Adakah Wanita yang Mau Dimadu?
Adakah Wanita yang Mau Dimadu?
Mana ada wanita yang mau dimadu. Itulah pemeo yang sering kita dengar sehari-hari dan telah mengakar pada benak sebagian besar kaum wanita.
Ungkapan tersebut juga mencerminkan betapa besarnya keengganan kaum wanita untuk berbagi suami dan memasuki kehidupan dalam keluarga poligami.
Jika ditawarkan kepada mereka antara poligami dan monogami, dapat dipastikan mayoritas wanita akan memilih monogami. Walaupun pilihannya itu belum tentu membawa mereka kepada kebahagiaan rumahtangga.
Oleh karenanya, banyak kasus gugat cerai yang diajukan seorang istri terhadap suaminya, gara-gara sang suami ingin berpoligami. Ia lebih memilih berpisah dengan suami yang dicintainya daripada harus tetap bersama dengan menyandang status istri tua.
Hal serupa juga sering menjadi pilihan bagi calon istri kedua. Ia bersedia dinikahi oleh seorang pria beristri dengan syarat istri pertamanya diceraikan terlebih dahulu.
Gambaran di atas merupakan realitas yang terjadi saat ini di berbagai negara di dunia. Hal itu menjadi indikator kuatnya dominasi pemikiran dan budaya barat yang kian memasyarakat. Sedangkan di sisi lain, syariat Islam nampak sangat terasing dan tidak tersosialisasi dengan baik.
Walaupun demikian, ternyata di antara sekian banyak jumlah wanita di dunia ini, masih ada yang secara tulus dan ikhlas menerima konsep poligami. Bahkan mereka dapat merasakan kebahagiaan rumahtangga melebihi kebahagiaan wanita yang mempertahankan sistem pernikahan monogami.
Mengapa mereka mau dimadu? Apa yang mereka harapkan dari pernikahan poligami yang dijalankannya?
Tidakkah mereka merasa takut akan mendapat cemoohan dari orang-orang di sekitarnya? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang harus mereka hadapi.
Sampai hari ini penulis belum mengetahui adanya penelitian yang secara khusus ditujukan untuk mengetahui sebab-sebab seorang wanita bersedia dipoligami, atau alasan seorang istri merelakan suaminya menikahi wanita lain yang menjadi istri keduanya.
Oleh karenanya, tidak ada gambaran yang pasti mengenai hal tersebut. Apalagi masalah seperti itu sangat erat kaitannya dengan perkara hati, yang tidak mungkin dapat diselami. Namun yang jelas, niat dan tujuan mereka pasti bermacam-macam, sesuai dengan kondisi dan latar belakangnya masing-masing.
Ada seorang istri yang sama sekali tidak menghalangi suaminya menikah lagi, dikarenakan ia merupakan istri yang sangat taat beragama dan memahami hikmah-hikmah poligami secara benar. Ia begitu peduli dengan nasib sesamanya yang menjadi perawan tua dan janda-janda yang tidak bersuami.
Kerelaannya benar-benar didasarkan pada pertimbangan syariat yang diyakininya.
Ada pula istri yang terpaksa mengijinkan suaminya berpoligami karena ketidakberdayaannya menghadapi hujah-hujah suami, atau bahkan karena ketidakberdayaan-nya dari sisi ekonomi keluarga.
Demikian pula dengan gadis-gadis belia dan janda-janda yang bersedia menjadi istri kedua, ketiga atau keempat. Mereka sama-sama memiliki alasan yang berbeda-beda, bisa saja yang menjadi alasan utama mereka hanyalah karena faktor ekonomi dan faktor kebutuhan biologis semata.
Bagi para gadis, faktor usia bisa saja menjadi alasan yang utama. Mungkin karena khawatir terlambat menikah, atau karena adanya tekanan orangtua, disebabkan pria beristri yang melamarnya itu mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan mereka.
Namun boleh jadi kesediaan mereka dinikahi oleh pria beristri itu, dikarenakan mereka merupakan gadis-gadis dan janda- janda yang telah terbina keimanannya secara benar.
Sehingga mereka tidak terlalu mempermasalahkan status calon suaminya, yang penting dapat membawa mereka menuju ketetapan iman dalam sebuah rumahtangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
0 Response to "Adakah Wanita yang Mau Dimadu?"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak