Tinggalkan Keraguan

Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya, 

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.

Meninggalkan yang Meragukan, Pilih yang Meyakinkan

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku hafal (sebuah hadits) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Tinggalkanlah yang meragukanmu lalu ambillah yang tidak meragukanmu. 

Karena sesungguhnya kejujuran mendatangkan ketenangan dan sesungguhnya kebohongan mendatangkan keraguan.’”(HR. Tirmidzi, no. 2518; An-Nasa’i, no. 5711, dan lainnya dengan sanad shahih).

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;

1. Hadits ini memiliki kandungan yang luas dan banyak pelajaran penting. Terutama tentang tarkusy syubuhat (ترك الشبهات), meninggalkan syubhat. Karena Agama Islam tidak menghendaki umatnya memiliki perasaan ragu dan bimbang.

2. Siapa saja yang menginginkan ketenangan dan ketentraman, tinggalkanlah keraguan dan buang jauh-jauh, terutama setelah selesai melaksanakan suatu ibadah sehingga engkau tidak merasa gelisah.

3. Hadits ini memuat salah satu dasar dan kaidah yang besar dalam Islam, khususnya dalam dunia fiqih. Keyakinan tidak bisa dikalahkan oleh keraguan dan kesamaran, sebagaimana kepastian dari sebuah fakta tidak bisa dianulir dari asumsi akal manusia. Oleh karena itu para ulama membuat sebuah kaidah ushul:

اليقين لا يزال بالشك

“Keyakinan tidak bisa dikalahkan oleh keraguan.” 

(Imam As Suyuthi, Al Asybah wan Nazhair, Kaidah No. 12).

4. Penjelasan agar kita diam terhadap perkara syubhat dan meninggalkannya. Kalau sesuatu yang halal tentu akan mendatangkan ketenangan, sedangkan sesuatu yang syubhat mendatangkan keragu-raguan.

5. Bentuk wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang ragu-ragu lalu mengambil yang tidak meragukan. Bagi seorang muslim hendaknya beramal berdasarkan keyakinan, berjalan di atas keyakinan, menerima dan menolak dengan keyakinan pula. 

Dasar dari keyakinan adalah ilmu. Ada pun keraguan dan persangkaan lemah tidaklah membawa sedikit pun pada kebenaran.

Allah Ta’ala berfirman;

إِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا

“Sesungghnya persangkaan itu tidaklah sedikit pun membawa pada kebenaran ..” (QS. Yunus (10): 36).

6. Sebagian ulama berdalil dengan hadits ini bahwa keluar dari perselisihan ulama itu lebih utama

7. Meninggalkan dusta dan terus menjaga kejujuran akan membawa ketenangan, sedangkan dusta selalu membawa pada keragu-raguan.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Jadilah bermanfaat Sallam bahagia Sukses Dunia Akhirat Aamiin.

0 Response to "Tinggalkan Keraguan "

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak