Bersabar Terhadap Penguasa


Bersabar Terhadap Penguasa

ูˆุนَู† ุงุจْู†ِ ู…ุณْุนُูˆุฏٍ ุฑุถูŠ ุงู„ู„َّู‡ ุนู†ู‡ ุฃู†َّ ุฑุณูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ ุตَู„ّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆุณَู„َّู… ู‚ุงู„ : « ุฅِู†َّู‡َุง ุณَุชูƒُูˆู†ُ ุจَุนْุฏِู‰ ุฃَุซَุฑَุฉٌ ูˆَุฃُู…ُูˆุฑٌ ุชُู†ْูƒِุฑูˆู†َู‡ุง ، ู‚َุงู„ُูˆุง : ูŠุง ุฑุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ูَู…ุง ุชَุฃู…ุฑُู†ุง ؟ ู‚ุงู„َ : ุชُุคَุฏُّูˆู†َ ุงู„ْุญู‚َّ ุงู„َّุฐูŠ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆุชَุณْุฃู„ูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡ ุงู„ุฐูŠ ู„ูƒُู…ْ » ู…ุชูู‚ٌ ุนู„ูŠู‡

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

“Sesungguhnya sepeninggalku, kalian akan melihat sikap mementingkan diri sendiri (yang dilakukan oleh penguasa) dan banyak hal yang kalian pasti mengingkarinya (menolaknya).” 

Para sahabat bertanya, “Apa yang akan engkau perintahkan kepada kami, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tunaikan hak mereka dengan baik dan mohonlah hak kalian kepada Allah Ta’ala.”

(Muttafaq ‘alaih, HR. Bukhari, no. 7052, dan Muslim, no. 1843).

Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;

1. Penjelasan tentang mukjizat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, di mana berita dari beliau menjadi kenyataan yaitu banyak dari pemimpin negeri mengutamakan dirinya atas rakyatnya dengan mengambil hak-hak mereka.

2. Dalam hadits ini ada anjuran untuk mendengar dan taat, meskipun yang menjadi pemimpin itu zalim dan berbuat aniaya. Ketaatan yang menjadi haknya tetap harus ditunaikan, tidak boleh memberontak kepadanya dan melepaskan ketaatan kepadanya. Akan tetapi, hendaknya kembali kepada Allah Ta’ala dalam menyingkirkan gangguannya dan menolak kejelekannya, serta memohon kebaikannya.

3. Kezaliman dan kejahatan yang dilakukan penguasa, baik dengan alasan yang dibenarkan maupun tidak, tidak menjadi alasan bolehnya menggulingkan pemerintah, seperti keinginan banyak pihak. Sebab, hal itu berarti upaya menghilangkan kejelekan dengan yang lebih jelek dan upaya meredam tindakan zalim dengan tindakan yang lebih zalim.

4. Pemberontakan hanya akan menimbulkan kezaliman dan kerusakan yang lebih besar dibandingkan kezaliman yang dilakukan pemerintah. Oleh karena itu, hendaknya mereka bersabar seperti kesabaran yang dituntut ketika beramar ma’ruf dan bernahi munkar dari kezaliman yang dilakukan oleh objek yang menjadi sasarannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ูŠَุง ุจُู†َูŠَّ ุฃَู‚ِู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَุฃْู…ُุฑْ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูˆَุงู†ْู‡َ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ูƒَุฑِ ูˆَุงุตْุจِุฑْ ุนَู„َู‰ٰ ู…َุง ุฃَุตَุงุจَูƒَ ۖ ุฅِู†َّ ุฐَٰู„ِูƒَ ู…ِู†ْ ุนَุฒْู…ِ ุงู„ْุฃُู…ُูˆุฑِ

“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah dari apa yang menimpamu.” (QS. Luqman: 17).

5. Hadis ini juga menjadi gambaran dari kesempurnaan Islam dan keindahan syariatnya, ketika ada perintah dan motivasi untuk bersatu menjaga kebersamaan dan persatuan bersama kaum muslimin serta bersabar dalam menghadapi kejahatan dan kezaliman penguasa. 

Sudah tentu tujuan utamanya adalah menggapai kemaslahatan dan menghindari kerusakan, sehingga terciptalah kebaikan rakyat dan negara.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi:

Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

0 Response to "Bersabar Terhadap Penguasa"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak