Historiografi Tradisional

Historiografi Tradisional adalah penulisan sejarah yang dilakukan pada masa kerajaan Hindu-Buddha hingga kerajaan Islam di Nusantara. 

Karya-karya historiografi tradisional ini umumnya dibuat oleh para pujangga istana dan memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan historiografi modern.

Berikut beberapa ciri-ciri Historiografi Tradisional:

  • Sentris pada Raja dan Keraton: Fokus utama historiografi tradisional adalah pada raja, keluarga kerajaan, dan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di keraton. Kehidupan rakyat biasa jarang mendapat perhatian.
  • Bersifat Religio-Magis: Cerita sejarah sering dibumbui dengan unsur-unsur religius dan magis, seperti kesaktian raja, campur tangan dewa-dewa, dan legenda.
  • Menggunakan bahasa yang puitis dan penuh dengan metafora: Bahasa yang digunakan dalam historiografi tradisional umumnya bersifat puitis dan penuh dengan metafora, sehingga tidak selalu mudah dipahami oleh orang awam.
  • Tujuannya untuk melegitimasi kekuasaan raja: Historiografi tradisional sering dibuat untuk melegitimasi kekuasaan raja dan mempromosikan kejayaan kerajaan.

Beberapa contoh Historiografi Tradisional:

  • Nagarakertagama (Desawarnana) karya Mpu Prapanca (Kerajaan Majapahit)
  • Pararaton (Sejarah Raja-Raja Singasari)
  • Tantu Panggelaran (Kerajaan Kediri)
  • Sejarah Melayu (Kerajaan Malaka)
  • Babad Tanah Jawi (Jawa)

Fungsi Historiografi Tradisional:

  • Sumber informasi sejarah: Historiografi tradisional merupakan sumber informasi penting tentang sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara.
  • Memahami budaya dan nilai-nilai masyarakat: Historiografi tradisional dapat membantu kita memahami budaya dan nilai-nilai masyarakat pada masa lampau.
  • Mempelajari bahasa dan sastra kuno: Historiografi tradisional merupakan sumber penting untuk mempelajari bahasa dan sastra kuno.

Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, Historiografi Tradisional tetaplah sumber informasi yang berharga untuk memahami sejarah dan budaya Nusantara.

Catatan:

  • Historiografi Tradisional juga dikenal sebagai historiografi klasik atau historiografi kuno.
  • Istilah historiografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "historia" yang berarti "penyelidikan" dan "graphia" yang berarti "penulisan".

Semoga penjelasan ini membantu!

0 Response to "Historiografi Tradisional"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak