Menjadi Pribadi Yang Tawazun (Seimbang)

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya, 

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

Menjadi Pribadi Yang Tawazun (Seimbang)

 بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم 

Tazkiyatun Nafs

إِذَا فَرَغْتَ مِنْ أُمُوْرِ دُنْيَاكَ فَانْصَبْ فِى عِبَادَةِ رَبِّكَ 

“Jika kau telah menyelesaikan semua urusan duniamu, maka segera sibukkanlah dirimu untuk ibadah kepada Tuhanmu."

Penjelasan:

1. Seorang muslim hendaklah membagi waktu untuk menyelesaikan urusan dunia dan akhiratnya sehingga ia menjadi pribadi yang tawazun (seimbang), sebab ada waktu dimana ia bekerja, ada waktu dimana ia bercengkrama dengan anak dan istrinya dan ada saatnya ia bermunajat kepada Rabbnya.


2. Allah berfirman,

 “ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ 

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Al Insyirah: 7 & 8)

Yakni jika engkau telah selesai dari urusan-urusan dunia dan berbagai kesibukannya serta telah memutus semua hubungannya, maka bersungguh-sungguhlah dalam ibadah dan bangkitlah pada-Nya dengan penuh semangat. Kosongkan pikiran dan ikhlaskan niat serta harapan hanya kepada Rabbmu.

Mujahid berkata mengenai ayat ini, "Jika engkau telah selesai dari urusan dunia, maka lakukanlah shalat dan bersungguh-sunggulah kepada Rabbmu". Dalam sebuah riwayat disebutkan, "Jika engkau melaksanakan shalat maka bersungguh-sungguhlah dalam hajat (keperluan)mu (Tafsir Ibnu Katsir). 

3. Agar kita bersungguh-sungguh menghadap Allah, Nabi shalallahu 'alaihi wasallam melarang seseorang melaksanakan shalat ketika makanan sudah dihidangkan atau dalam keadaaan menahan buang air besar dan kecil.

Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُهُ الأَخْبَثَانِ

“Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan (kencing atau buang air besar).” (HR. Muslim no. 560).

Artinya tidak sempurna shalat seseorang ketika makanan sudah dihidangkan atau ketika ia sedang menahan buang air besar dan kecil, dikarenakan pikirannya ketika itu konsentrasi kepada shalat yang sedang ia lakukan.

4. Firman allah

. وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi." (QS. Al-Qashash: 77)

5. Maksud dari firman Allah di atas adalah, "Gunakanlah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu berupa harta yang berlimpah dan kenikmatan yang luas dalam rangka untuk keta’atan kepada Rabbmu dan bertaqorrub kepada-Nya hingga dapat menghasilkan pahala di dunia dan akhirat."

“Dan jangan kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi", yaitu dari apa yang diperbolehkan Allah SWT padanya berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan pernikahan.

Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak atasmu, dirimu memilki hak, keluargamu memilki hak dan orang-orang yang berziarah kepadamu memiliki hak. Maka berikanlah setiap sesuatu haknya masing-masing (Tafsir Ibnu Katsir).

Jadilah Bermanfaat Sallam Bahagia Sukses Dunia Akhirat Aamiin.

0 Response to "Menjadi Pribadi Yang Tawazun (Seimbang)"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak