MENGUNGKIT PEMBERIAN ADALAH KARAKTER ORANG YANG KIKIR DAN UJUB

MENGUNGKIT PEMBERIAN ADALAH KARAKTER ORANG YANG KIKIR DAN UJUB

Sebuah faidah yang dinukilkan oleh Al Hafizh rahimahullah dalam Fathul Bari (3/229) dari Al Imam Al Qurthuby rahimahullah,

الْمَنُّ غَالِبًا يَقَعُ مِنَ الْبَخِيلِ وَالْمُعْجَبِ فَالْبَخِيلُ تَعْظُمُ فِي نَفْسِهِ الْعَطِيَّةُ وَإِنْ كَانَتْ حَقِيرَةً فِي نَفْسِهَا وَالْمُعْجَبُ يَحْمِلُهُ الْعُجْبُ عَلَى النَّظَرِ لِنَفْسِهِ بِعَيْنِ الْعَظَمَةِ وَأَنَّهُ مُنْعِمٌ بِمَالِهِ عَلَى الْمُعْطَى وَإِنْ كَانَ أَفْضَلَ مِنْهُ فِي نَفْسِ الْأَمْرِ وَمُوجِبُ ذَلِكَ كُلِّهِ الْجَهْلُ وَنِسْيَانُ نِعْمَةِ اللَّهِ فِيمَا أَنْعَمَ بِهِ عَلَيْهِ وَلَوْ نَظَرَ مَصِيرَهُ لِعَلِمَ أَنَّ الْمِنَّةَ لِلْآخِذِ لِمَا يَتَرَتَّبُ لَهُ مِنَ الْفَوَائِدِ

“Mengungkit-ungkit pemberian kebanyakannya dilakukan oleh orang yang kikir dan ujub. Maka seorang yang kikir merasa besar kepala dengan apa yang dia berikan itu, padahal yang diberikan tidak seberapa.

Adapun orang yang ujub, dia merasa bangga atas dirinya karena sudah memberikan sesuatu kepada orang lain walaupun orang yang dia beri lebih mulia daripada dirinya.

Sebab dari semua ini adalah kebodohan dan lalai atas apa yang Allah berikan kepada dirinya. Apabila dia mau berpikir, maka apa yang dia berikan itu hanya memberikan manfaat bagi si penerima saja (tidak ada manfaat bagi dirinya sama sekali -pent.)"

Analisis Hadis tentang Mengungkit-ungkit Pemberian

Terjemahan Bebas dan Penjelasan:

Hadis di atas menjelaskan bahwa kebiasaan mengungkit-ungkit pemberian yang telah diberikan kepada orang lain umumnya dilakukan oleh dua jenis orang:

  1. Orang yang kikir: Mereka merasa pemberian yang diberikannya sangat berharga dan menganggap penerima sangat beruntung menerimanya. Padahal, sebenarnya nilai pemberian tersebut tidak seberapa. Sikap kikir ini membuat mereka merasa berhak untuk terus-menerus mengingatkan penerima akan kebaikan yang telah mereka lakukan.
  2. Orang yang ujub: Mereka merasa sangat bangga dengan diri sendiri karena telah berbuat baik kepada orang lain. Bahkan, mereka merasa lebih mulia daripada orang yang menerima pemberiannya. Sikap ujub ini mendorong mereka untuk terus-menerus menyombongkan diri dan menganggap remeh orang lain.

Penyebab Utama:

  • Kebodohan: Mereka tidak memahami hakikat pemberian dan tidak bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
  • Lupa diri: Mereka lupa bahwa semua yang mereka miliki adalah anugerah dari Allah dan mereka tidak berhak untuk menyombongkannya.

Dampak Negatif:

  • Mencemarkan niat baik: Pemberian yang seharusnya menjadi amal ibadah menjadi sia-sia karena dilandasi oleh sifat kikir dan ujub.
  • Merusak hubungan dengan orang lain: Sikap mengungkit-ungkit dapat membuat penerima merasa tidak nyaman dan bahkan tersinggung.
  • Menjauhkan diri dari rahmat Allah: Orang yang kikir dan ujub akan sulit untuk mendapatkan ridho Allah.

Pelajaran yang Dapat Diambil:

  • Berikanlah dengan ikhlas: Jangan mengharapkan balasan apapun atas kebaikan yang kita lakukan.
  • Hindari sifat kikir dan ujub: Selalu rendah hati dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan.
  • Ingatlah bahwa semua yang kita miliki adalah titipan Allah: Kita hanya sementara mengelola harta dan kekuasaan yang Allah berikan.

Kesimpulan:

Hadis di atas memberikan peringatan yang sangat penting bagi kita semua. Sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa berusaha untuk membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti kikir dan ujub. Dengan begitu, kita dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Catatan:

Terjemahan di atas adalah terjemahan bebas yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, sebaiknya rujuk pada kitab-kitab tafsir hadis yang lebih lengkap.

0 Response to "MENGUNGKIT PEMBERIAN ADALAH KARAKTER ORANG YANG KIKIR DAN UJUB"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak