkan manusia untuk selalu mencari rizki yang halal. Makanan dan minuman yang halal yang dikonsumsi manusia secara alamiah dalam tubuh manusia memproduksi spermatozoa dan ovum. Pertemuan spermatozoa dan ovum tentunya atas dasar ketentuan yang digariskan dalam ajaran Allah merupakan benih yang baik. 

Alqur’an mengisyaratkan bahwa proses penciptaan manusia secara sempurna dalam kandungan ibu di usia kandungan sampai 4 bulan tidak hanya penciptaan secara fisik (QS. Almu’minun, 23 : 12 - 14). 

Setelah perkembangan embrio sempurna diciptakan, lalu Allah memasukan ruh pada fisik manusia yang didalamnya terdapat potensi akal, fikiran dan kalbu. Ruh manusia diciptakan Allah Subhanahu wata'ala dalam arwah sebelum diciptakannya universe ( alam semesta). Firman Allah s.w.t. dalam surah al-Sajdah (32): 7 – 9 ) 

Akal fikiran yang dimiliki manusia dengan segala keistimewaannya memiliki kekurangan karena tidak dapat mencari kebenaran yang hakiki. Karena itu Allah dalam ruh manusia tidak hanya member potensi akal dan fikiran tetapi member benih iman sebagai petunjuk dari Allah untuk bisa menerima ajaran Allah yang dibawa melalui perantara para Nabi. Sejak tahapan yang sempurna inilah proses lahirnya iman pada manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah s.w.t. dalam QS. Al-a’raf : 172

Proses Lahirnya Iman Selanjutnya Adalah

Melalui Proses Tasdiqu bil qalbi yang disebut dengan proses afektif; Pengakuan dari hati atau jiwa secara ikhlas, kepada Allah. 

Melalui Proses Iqranarun Bil lisaan yang disebut dengan proses kognitif. Ikrar atau pengakuan yang sadar, paham bahwa Tuhan yang disembah adalah Allah Subhanahu wata'ala.

Melalui proses ‘Amal bil Jawarih yang disebut dengan proses psikomotor (perbuatan) Iman atau keyakinan kepada Allah dibuktikan dalam setiap amalan, perbuatan mengedepankan perintah Allah dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga selalu berbuat yang baik, positif dengan ukuran Syariat Allah.

Proses ekstern, terdapat 5 prinsip

  1. Prinsip pembinaan berkesinambungan
  2. Prinsip internalisasi dan individuasi 
  3. Prinsip sosialisasi 
  4. Prinsip konsistensi dan koherensi
  5. Prinsip integrasi

Ruang lingkup Rukun Iman

Para ulama membagi ke dalam 4 (empat) pembahasan yaitu:

1. Ilahiyat membahas tentang Ketuhanan

2. Nubuwwat membahas tentang Utusan-utusan Allah swt atau Rasul dan Para Nabi

3. Ruhaniyat membahas tentang Makhluk Ghaib seperti Jin, Iblis dan Malaikat

4. Sam’iyyat membahas tentang Alam Ghaib seperti alam kubur, akhirat, surga dan neraka

Faktor yang Meningkatkan Iman dan Merusak serta Dampaknya terhadap Jiwa, Akal, dan Akhlak.

1. Mempelajari dan mengenali perintah Allah dan Rosulnya serta meninggalkan larangan Allah dan Rosulnya menurut Al Quran dan hadist sesuai dengan kemampuan dan tingkatkan pemahaman (proses pengenalan)

2. Membiasakan diri mengerjakan perintah Allah dan Rosulnya dan meninggalkan yang dilarang-Nya baik kesadaran sendiri maupun saat berada dilingkungan pergaulan (masyarakat) proses pembiasaan.

3. Menumbuhkan raa cinta yang tulus dan ikhlas terhadap perintah Allah dan terhadap laranganan-Nya sudah menjadi kebutuhan bukan sekedar membayar kewajiban kepada Allah dan Rosulnya.

Dampaknya terhadap Jiwa, Akal, dan Akhlak.

1. Cinta kepada Allah dan Rasul dengan mengamalkan AlQuran dan Hadist

2. Pengabdian hanya kepada Allah ( Tawakal ) dalam semua aktivitas

3. Selalu interospeksi diri 

4. Optimisme dalam memperjuangkan masa depan yakin Allah akan memberikan jalan keluar dari himpitan masalah danproblematika

5. Menepati janji dengan baik dan ihklas

6. Tidak sombong dan tawadhu’

7. Sederhana, hemat, cermat.

Faktor yang Meningkatkan Iman dan Merusak serta Dampaknya terhadap Jiwa, Akal, dan Akhlak.

1. Syirik dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

2. Mengundi nasib dan bermain sihir.

3. Mempercayai bahwa semua agama itu sama.

4. Menjadikan agama dan hukum Islam sebagai bahan candaan.

5. Fasiq = Melakukan perbuatan dosa dan maksiat.

6. Hubbudunya = Mencintai kesenangan dunia dan mengabaikan bekal akhirat.

7. Kufur Nikmat = Tidak pandai bersyukur. kepada Allah swt atas karunia yang diberikan Allah SWT.

Faktor yang merusak serta dampaknya terhadap jiwa, akal, dan akhlak.

1. Munculnya individu atau kelompok yang bodoh dan miskin.

2. Munculnya individu atau kelompok yang mengabaikan kepercayaan kepada Allah swt dan mempertaruhkan hidupnya pada materi.

3. Munculnya individu atau kelompok kufur nikmat dengan diindikasikan perilaku yang rakus, tamak, kikir, tidak pernah puas atas rezeki yang Allah berikan dan sebagainya.

Cara Memperbaiki Krisis Iman

1. Menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

2. Menumbuhkan sikap sabar dan syukur

3. Memiliki sikap pemaaf

4. Memiliki rasa malu

5. Seimbang antara keyakinan, ucapan dan perbuatan

6. Kegunaan Iman dan Takwa Bagi Seorang Muslim

Iman sangat penting bagi kehidupan manusia dan sangat berpengaruh pada kebaikan jiwa dan pemikiran manusia di antaranya adalah:

1. Membentuk dan menumbuhkan jiwa yang kuat dan sehat sehingga tidak cemas dan gelisah dan tidak takut terhadap cobaan yang ada. 

2. Dapat menjauhkan dan menanggulangi konflik kejiwaan yang bisa menyeret manusia kepada penyakit mental dan penyakit jiwa lainnya.

3. Menuntun dan membentuk cara berfikir yang positif, konstruktif memilih dan memisahkan mana yang baik dan mana yang benar, mana yang bermanfaat dan mana yang mudharat, mana yang berdosa dan mana yang berpahala.

Karakteristik orang beriman yang dijelaskan dalam Al Qur’an 

1. Jika disebut nama Allah subhanahu wa ta'ala maka hatinya bergetar QS. Al Anfal ayat 2

2. Senantiasa tawakal yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah swt dan diiringi dengan do’a QS. Ali Imran ayat 120

3. Tertib dalam melaksanakan sholat dan selalu menjaga keutamaannya QS. Al Mukminun ayat 2 dan 7.

4. Menafkahkan sebagian rezeki yang diterimanya QS. Al Anfal ayat 3

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan QS. Al Mukminun ayat 3 dan 5

6. Memelihara amanah dan menepati janji QS. Al Mukminun ayat 6

7. Berjihad dijalan Allah swt dan suka menolong QS. Al Anfal ayat 74

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. QS. an Nur ayat 62

Iman dan Takwa Melahirkan Sikap Tawakkal sebagai Implementasi dari Judgement and Decision Making.

Pengaruh iman dan taqwa akan membentuk perilaku tawakkal pada seorang muslim sebagai dasar diri dalam menjalani kehidupan.

1. Iman dan taqwa melenyapkan kemusyrikan. QS. Al Fatihah ayat 1-7.

2. Iman dan taqwa menanamkan berani menghadapi kematian. QS. An Nisa ayat 78.

3. Iman dan taqwa menanamkan self help dalam kehidupan. QS. Hud ayat 6.

4. Iman dan taqwa memberikan ketenteraman jiwa QS. Al Ra’du ayat 28

5. Iman dan taqwa mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan thayyibah). QS. An Nahl ayat 97.

6. Iman dan taqwa memelihara sikap ikhlas secara konsekuen. QS. Al An’am ayat 162.

7. Iman dan taqwa memberikan keuntungan. QS. Al Baqarah ayat 5.

Seorang hamba yang beriman pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan taat menjalankan amal ibadah, menyembah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Apabila menghadapi tantangan hambatan dan masalah, maka ia akan bertawakkal (berserah diri) kepada-Nya. Ia meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Implementasi iman kepada Allah subhanahu wa ta'ala 

Keyakinan dan ketundukan hanya ditujukan semata-mata kepada dan karena Allah.(lillah)

Meyakini bahwa perjalaan hidup tidak bertentangan dengan syariat Allah.

Meyakini bahwa setiap diri akan dimintai pertanggung jawaban tentang apa yang dikerjakannya di dunia. 

Meyakini bahwa Allah-lah yang menentukan dan menetapkan serta memutuskan segala sesuatu di dunia ini.

Implementasi iman kepada malaikat

Ketika manusia beriman dengan malaikat, makhluk Allah yang abstrak dan suci. Ia diciptakan dari Nur. Maka ia mewujudkan dalam kehidupan ini untuk selalu menjalankan kebaikan, sebagaimana juga malaikat berbuat baik menjalankan perintah Allah. Manusia percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan diawasi oleh Allah Subhanahu wata'ala melalui malaikat Allah Subhanahu wata'ala.

Implementasi iman kepada kitab suci

Dapat diwujudkan dengan memiliki kepercayaan diri yang kuat akan kebenaran aturan Allah Subhanahu wata'ala dalam kitab suci-Nya, Yang menjadi pedoman hidup (way of life) Maka ia akan menata hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah Subhanahu wata'ala, sehingga hidupnya memiliki harapan masa depan yang jelas dan pasti. Dan dengan mempedomani kitab suci tersebut jiwa, pikiran, perasaan akan tenteram.

IMPLEMENTASI IMAN KEPADA RASUL

Dapat diwujudkan dengan meneladani perilaku para Rasul dalam keseluran aspek kehidupan.

Dapat direalisasikan dengan berusaha selalu berlaku jujur (shidiq), bertanggungjawab mengemban( amanah), menyampaikan nasehat/misi kebenaran (tabligh), dan berlaku cerdas dan bijaksana (fathonah). 

Dapat menjadikan Rasul sebagai Uswah hasanah dalam hidup dan kehidupan ini, karena mereka sebagai ulul Azmi (Nabi Nuh,brahim, Musa dan Isa dan Muhammad)

Implementasi iman kepada hari akhir

Akan berdampak pada perilaku sehari-hari. Keimanan ini melahirkan keyakinan bahwa tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, semua akan dihitung dan dicatat.

Diantara perilaku yang dapat mencerminkan iman kepada hari akhir adalah taat dan patuh beribadah, menjauhi kemaksiatan, suka bersedekah, suka membantu orang lain, tidak silau pada gemerlap dunia, bersyukur, bersikap jujur dan adil, selalu berusaha menjadi lebih baik, bersikap rendah hati, optimis dan lapang dada.

Implementasi iman kepada qadha dan qadar

Menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini merupakan kehendak dan kuasa Allah swt.

Maka sebagai orang yang beriman tidak boleh meratapi takdir, mencela bagian/nasib yang diberikan Allah subhanahu wata'ala.

Iman kepada qadha dan qadar melahirkan sikap optimis, tidak mudah putus asa dan kecewa.

Orang beriman bila mendapat keberuntungan, ia bersyukur dan merasa bahwa semua karunia Allah swt. Ketika seseorang mendapat kemalangan /musibah ia hadapi dengan sabar dan tabah.

Cinta tanah air salah satu ciri orang beriman.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mencontohkan bagaimana beliau mempertahankan agama dan tanah airnya di kota Madinah. Dari piagam madinah (traktak Madinah) kita dapat belajar bagaimana cara Rasulullah SAW bisa menyatukan seluruh masyarakat Madinah yang berbeda suku dan agama. 

Semangat kebangsaan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dapat dijadikan sebagai rujukan dalam berbangsa dan bernegara (NKRI).

Sejarah berdirinya bangsa Indonesia (NKRI) tidak terlepas peran ulama dan santri dan paraa pejuang (syuhada).

Istilah cinta tanah air sebagai ciri orang beriman populer dengan istilah hubbul wathon minal iman. Istilah ini digagas oleh ulama NU KH. Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1934, dengan karangan syairnya yang populer “Ya lal wathon”. 

Mencintai tanah air dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan profesi masing-masing. Misalnya sebagai pejabat mengurus roda pemerintahan dengan amanah, sebagai pengajar membimbing dan mendidik generasi bangsa ini dengan amanah. Begitupun profesi-profesi lainnya.

Sebagai warga negara berkewajiban mencintai dan mempertahankan kesatuan NKRI .

Syari’at Islam mengajarkan untuk bersatu di jalan Allah dalam mengelola sda dan sdm. Seluruh warga bangsa harus bersatu padu dengan mengharap ridha Allah. Inilah sebuah sikap cinta tanah air dan bela Negara Kesatuan Republik Indonesia, sabagai impelentasi Iman dan Taqwa. 

Semoga bermanfaat.

Jadilah Bermanfaat Sallam Bahagia Sukses Dunia Akhirat Aamiin.

0 Response to "Iman Dan Taqwa"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak