Hadis tentang Tawadhu' (Rendah Hati)

Dalam sebuah hadis, dari sahabat ‘Iyadh bin Himar radhiallahu ‘anhu berkata,

قَامَ فِينَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ خَطِيبًا، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ أَمَرَنِي، إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri berkhutbah di tengah-tengah kami lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu’ (saling merendah diri) agar tidak seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain.” (HR. Muslim 4/2198 no. 2865).

Hadits yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Iyadh bin Himar radhiallahu ‘anhu ini menjelaskan tentang pentingnya sikap tawadhu' (rendah hati) dalam kehidupan seorang Muslim. Berikut adalah beberapa poin penting dari hadits tersebut:

Perintah Allah untuk Bersikap Tawadhu':

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa Allah SWT memerintahkan beliau dan seluruh umat Islam untuk bersikap tawadhu'. Perintah ini menunjukkan bahwa tawadhu' merupakan salah satu akhlak yang sangat penting dalam Islam.

Tujuan Bersikap Tawadhu':

Tujuan utama dari bersikap tawadhu' adalah untuk mencegah kesombongan dan kezaliman. Ketika seseorang bersikap tawadhu', dia tidak akan merasa superior atau lebih tinggi dari orang lain. Hal ini akan membantu menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kasih sayang dalam masyarakat.

Manfaat Bersikap Tawadhu':

Selain mencegah kesombongan dan kezaliman, tawadhu' juga memiliki banyak manfaat lainnya, seperti:

  • Meningkatkan rasa cinta dan kasih sayang di antara sesama Muslim.
  • Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan umat Islam.
  • Memudahkan seseorang untuk menerima kritik dan saran.
  • Membuka pintu rahmat dan karunia Allah Subhanahu wata'ala.

Contoh Penerapan Tawadhu' dalam Kehidupan Sehari-hari:

  • Menyapa dan menghormati orang lain dengan ramah, tanpa membeda-bedakan status sosial atau kedudukan.
  • Bersedia membantu orang lain yang membutuhkan.
  • Tidak sombong atas ilmu pengetahuan, harta benda, atau kedudukan yang dimiliki.
  • Mau menerima kritik dan saran dengan lapang dada.
  • Selalu berlapang dada dan memaafkan kesalahan orang lain.

Kesimpulan:

Hadits ini menunjukkan bahwa tawadhu' merupakan salah satu akhlak yang sangat penting dalam Islam. Dengan bersikap tawadhu', kita dapat menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kasih sayang dalam masyarakat, serta mendapatkan banyak manfaat lainnya. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama berusaha untuk menerapkan sikap tawadhu' dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber:

  • Hadits Riwayat Muslim no. 2865

Tambahan:

Selain hadits yang diriwayatkan oleh ‘Iyadh bin Himar radhiallahu ‘anhu, masih banyak hadits lainnya yang menjelaskan tentang pentingnya sikap tawadhu'. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji zarrah.” (HR. Muslim)
  • “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk tubuh dan rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)
  • “Barang siapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

Dengan memahami dan mengamalkan hadits-hadis tersebut, diharapkan kita dapat menjadi pribadi yang lebih tawadhu' dan dicintai oleh Allah Subhanahu wata'ala.

Semoga bermanfaat.

0 Response to "Hadis tentang Tawadhu' (Rendah Hati)"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak