Arti Ilmu Hanya Sampai Di Kepala


“Kita tahu ini haram, tapi kenapa kita terkadang masih melakukannya? Itu tandanya ilmu kita baru sampai di kepala, belum sampai masuk ke dalam hati.”

Mari kita bedah pernyataan tersebut bersama:

Pernyataan ini menyoroti sebuah dilema yang seringkali dialami oleh banyak orang, terutama mereka yang beragama. Meskipun kita telah mengetahui suatu tindakan itu dilarang oleh agama (haram), mengapa kita masih terdorong untuk melakukannya?

Beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi:

  • Pemahaman yang dangkal: Mungkin kita hanya memahami larangan tersebut secara teoritis, tanpa benar-benar merenungkan makna di balik larangan itu.
  • Lemahnya iman: Kekuatan iman seseorang sangat mempengaruhi tindakannya. Jika iman kita lemah, godaan duniawi akan lebih mudah mengalahkan kita.
  • Dorongan nafsu: Nafsu seringkali menjadi penggerak utama tindakan kita. Ketika nafsu menguasai, kita sulit untuk menolak godaan.
  • Lingkungan: Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh. Jika lingkungan kita banyak melakukan hal-hal yang dilarang, kita akan mudah terpengaruh.
  • Kurangnya kesadaran diri: Kita mungkin tidak menyadari seberapa besar pengaruh kebiasaan buruk terhadap diri kita.

Apa artinya jika ilmu hanya sampai di kepala, belum sampai ke hati?

  • Ilmu tanpa amal: Ilmu yang hanya sampai di kepala ibarat teori yang belum diterapkan. Sebaik apapun teori itu, jika tidak diamalkan, maka tidak ada manfaatnya.
  • Kurangnya kesadaran: Seseorang yang ilmunya hanya sampai di kepala belum benar-benar menyadari pentingnya suatu larangan.
  • Mudah goyah: Orang seperti ini mudah terombang-ambing oleh godaan duniawi.

Bagaimana agar ilmu bisa sampai ke hati?

  • Merenungkan makna: Cobalah untuk memahami makna di balik setiap larangan agama.
  • Memperkuat iman: Dengan memperkuat iman, kita akan lebih mudah menolak godaan.
  • Berdoa: Mintalah petunjuk dan kekuatan kepada Tuhan agar kita bisa istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya.
  • Bergaul dengan orang-orang baik: Lingkungan yang positif akan sangat membantu kita dalam memperbaiki diri.
  • Introspeksi diri: Lakukan evaluasi diri secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan kita.

Kesimpulan

Pernyataan di atas merupakan pengingat bagi kita semua agar tidak hanya sekedar mengetahui aturan agama, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar ilmu yang kita miliki bisa bermanfaat, kita harus berusaha agar ilmu tersebut tidak hanya sampai di kepala, tetapi juga meresap ke dalam hati.

0 Response to "Arti Ilmu Hanya Sampai Di Kepala"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak