ISLAM MENGAKUI KEBUTUHAN ANAK-ANAK UNTUK BERMAIN
Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.
ISLAM MENGAKUI KEBUTUHAN ANAK-ANAK UNTUK BERMAIN
Perhatikanlah argumentasi saudara Yusuf alayhis salam agar dapat diizinkan oleh ayahnya, Nabiyullah Ya’qub ‘alayhis salam :
“Biarkanlah dia (Yusuf) pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.” [QS Yusuf : 12]
Akhirnya Nabiyullah Ya’qub alayhis salam memberi izin kepada mereka untuk membawa keluar Yusuf, meski beliau berfirasat bahwa mereka akan berbuat muslihat dan keburukan kepada Yusuf alayhis salam.
Alasan beliau mengizinkan karena beliau sadar kebutuhan Yusuf kecil untuk bermain dan bersenang-senang, meski ternyata ini semua adalah ‘akal-akalan’ alias tipu muslihat saudara Yusuf untuk mencelakan anak yang beliau sayangi. Karenanya, bermain bagi anak itu kebutuhan yang harus diberikan.
Nabi Muhammad Shalallahu A'laihi Wa Sallam kecil pun juga bermain sebagaimana anak-anak lainnya bermain, sebagai- mana Riwayat Muslim dari Anas bin Malik :
“Rasulullah Shallallahu a'laihi wasallam pernah didatangi Jibril ketika beliau sedang bermain dengan anak-anak kecil. Jibril menangkap dan menidurkan beliau, lalu membelah dan mengeluarkan jantungnya. Jibril mengeluarkan segumpal darah dari beliau seraya berkata, ‘Ini adalah bagian setan darimu.’ Jibril kemudian mencuci dalam bejana emas dengan air zamzam. Setelah itu, Jibril menjahit dan mengembalikan ke tempat semula.
Anak-anak kecil tersebut mendatangi ibu susu Nabi Shalallahu A'laihi Wa Sallam seraya berkata, ‘Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.’ Orang-orang lalu menanti beliau Shalallahu A'laihi Wa Sallam dengan ekspresi wajah memerah (karena khawatir).” Anas berkata, “Aku pernah melihat bekas luka tersebut di dada beliau.” (HR. Muslim no. 162)
Belum lagi ketika beliau telah dewasa dan telah diangkat menjadi nabi dan rasul, bagaimana interaksi beliau Shalallahu A'laihi Wa Sallam kepada anak-anak, begitu banyak riwayat yang menerangkannya dengan detail dan sangat luar biasa, seperti bermain kuda-kudaan, berlomba, menyemburkan air, mengeluarkan lidah, memanah, berkuda, dll.
0 Response to "ISLAM MENGAKUI KEBUTUHAN ANAK-ANAK UNTUK BERMAIN"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak